Pertemuan Nasional Katekis ke II

pernas-foto.jpg

RANGKUMAN AKHIR PERTEMUAN NASIONAL KATEKIS II
SAWANGAN, BOGOR, 24-28 November 2010

1.Selama 4 hari, dari tanggal 24 sampai dengan tanggal 28 November 2010, kami 70 katekis dari keuskupan-keuskupan se Indonesia berkumpul di Sawangan Bogor, dalam Pertemuan Nasional Katekis II. Selama empat hari itu kami merasakan peneguhan atas pelayanan kami, melalui homili Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Leopold Girelli, melalui sharing pengalaman Ibu Affra Siowardjaja dan Ibu Ir. Linda Wahjudi, serta pengalaman kami masing-masing. Kami juga diajak untuk mengembangkan motivasi kami, melalui pendampingan dari Ibu Ir. Linda Wahjudi.

2.Kami menyadari bahwa awal panggilan kami untuk menjadi katekis sangatlah beragam. Ada katekis-katekis yang memang sejak awal memilih untuk menjadi katekis, entah karena tertarik pada orang tuanya yang katekis, ataupun oleh teladan katekis lain, atau karena dorongan pastor paroki. Ada pula yang pada awalnya tidak pernah berpikir untuk menjadi katekis, namun pada akhirnya menjadi katekis dan menjalaninya dengan penuh kesetiaan. Entah bagaimanapun awal perjalanan kami sebagai katekis, kami menyadari bahwa menjadi katekis adalah panggilan Tuhan. Tuhanlah yang memanggil kami untuk ikut serta dalam tugas pewartaan Gereja. Kami percaya Tuhan memanggil kami untuk terlibat dalam karya pewartaannya. Dalam perjalanan hidup kami, kami merasa “ditangkap oleh Kristus” (Fil 2:13). Kami dipilih untuk melaksanakan tugas perutusan, sebagaimana dikatakan oleh Kristus sendiri: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap” (Yoh 15:16).

3.Kami mengalami bahwa medan pelayanan kami sangat bervariasi. Banyak dari kami bekerja di tempat-tempat terpencil, di daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh pelayanan imam. Banyak tantangan dan kesulitan kami hadapi entah tantangan fisik berupa medan kerja yang sulit, maupun kesulitan-kesulitan akibat kurang dimengertinya tugas-tugas kami. Namun demikian, kesulitan dan tantangan itu tidak mengendorkan semangat dan kebanggaan kami untuk menjadi katekis, karena kami tahu bahwa kami menjalankan perintah Kristus untuk mewartakan Injil dan menjadikan segala bangsa muridNya (Mat 28:18-20). Kami bangga bahwa boleh ikut serta dalam karya Gereja menghadirkan Kerajaan Allah di tengah masyarakat.

4.Kami semakin menyadari bahwa katekis merupakan unsur penting dalam hidup Gereja. Tugas kami untuk mewartakan Injil merupakan tugas yang tak dapat diabaikan dalam Gereja. St. Paulus mengatakan: “Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?” (Rm. 10:14-15). Tugas seorang katekis sangatlah penting, karena membawa orang mendengar mengenai Kristus dan akhirnya percaya padaNya. Bahkan dalam pengalaman kami, kami tidak hanya membawa orang percaya pada Kristus, tetapi juga membantu orang untuk semakin hidup menurut kehendak Kristus (bdk. Catechesi Tradendae No. 20). Artinya, tugas kami tidak hanya menyangkut pengajaran iman, tetapi melingkupi pula membantu umat hidup dalam imannya. Oleh karena itu, tidak jarang kami, para katekis, juga terlibat dalam penggembalaan umat dalam segala seginya. Di daerah-daerah yang jauh dari pusat paroki, para katekis hampir menjalankan semua bidang karya pastoral, kecuali pelayanan sakramental yang memerlukan kuasa tahbisan. Oleh karena itu, sangat tepatlah kalau para katekis disebut sebagai ujung tombak Gereja.

5.Mengingat betapa luhurnya tugas katekis dalam Gereja, kami menyadari perlunya pembaharuan semangat hidup kami. Kami mau melaksanakan tugas-tugas kami bukan sekedar sebagai kewajiban, tetapi sebagai anugerah, karena Allah melibatkan kami dalam tugas perutusan puteraNya, sebagaimana dikatakan oleh St. Paulus: “Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini” (2 Kor 4:1). Oleh karena itu, kami mau melaksanakan pelayanan kami secara out-standing agar sungguh menghasilkan buah yang melimpah bagi Gereja dan masyarakat kami. Kami mau menjadi katekis yang berani bermimpi, bermimpi bahwa semua orang yang kami layani dapat mengalami perjumpaan dengan Yesus dalam hidup mereka. Untuk itu, perlulah kami merencanakan sungguh-sungguh pelayanan kami, serta berani bekerjasama dengan semua orang yang mendukung karya kami. Kami mau “bertolak ke tempat yang dalam” (Luk 5:4), dengan berani menggunakan sarana-sarana baru seperti media komunikasi modern dalam pelayanan kami. Tak lupa, kami bertekad untuk menata hidup kami, baik emosi, kata-kata, maupun pola makan, agar kami tetap sehat dan dapat mengabdikan diri pada karya katekese.

6.Untuk mendukung upaya-upaya kami itu, kami ingin menyampaikan rekomendasi berikut ini:
a.Untuk kami sendiri
•Kami mau mensosialisasikan hasil Pernas kepada teman Katekis, para pastor maupun umat.
•Kami mau meningkatkan motivasi dan semangat pelayanan kami.

b.Untuk Komkat Keuskupan
•Kami mengharapkan Komkat Keuskupan menyelenggarakan Pertemuan Katekis tingkat Keuskupan
•Kami mengharapkan Komkat Keuskupan membentuk perhimpunan para katekis.
•Kami mengharapkan Komkat Keuskupan mengadakan buku-buku Pelajaran Agama

c.Untuk Regio:
•Kami mengharapkan terselenggaranya Pertemuan Katekis tingkat Regio
•Kami mengharapkan agar Pertemuan Komkat Regio membicarakan Katekese Media

d.Untuk Komkat KWI
•Kami mengharapkan Komkat KWI menyelenggarakan Pernas Katekis III
•Kami mengharapkan Komkat KWI memberikan penghargaan pada Katekis-katekis yang sudah lama berkarya.
•Kami mengharapkan Komkat KWI memperjuangkan kesejahteraan katekis non PNS.

e.Untuk Bimas Katolik Pusat maupun Daerah
•Kami mengharapkan Bimas Katolik Pusat maupun Daerah mengupayakan lebih banyak pengangkatan Katekis maupun Penyuluh Agama
•Kami mengharapkan Bimas Katolik Pusat maupun Daerah mendata dan meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan katekis dan penyuluh lapangan non PNS.
•Kami mengharapkan Bimas Katolik Pusat maupun Daerah makin menjalin kerjasama dengan Gereja.
•Kami mengharapkan Bimas Katolik Pusat maupun Daerah mengadakan Kitab Suci dan Buku-Buku Pelajaran Agama Katolik.

Sawangan, 28 November 2010
Para Peserta Pernas Katekis II

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *