Bertempat di Hotel Amaris, Juanda, Jakarta 23-25 Januari 2024 telah berlangsung pertemuan tahunan Pengurus Lengkap Komkat KWI. Hadir dalam pertemuan ini Ketua Komkat KWI, Sekretaris Eksekutif Komkat KWI, staf ahli Komkat KWI, Ketua-ketua Regio dan perwakilan Lembaga Pendidikan Tinggi dari unsur Perddikati dan Perpetaki. Pertemuan tahunan ini diawali dengan Misa pembukaan yang dipimpin langsung oleh Ketua Komkat KWI, Mgr Inno Ngutra, Uskup Ambonia. Dalam kotbah Mgr Inno mendorong pengurus untuk terus-menerus memajukan karya katekese dan menganimasi para katekis di lapangan agar menjadi saksi iman yang hidup dan memiliki daya tarik. Selanjutnya diikuti laporan Komkat KWI, lalu dilanjutkan dengan hari studi tentang “Katekis sebagai Pendidik Iman”, laporan setiap regio, laporan utusan Perpetaki dan Perdikkati, dan warnasari. Berikut ini merupakan rangkuman dari berbagai tema yang dibahas dalam pertemuan tahunan tersebut.
Laporan Komkat KWI
Komkat KWI selama tahun 2023 telah melaksanakan dengan baik program prioritas yakni penyusunan dan penerbitan buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka tingkat SD, SMP, SMA dalam kerja sama dengan penerbit Kanisius, penerbitan buku Katekese Paus Fransiskus dalam kerja sama dengan penerbit Obor, dan telah menyelesaikan penyusunan buku Imam dan Katekese, Kuliah Kateketik di STFTK dan buku Katekese, Kenangan 30 tahun Katekismus Gereja Katolik. Komkat KWI juga telah menganimasi kegiatan Komkat Regio Jawa, Nusra, MAM dan mengadakan sosialiasi Kurikulum Merdeka kepada para Guru Agama Katolik di berbagai Keuskupan. Selain itu juga telah melaksanakan aneka kegiatan rutin non prioritas seperti rapat koordinasi dengan kemenag, PT Kanisius, Puskur Kemendikbudristek, dan KLSD KWI.
Rencana kerja Komkat KWI tahun 2024 mencakup rapat pengurus lengkap Komkat KWI, Pertemuan Komkat Regio, Pernas Katekis V, Animasi Katekis, Pertemuan Dosen Kateketik STFT, dan terus menjalin kerja sama kemitraan dengan PT Kanisius, OBOR, dan koordinasi dengan Kemenag dan Puskur Kemendikbudristek.
Identitas Katekis menurut Petunjuk untuk Katekese 2020
Dalam pertemuan ini, didalami tema studi Identitas Katekis menurut Petunjuk untuk Katekese 2020. Dalam bingkai katekese sebagai perjalanan pedagogis menuju kedewasaan mentalitas iman, Petunjuk untuk Katekese 2020 menggariskan identitas katekis sebagai: saksi iman dan penjaga ingatan akan Allah; guru dan mistagog; pendamping dan pendidik (PuK 113).
Pertama-tama, katekis adalah saksi iman dan penjaga ingatan akan Allah. Ketika katekese berfokus pada manusia dan menjadi jalan pedagogis untuk membimbingnya menuju kedewasaan, maka katekis terutama hadir sebagai saksi. Yang dipentingkan dalam katekese adalah kehadiran yang jujur dan otentik dan penawaran akan cinta kasih Allah dalam semangat belaskasihan. Di sini kesaksian hidup lebih menarik dari pada kata-kata. Kesaksian hidup akan menyentuh wilayah afektif dan mendorong orang untuk mengetahui lebih dalam isi iman yang harus diakuinya.
Sebagai saksi seorang katekis tidak terutama berbicara banyak tentang Tuhan tetapi membiarkan Tuhan banyak berbicara melalui kesaksian hidupnya. Karyanya melibatkan keseluruhan dirinya. Sebelum Dia mengajarkan Sabda Allah, Dia harus memilikinya sendiri dan hidup sesuai dengan Sabda-Nya. Kebenaran hidupnya meneguhkan pesan yang dia ajarkan. Adalah sesuatu yang menyedihkan, jika katekis tidak “melaksanakan apa yang mereka ajarkan” dan mewartakan Tuhan yang diketahui secara teoritis, tetapi yang dengan-Nya dia tidak mempunyai kontak sama sekali (Bdk. GC 8-10).
Paus Fransiskus menegaskan bahwa katekis bukan terutama gelar atau profesi, tetapi satu panggilan. Sebagai panggilan katekis membimbing orang-orang kepada perjumpaan dengan Kristus tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan, dengan kesaksian hidup yang meyakinkan (Bdk. Heryatno: 2018, 227-232). Untuk itu katekis hendaknya memiliki kedekatan personal dengan Yesus, kedekatan personal dengan sesama, dan memiliki keberanian untuk pergi menjumpai orang-orang di pinggiran, di tempat yang sulit, tidak nyaman dan menantang (Paus Fransiskus: 2018, 13-21).
Kedua sebagai guru dan mistagog. Katekis adalah pengajar yang mengantar orang-orang ke dalam misteri Allah, yang diwahyukan dalam Paskah Kristus (PuK 113). Di sini katekis berperan “menyingkapkan kebenaran tentang manusia dan panggilannya yang utama, dengan mengomunikasikan pengetahuan tentang Kristus, dan pada saat yang sama, untuk mengantar ke dalam berbagai dimensi hidup kristiani, dengan menyingkapkan misteri keselamatan yang terkandung dalam warisan iman dan terlaksana dalam liturgi Gereja” (PuK 113).
Sebagai guru dan mistagog, seorang katekis dipanggil untuk mewartakan Sabda dan tahu menginterpretasi dalam terang Firman Tuhan pengalaman manusiawi orang-orang masa kini. Dia sungguh tahu bahwa pusat seluruh pencarian manusia adalah Kristus sendiri yang adalah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14,6). Dalam hal ini, fokus terhadap manusia dalam pendidikan iman, sama sekali tidak mengabaikan pengetahuan seorang katekis tentang pokok-pokok iman kristen. Dia kiranya tetap memiliki penguasaan yang tepat tentang isi iman kristiani yang harus diwartakan dengan lantang kepada semua orang (Bdk. CT 20).
Ketiga sebagai pendamping dan pendidik. Di sini katekis selalu mau ada di samping orang muda, anak-anak, remaja dan orang dewasa yang mau dilayaninya, sebagaimana Kristus berjalan di samping kedua murid Emaus. Dia mau mendengarkan dan mencari bersama mereka sapaan Allah dalam pergumulan hidup sehari-hari dan memberanikan mereka untuk berjumpa secara personal dengan Kristus yang diwartakan Gereja. Dalam hal ini katekis menurut Petunjuk untuk Katekese 2020 adalah: “Ahli dalam seni pendampingan, memiliki kompetensi edukatif, tahu mendengarkan dan masuk dalam dinamika pendewasaan manusia, menjadi teman seperjalanan dengan kesabaran dan cita rasa kebertahapan, dengan ketaatan terhadap karya Roh, dalam proses pembinaan, dengan membantu saudara-saudara untuk menjadi matang dalam hidup kristiani dan berjalan menuju Allah. Katekis ahli dalam kemanusiaan, mengetahui kegembiraan dan pengharapan manusia, kesediahan dan kecemasannya (bdk. GS 1) dan tahu menempatkan semuanya dalam hubungan dengan Injil Yesus” (PuK 113).
Laporan Komkat Regio
Dalam pertemuan kali ini, perwakilan Regio Sumatra dan Papua absen. Dari laporan perwakilan regio yang hadir diketahui banyak aktivitas kateketis yang dijalankan di setiap regio antara lain pertemuan regio, animasi katekis, penyusunan modul katekese dalam aneka tema antara lain katekese inisiasi, katekese APP dan AAP, katekese persiapan perkawinan (modul kursus perkawinan), katekese umat, katekese kebangsaan, dan aneka katekese kontekstual lainnya. Regio Jawa selama tahun 2023 fokus pada katekese kaum difabel dan telah menerbitkan buku-buku katekese kebangsaan dalam kerja sama dengan penerbit kanisius. Juga mengembangkan katekese digital bertema kebangsaan yang melibatkan para bapa Uskup. Regio MAM fokus pada katekese digital sebagai implementasi PKKI XII di Muntilan. Dari laporan-laporan perwakilan Regio diketahui bahwa komkat tidak kekurangan bahan katekese untuk berbagai keperluan. Perlu koordinasi dan kolaborasi yang berkelanjutan agar bahan-bahan dimaksud bisa dishare dalam grup pengurus Komkat KWI atau grup PKKI XII, sehingga bahan-bahan tersebut bisa dipakai oleh keuskupan-keuskupan yang membutuhkannya.
