Rekoleksi Kerahiman Ilahi di Paroki St. Paulus Depok, Keuskupan Bogor

rekoleksi-2.jpg

Paus Fransiskus menetapkan Tahun Kerahiman Allah dari tanggal 8 Desember 2015 – 20 November 2016. Pembukaan Tahun Kerahiman pada 08 Desember 2015 karena tanggal tersebut adalah Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa dan peringatan 50 tahun penutupan Konsili Vatikan II. Penutupannya akan dilaksanakan pada tanggal 20 November 2016 karena tanggal itu merupakan Hari Raya Kristus Raja Semesta. Dalam penetapan Tahun Kerahiman Allah itu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus merupakan ‘wajah’ belas kasihan Bapa-Nya.

Demikian penjelasan awal Bp. Stefan Leks dalam rekoleksi umat paroki St. Paulus Depok, keuskupan Bogor pada hari minggu (21/2/16). Rekoleksi umat yang dihadiri lebih dari 500 orang ini terdiri dari para pengurus lingkungan, wilayah, dewan pastoral paroki dan dewan keuangan paroki serta umat pada umumnya. Pastor paroki, Yosef Paleba Tolok, OFM pada pembukaan rekoleksi mengungkapkan bahwa sudah lama umat paroki St.Paulus Depok merindukan sebuah pertemuan rekoleksi tentang kerahiman ilahi. Maka pelaksanaan rekoleksi yang diselenggarakan dalam gedung gereja St. Paulus ini merupakan jawaban atas kerinduan umat katolik di paroki ini.

Selama kurang lebih dua jam, Bp. Stefan Leks menjelaskan makna dan hakikat tahun Kerahiman Ilahi sebagaimana yang dicanangkan Paus Fransiskus. Kerahiman ilahi, demikian Stefan Leks sudah tertera dalam Kitab Suci Perjanjian Lama seperti antara lain dalam mazmur 103.

Hal penting yang disoroti dalam rekoleksi ini adalah tentang Devosi Kerahiman ilahi dan bagaimana mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Devosi Kerahiman Ilahi ini didasarkan pada pesan-pesan Tuhan Yesus kepada Santa Faustina. Devosi Kerahiman Ilahi adalah devosi kepada cinta belas kasihan Allah yang tak terbatas kepada umat-Nya. Melalui devosi Kerahiman Ilahi itu, kita juga bersedia menjadi bejana-bejana kerahiman-Nya. Menjadi bejana kerahiman-Nya berarti bersedia untuk membiarkan belasih kasih-Nya mengalir melalui diri kita bagi orang-orang yang membutuhkannya. Ada tiga tema pokok dalam Devosi Kepada Kerahiman Ilahi, yaitu: 1) untuk meminta dan mendapatkan kerahiman Allah, 2) percaya kepada rahmat Kristus yang berlimpah , dan 3) untuk menunjukkan kerahiman kepada sesama dan bertindak sebagai saluran kemurahan Allah.

Devosi Kerahiman Ilahi tidak pernah dipisahkan dengan penghormatan kepada Lukisan Kerahiman Ilahi. Lukisan tersebut memancarkan Kerahiman Allah. Kerahiman Allah itu dilambangkan dengan dua sinar, yaitu warna merah dan warna pucat, yang memancar dari hati Tuhan Yesus. Kedua sinar itu melambangkan Darah dan Air: 1) sinar merah melambangkan Darah yang adalah hidup bagi jiwa-jiwa dan 2) sinar pucat melambangkan Air yang menguduskan jiwa-jiwa.

Kerahiman Ilahi dibuka dengan tombak yang menusuk lambung Tuhan Yesus. Kerahiman Ilahi itu memancar dalam darah dan air Tuhan melalui lambung-Nya. Darah dan Air dari hati Tuhan Yesus itu memberi kehidupan kepada jiwa-jiwa karena jiwa-jiwa itu telah dikuduskanNya. Rahmat belas kasih Allah itu berlimpah dan disediakan bagi jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa dipanggil untuk terus menerus menimbanya. Timba dari sumur belas kasih Allah itu adalah Lukisan Kerahiman Ilahi dengan tulisan ‘Yesus, Engkau Andalanku’.

Kita yang memberi penghormatan terhadap Lukisan Kerahiman Ilahi berada dalam belas kasih-Nya di bumi dan khususnya saat ajal. Jam Kerahiman Ilahi adalah pukul tiga sore. Pada jam Kerahiman Ilahi itu kita berdoa dan memeditasikan sengsara Tuhan Yesus, khususnya saat Ia sendirian merenggang nyawa-Nya. Pada jam Kerahiman Ilahi ini kita diminta untuk berdoa memohon kemakuasaan-Nya bagi seluruh dunia, teristimewa bagi orang-orang berdosa yang malang. Pada saat itu belas kasih-Nya dibuka lebar bagi setiap jiwa. Kita yang berdoa pada jam Kerahiman Ilahi ini dapat memperoleh apa saja yang kita minta bagi diri sendiri dan bagi orang-orang lain; Pada jam Kerahiman Ilahi ini, kita mengakui Kerahiman Allah bagi seluruh dunia di mana belas kasih menang atas keadilan.

Selama dua jam lebih Bp. Stefan Leks menyampaikan materi, dan nampaknya umat sangat betah duduk mendengarkannya. Pada sesi tanya jawab, banyak umat bertanya mulai dari hal-hal yang sifatnya informatif sampai pada bagaimana cara melaksanakan devosi yang baik dan benar. Kesempatan ini juga dimanfaatkan beberapa umat untuk sharing pengalamannya berdevosi kepada kerahiman ilahi.

Ketua panitia rekoleksi Bp. Bonefasius Galis dalam acara penutupan berterima kasih kepada Bp. Stefan Leks yang telah rela datang ke paroki St. Paulus untuk memberikan pencerahan kepada umat. Semoga tidak hanya sebatas pengetahuan yang diterima umat namun yang paling penting adalah bagaimana umat dapat menghayati devosi Kerahiman Ilahi dalam kehidupan sehari-hari. Puncak dari kegiatan rekoleksi ini adalah perayaan ekaristi kudus yang dipimpin oleh Pater Anton Sahat Manurung, OFM, pastor rekanan paroki St. Paulus Depok, Keuskupan Bogor. (Daniel Boli Kotan).

credit photo: P. Alfons Suhardi, OFM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *