Bacaan: Why. 11: 19a, 12:1 – 6a, 10ab; 1Kor.15: 20-27; Luk. 1:39-56.
Hari ini kita merayakan pesta Maria dipermuliakan, ia diangkat ke Surga. Allah telah berbuat sesuatu yang besar terhadap Maria, sebagaimana Ia telah melakukan hal-hal besar terhadap bangsa Israel, umat pilihan-Nya. Dalam diri Maria seorang putri Israel, Maria dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Putera Allah. Maria menjadi Tabut Perjanjian Baru, lambang kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya.
Atas karya agung Allah yang istimewa dan luar biasa ini, ditanggapi Maria dengan dua sikap yang luar biasa dan mengensankan. Sikap pertama ialah: Sikap Syukur. Maria sungguh bersyukur atas perbuatan besar Allah baginya, untuk mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat. Syukur karena ternyata Allah memperhatikan dirinya yang hina dina dan rendah. Ucapan syukur itu terucap: “Jiwaku memuliakan Tuhan Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan besar kepadaku…” Sikap yang kedua, adalah Sikap Percaya. Maria menaruh kepercayaan penuh atas semua rencana Allah bagi dirinya walau ia sendiri belum mengerti, dan ia hanya menjawab dengan penuh percaya, “terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”. Maria sangat percaya akan Allah Juruselamatnya, karena Allah menjadi kekuatan dan jaminannya. Seluruh kehidupan Maria, ia percayakan pada Allah yang berkarya dalam dirinya. Allah sungguh memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Maria mendapat tempat khusus dan istimewa.
Maria bermadah dalam magnificatnya. Magnificat Maria adalah sebuah himne Revolusioner tentang Kerajaan Allah yang menjungkir-balikkan nilai-nilai manusia lama oleh Tuhan untuk melahirkan nilai-nilai baru Kerajaan Allah. Magnificat Maria adalah madah revolusioner rangkap tiga, yakni: 1) Revolusioner Rohani – RahmatNya turun temurun atas orang yang takut akan Dia, 2) Revolusioner Politik – Allah menurunkan yang berkuasa dan meninggikan yang lemah. 3) Revolusioner Sosisal ekonomi – dimana Allah melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar. Hidup Maria adalah sebuah Magnificat.
Maka kitapun diajak untuk memiliki sikap seperti Maria, yang selalu bersyukur atas karya besar Allah bagi kita dalam hidup ini, dan selalu percaya bahwa rencana Tuhan akan terlaksana dalam diri kita. Ada banyak hal dalam hidup harian kita yang tidak kita mengerti seperti apa rencana Tuhan bagi masing-masing kita. Namun seperti Maria, kita belajar untuk percaya akan terjadi atas diri dan hidup kita, sebab Ia selalu memperhatikan hamba-Nya yang hina. Juga, seperti Maria kitapun mewujudkan tiga revolusi Maria dalam hidup kita, menjadikannya sebagai sebuah madah kehidupan. Dan seperti Maria, kita tetap mengikuti Yesus dengan setia dalam suka-duka hidup kita sampai akhir.
Maka merayakan pesta Maria diangkat ke Surga, menyadarkan kita akan perbuatan besar Allah bagi kita dalam hidup kita masing-masing. Bersama Maria kita boleh bersyukur, berpasrah dan percaya kepada Allah. Karena kerendahan hati dan ketaatannya pada Allah, Maria diangkat ke surga jiwa badan, dan seperti Maria, setiap orang beriman pun pada saatnya nanti akan diangkat ke dalam surga. Kita bersyukur dan bermadah, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku..” “Magnificat anima mea Domini” **
Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI.
Amin. Trima kasih Kaka Romo..