Laporan Perpetaki dan Perdikkati
Perpetaki adalah Perkumpulan Perguruan Tinggi Agama Katolik Indonesia. Kenaggotaannya mencakup 25 STP di sleuruh Indoensia. Dua lembaga di bawah Perpetaki yang sudah menjalankan program PPG untuk guru agama dalam jabatan yakni PTKK Semarang dan Merauke. Kedua PTKK ini sudah menyelenggarakan pendidikan profesi bagi ratusan guru dalam jabatan, namun jumlah pelamar masih sangat banyak. Perpetaki terus mendorong beberapa PTKK untuk memenuhi syarat menjadi penyelenggaraa PPG, juga terus berjuang untuk mengembangkan program S2 Pendidikan Keagamaan Katolik.
Perdikkati adalah Perkumpulan Pendidikan Keagamaan Katolik yang bernaung di bawah Dikti. Perdikkati terdiri dari prodi pendidikan keagamaan Katolik dan pendidikan Teologi di 4 PT yakni Unika Atma Jaya Jakarta, Unika Sanata Dharma Yogyakarta, STKIP Widya Yuwana Madiun dan Unika Santu Paulus Ruteng. Dalam rangka meningkatkan prodi-prodinya Perdikkati telah mengupayakan Munas Perdikkati, Seminar internasional di Yogyakarta, Pengembangan kurikulum MBKM, Jurnal Credendum, dan komunikasi intens dengan pihak Kemenag dan Dikti. Prodi Pendikat Unika Sanata Dharma masih menyiapkan tenaga-tenaga dosen S3 untuk kepentingan pengusulan Prodi S2 Pendikat. Juga mengupayakan komunikasi dengan Perpetaki dan Kemenag terkait kemungkinan menyelenggarakan program PPG.
Warnasari dan Rekomendasi-Rekomendasi
Warnasari membahas aneka persoalan yang muncul selama pertemuan dan menghasilkan rekomedasi-rekomendasi berikut:
- Pernas Katekis V dilaksanakan di Kantor KWI, Jakarta Pusat, 1-4 Juli 2024. Tema Pernas: Katekis sebagai Pendidik Iman: Refleksi atas Petunjuk untuk Katekese 2020. Peserta, seorang katekis lapangan dari setiap keuskupan beserta pengurus lengkap Komkat KWI.
- Perlu diangkat seorang pagawai baru Komkat KWI, yang memiliki bakat/minat sebagai content creator sekaligus terampil mengelola katekese digital untuk pengembangan katekese digital ke depan.
- Tim Yucat perlu dihadirkan dalam pernas Katekis V dan juga perlu diundang untuk animasi kegiatan katekese orang muda di keuskupan-keuskupan/regio.
- Utusan keterwakilan Seminari-seminari Tinggi dalam kepengurusan Komkat KWI perlu ditentukan oleh komisi Seminari dan sebaiknya adalah seorang dosen kateketik di STFT.
- Buku “Imam dan Katekis-Kuliah Katekese di STFT” perlu disosialisasikan kepada dosen-dosen katektik di Seminari Tinggi.
- Pertemuan Komkat tingkat regio bersifat wajib, sebagai forum untuk evaluasi dan perencanaan bersama pastoral katekese di tingkat regio. Regio-regio yang selama ini belum aktif menyelenggarakan pertemuan regio diharapkan untuk menyelenggarakannya tahun 2024.
- Website Komkat KWI perlu memuat link-link video animasi katekese dari berbagai keuskupan.
- Meminta Perdikkati dan Pertpetaki untuk serius mempersiapkan pengembangan prodi S2 Pendidikan Keagamaan Katolik/Kateketik.
- Perlu koordinasi Komkat setiap Keuskupan untuk mengadakan tayangan video singkat katekese yang dibawakan oleh uskup masing-masing, terkait tema-tema Katekismus Gereja katolik.
Demikianlah rangkuman singkat dan rekomendasi penting rapat pengurus inti Komkat KWI bulan Januari 2024. Kita terus berjalan bersama sambil meyakini bahwa Roh Kuduslah pelaku utama katekese dan kita hanya alat-alat yang berguna di tangan-Nya. Sambil memohon doa Bunda Maria, Bintang Evangelisasi Baru mari kita terus majukan karya katekese di Indonesia dan mengembangkan katekese yang menjawabi tantangan masa kini. (Pengurus Inti Komkat KWI)