Bacaan: Barukh. 5:1-9; Flp. 1:4-6. 8-11; Luk. 3: 1-6.
JALAN – adalah sarana untuk sampai ke tujuan. Dan hati adalah jalan untuk mengalami perjumpaan penuh sukacita dengan Tuhan. Dibutuhkan jalan yang lurus, jalan yang rata dan bebas hambatan, mempermudah dan memperlancar suatu perjalanan yang aman, lancar dan damai. Sebaliknya, bila berliku, tidak rata, rusak akan menjadi hambatan untuk mencapai tujuan.
Adven minggu kedua ini, tampil Yohanes Pembaptis yang dengan lantang menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis”. Dan seruan ini disampaikan di padang gurun. Padang gurun lambang hidup yang penuh tantangan, lambang hati yang kering tanpa harapan, penuh bahaya yang mengancam, tidak ada kehidupan. Padang gurun adalah lambang hati manusia yang jauh dari kebahagiaan dan keselamatan, karena dosa. Di padang gurun hati manusia inilah Yohanes berteriak lantang agar bertobat. Jalan hati ini harus disiapkan untuk datangnya Tuhan. Jalan hati yang bengkok harus diluruskan, yang lekak-lekuk oleh kesombongan harus diratakan, agar semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Keselamatan itu bersemi dari hati, jalan hati yang pantas bagi Tuhan. Buah pertoobatan adalah kasih, pengampunan, keadilan, perbuatan-perbuatan baik dan benar seturut kehendak Allah. Jalan hati yang disiapkan adalah pertobatan.Bertobat dalam setiap perkataan dan perbuatan.
Keselamatan itu membutuhkan persiapan, yang terkadang sulit bagi kita, namun bukan tidak mungkin. Keselamatan harus kita upayakan dengan penuh ketekunan dan sukacita, sebagai sebuah ziarah menuju kepada keselamatan, yaitu Tuhan itu sendiri. Persiapan itu diperlukan agar kita tanpa hambatan dapat sampai pada perjumpaan yang membahagiakan.
Masa Adven, masa penuh rahmat kita menantikan dan mempersiapkan serta menyongsong penuh sukacita kedatangan-Nya. Kita menyambut-Nya dengan penuh harapan. Kita berharap dan membiarkan Allah berkarya secara gilang-gemilang dalam hidup kita masing-masing. Inilah jalan yang dapat kita tempuh yakni pertobatan. Jangan tunda untuk bertobat!
Kita berdoa: Ya Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami berani menata jalan hidup kami dengan sungguh bertobat dan kembali ke jalan-Mu serta dapat sampai kepada-Mu.**
Rm. Fransiskus Emanuel Dasanto, Pr; Sekretaris Komkat KWI