Pertemuan Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara Ke XXXVII: “Spiritualitas Pewarta Sabda di Era Digital”

blasius-2.jpg

Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara (KOMKAT NUSRA) mengadakan Pertemuan Tahunan ke XXXVII di Katiku Loku- Sumba dari tanggal 21-24 Agustus 2018. Pertemuan ini diikuti oleh 112 peserta, terdiri dari Para Ketua dan utusan Komkat Keuskupan Se-Regio Nusra (Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Maumere, Keuskupan Atambua, Keuskupan Weetebula dan Keuskupan Denpasar) sejumlah 12 orang, sedangkan Keuskupan Agung Kupang dan Keuskupan Ruteng berhalangan hadir. Komkat Keuskupan Weetebula selaku tuan rumah menghadirkan para Katekis sebanyak 88 orang dan dari unsur Kementerian Agama dari 4 Kabupaten sejumlah 12 orang. Dari Komkat KWI hadir Sekretaris Eksekutif Komkat KWI, Rm. Leo Sugiyono, MSC dan staf Komkat KWI: Bapak Agustinus Didiek Dwinarmiyadi dan Bapak Daniel Boli Kotan.

LATAR BELAKANG
Pertemuan Komkat Nusra ini merupakan kegiatan rutin tahunan dan tempat pelaksanaannya secara bergilir berdasarkan kesepakatan bersama pada setiap akhir pertemuan tahunan. Pertemuan Komkat Regio Nusra ke XXXVII di Katiku Loku – Keuskupan Weetebula ini disepakati pada pertemuan Komkat Regio Nusra ke XXXVI tahun 2017 di Keuskupan Larantuka. Tema yang diangkat dalam Pertemuan Komkat NUSRA ke XXXVII adalah: “SPIRITUALITAS PEWARTA SABDA DI ERA DIGITAL.” Tema ini merupakan tindak lanjut dari Pernas Komisi Kateketik Indonesia Tahun 2016 di Makasar dan kesepakatan bersama pada pertemuan Komkat Regio Nusra ke XXXVI di Larantuka.
Pada Pertemuan Komkat Regio Nusra ke XXXVI di Larantuka telah disepakati pembagian tugas untuk masing-masing Komkat Keuskupan menyusun Modul Katekese Umat berdasarkan 6 tema sebagai berikut :

1. Komkat Keuskupan Agung Ende :
Menyusun Modul Katekese Umat bagi Orang Dewasa dengan tema: “Kerja Keras dan Pola Hidup Hemat untuk Mengatasi Masalah Kemiskinan.”
2. Komkat :Keuskupan Ruteng:
Menyusun Modul Katekese Umat tentang Migran dan Perantau,
3. Komkat Keuskupan Weetebula:
Menyusun Modul Katekese Umat tentang : Gereja dan Tugas Pembebasan dari Praktek Adat yang Membelenggu.
4. Komkat Keuskupan Denpasar:
Menyusun Modul Katekese Umat tentang: Perkawinan Beda Agama dengan tema:
a. Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus yang Berbelaskasih dan Menyayangi Semua Umat.
b. Pendidikan Anak Dalam Keluarga Nikah Beda Agama.

5. Komkat Keuskupan Agung Kupang:
Menyusun Modul Katekese Umat dengan tema:
a. Pendidikan Agama Dalam Keluarga Nikah Beda Gereja
b. Menghargai Pluralisme, Toleran dan Menghormati Perbedaan.
6. Komkat Keuskupan Maumere :
Menyusun Modul Katekese Umat tentang: Bahaya Penyakit Sosial: Perjudian, Narkoba, Miras, dan Perselingkuhan.
7. Komkat Keuskupan Larantuka:
Menyusun Modul Katekese Pendampingan Keluarga Sesuai Jenjang Usia, Secara Khusus Untuk Orang Dewasa.
8. Komkat Keuskupan Atambua :
Menyusun Modul Katekese Pendampingan Keluarga Sesuai Jenjang Usia, Secara Khusus Untuk Anak dan Remaja.

TUJUAN :
1. Memupuk semangat dan keterampilan mewartakan Sabda Tuhan di Era Digital.
2. Bertukar informasi tentang kegiatan dari masing-masing Komkat Keuskupan Se-Regio
Nusra, untuk saling memerkaya dan meneguhkan satu sama lain dalam karya pewartaan.
3. Mempresentasikan modul yang telah disiapkan oleh masing-masing Komkat Keuskupan.
4. Menyepakati bersama program kerja Komkat Regio Nusra tahun 2019.

PROSES PERTEMUAN :
Kegiatan hari I :
Raker Komkat Regio Nusra diawali dengan Perayaan Ekaristi, dipimpin oleh Mgr.Edmund Woga,CSsR (Uskup Keuskupan Weetebula) didampingi oleh Rm. Agustinus Sugiyarto,Pr (Ketua Penghubung Komkat Regio Nusra) dan Rm.Leo Sugiyono,MSC (Sekretaris Eksekutif Komisi Kateketik KWI). Dalam kotbahnya Mgr. Edmund Woga,CSsR mengatakan, “sesuai firman Tuhan dalam Injil Mat.19:23-30, kesalahan orang kaya yang membuat mereka sukar masuk ke dalam Surga itu seperti raja Tirus yang kaya, sombong dan menyamakan diri dengan Tuhan (Yeh.28:1-10). Mgr.Edmun menegaskan Tuhan menciptakan manusia untuk saling melengkapi, yang kaya membantu yang miskin dan sesuai dan jika orang yang meninggalkan segalanya demi nama Yesus mereka akan mendapatkan 100 kali lipat di Surga.
Selesai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan seremonial pembukaan yang diawali dengan tarian Kataga dari Anak-anak Sekami, laporan Ketua Panitia, Sr.Xaverin, PRR dan Sambutan-sambutan. Sambutan pertama dari Ketua Penghubung Komkat Regio Nusra, Rm. Agustinus Sugiyarto,Pr. Menurut Rm.Agustinus Sugiyarto, “Pertemuan Komisi Kateketik Regio Nusra di Katiku Loku Keuskupan Weetebula ini merupakan pertemuan rutin tahunan XXXVII. Pertemuan tahun sebelumnya di Keuskupan Larantuka. Pertemuan para Ketua Komisi Kateketik Regio Nusra bersama utusan Komisi Kateketik masing-masing Keuskupan ini sangat penting untuk saling syering dan menguatkan satu sama lain, juga untuk menyusun bahan Katekese Umat. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut Pertemuan Nasional Komisi Kateketik Indonesia XII di Makasar dan Pertemuan Komisi Kateketik Regio Nusra XXXVI di Larantuka, dimana Komisi Kateketik Regio Nusra memprogramkan akan menyusun modul katekese umat sesuai permasalahan yang dihadapi umat di Regio Nusra. Tema yang diangkat dalam pertemuan ini adalah, “ Spiritualitas pewarta Sabda di Era Digital “.

Sambutan kedua dari Sekretaris Eksekutif Komkat KWI, Rm.Leo Sugiyono,MSC. Ada dua hal yang disampaikan oleh Rm. Leo Sugiyono yakni, pertama, mengenai tema Katekese Digital ini sesungguhnya telah dimulai pada PKKI XI di Bandung dan dilanjutkan pada PKKI XII di Makasar. Kedua, saat ini kita ingin meningkatkan Spiritualitas atau Roh Kekuatan dalam Karya Katekese yang kita jalankan di tengah era digital ini. Mohon maaf atas ketidakhadiran Ketua Komkat KWI, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM karena lupa menjadwalkan acara Raker Komkat Regio Nusra dalam agendanya sehingga berbenturan dengan tugas di Keuskupan Bogor. Sekda Kabupaten Sumba Tengah mewakili Bupati dalam sambutannya mengatakan,”Pertemuan Komkat Regio Nusra ini sangat baik. Saya berharap dengan pertemuan ini para Katekis dan Guru Agama Katolik dapat memanfaatkan media digital dengan baik untuk pewartaan khabar gembira, menggalang solidaritas dan kasih dalam kehidupan umat dan masyarakat. Selanjutnya, sambutan Uskup Weetebula Mgr. Edmundus Woga, CSsR, sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, Mgr. Edmun mengatakan, “Pertemuan Komkat Regio Nusra ini sangat baik karena menyertakan juga guru-guru agama Katolik se-Keuskupan Weetebula. Saya harus akui bahwa mengenai dunia digital, saya termasuk gaptek (gagap teknologi) sehingga materi yang saya bawakan ini juga tidak bisa ditayangkan melainkan hanya saya baca dalam computer atau laptop saya. Saya punya pengalaman menarik berteman dalam group WA dan setiap saat ada saja yang mengirimi saya renungan dan itu membuat saya sangat terganggu. Karena itu saya memutuskan untuk memblokir semua agar tidak terganggu lagi dengan renungan rohani dari pagi sampai malam. Karena itu saya kira hal seperti ini penting untuk diperhatikan dalam pertemuan ini sehingga orang tidak main HP terus sepanjang hari. Misalnya dalam keluarga di kamar makan yang seharusnya tempat untuk saling memperhatikan dan melayani, janganlah sibuk dengan Hp masing-masing. Sarana digital harus menjadi berkat namun jika kita tidak bijak menggunakannya maka akan menjadi malapetaka bagi kehidupan kita.”

Kegiatan hari kedua :
Hari kedua, diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rm.Leo Sugiyono, MSC, dilanjutkan dengan penyampaian materi dari para nara sumber :
1. Mgr. Edmund Woga,CSsR, dengan tema: “Siapakah Katekis-Pewarta Sabda.”
Sesuai dengan judul materi, Mgr. Edmund Woga menjelaskan tentang pengertian Katekese, ditinjau secara etimologi bahasa Yunani dari kata Catechein-Chateco, yang berarti mengajar secara lisan, dengan mulut atau dengan kata-kata, tetapi bukan syering, dan menggunakan bahan-bahan pokok dari Kitab Suci serta dogma Gereja. Selanjutnya Mgr. Edmund menjelaskan tentang Sejarah Katekese, Dasar-dasar Kateketik, Tujuan Katekese, dan Siapa itu Katekis?

2. Bapak Agustinus Didiek Dwinarmiyadi, dengan tema: “Katekis Berilmu, Trampil
dan Handal.”
Ada tiga hal utama yang dijelaskan oleh bapak Didiek Dwinarmiyadi sesuai materi “Katekis Berilmu, Trampil dan Handal.” Pertama, Apa itu Katekis? Katekis adalah manusia, maka perlu dimanusiawikan. Karena itu katekis harus mampu mengenali diri sendiri, diberdayakan dan perlu diapresiasi atau dihargai. Kedua, mengenai Katekis yang trampil dan ketiga mengenai Katekis yang handal.

Setelah mendengarkan materi dari kedua nara sumber, para peserta dibagi dalam 10 kelompok untuk mendalami kedua materi dari narasumber, dengan mendiskusikan dua pertanyaan diskusi :
a. Apakah saya sudah menguasai bidang saya dan trampil dalam melaksanakan tugas, serta memiliki sikap yang tepat sebagai katekis/pewarta sabda di era digital ini?
b. Hal-hal apa saja yang masih perlu untuk dikembangkan oleh seorang Katekis/Pewarta Sabda di era digital dalam konteks Nusra?

Dalam pleno hasil diskusi kelompok, sebagian besar peserta mengatakan sudah menguasai bidang tugasnya, namun ada hal-hal baru yang didapatkan dari para nara sumber sehingga semakin memperluas wawasan mereka. Dari sisi keterampilan, peserta menyadari belum trampil memanfaatkan media digital dalam pelaksanaan tugas serta masih berjuang untuk memiliki sikap yang tepat sebagai Pewarta Sabda di era digital. Kemudian untuk pertanyaan kedua, jawaban semua kelompok mengatakan masih perlu berbenah diri dan berupaya memiliki media digital seperti Laptop, HP Android dan sebagainya agar bisa berlatih menguasai media digital tersebut untuk dimanfaatkan dalam tugas pewartaan.

Selanjutnya laporan dan evaluasi kegiatan tahun 2017/2018 dari masing-masing Komkat Keuskupan. Dari laporan dan evaluasi tersebut, ada banyak hal yang telah dilakukan dalam karya pastoral Katekese umat oleh masing-masing Komkat Keuskupan sesuai dengan program kerja Komkat di setiap Keuskupan. Ada kegiatan yang bersifat unggulan dan ada pula kegiatan rutin, seperti pembuatan bahan APP dan AAP, serta pelatihan-pelatihan katekese sesuai permintaan umat. Komisi Kateketik masing-masing Keuskupan juga senantiasa menjalin koordinasi dan kerjasama internal lintas Komisi dalam melaksanakan kegiatannya, juga eksternal yakni dengan Pembimas Katolik Kementerian Agama, baik di Kabupaten/Kota, Provinsi maupun dengan Dirjen Bimas Katolik RI.
Sesudah mendengarkan laporan dari masing-masing Komkat se-Regio Nusra, acara dilanjutkan dengan Penyampaian Informasi Program Kerja Komkat KWI oleh Rm. Leo Sugiyono, MSC, menyangkut Kurikulum 2013 yang sudah mulai diberlakukan, Buku PAK, Pengelolaan UN dan USBN, Model-model Pembelejaran K-13 dan Kekhasan Pembelajaran Agama Katolik, serta Fokus Kegiatan Komkat KWI tahun 2018-2019. Selanjutnya pada malam hari, penyampaian tema-tema katekese yang telah disiapkan oleh masing-masing Komkat Keuskupan dan membentuk 6 Kelompok untuk mendalamani bahan Katekese yang telah disiapkan 6 Keuskupan (KA.Ende, K.Atambua, K.Maumere, K.Ruteng, K.Larantuka, K.Denpasar dan K.Weetebula).

Kegiatan hari ketiga:
Kegiatan hari ketiga diawali dengan perayaan Ekaristi dipimpin oleh Rm. Don Jata, Pr dan dilanjutkan dengan pendalaman bahan dalam kelompok. Ada 6 kelompok yang dibagi untuk mendalami salah satu tema katekese umat dari bahan katekese yang telah disiapkan oleh 6 Komkat Keuskupan sebagai berikut:
Kelompok I : Mendalami bahan yang disiapkan oleh Komkat Keuskupan Atambua
dengan fokus bahan mengenai pendampingan keluarga sesuai jenjang
usia, yaitu usia Anak dan Remaja.
Tema yang disiapkan : Sabar, Tekun dan Berbagi dengan Orang Lain
Adalah Kunci Kesuksesan.
Sub tema I : Abraham Tokoh yang Tekun dalam Pengembaraan
Sub tema II : Paulus Tokoh yang Ulet dalam Pewartan.

Kelompok II : Mendalami bahan yang disiapkan oleh Komkat Keuskupan
Larantuka, tentang Katekese Orang Dewasa untuk Keluarga
Berjenjang. Ada dua sub tema yang ditawarkan:
Sub Tema I : Keluarga Sebagai Gereja Rumah (Ecclesia Domestica).
Sub Tema II: Kita Dipanggil Untuk Membangun Keluarga Sebagai Gereja Rumah.

Kelompok III : Mendalami bahan yang disiapkan oleh Komkat Keuskupan Maumere
Tema : “Bahaya Penyakit Sosial: Perjudian, Narkoba, Miras, dan Perselingkuhan.”
Sub Tema I : “Perjudian dan Dampaknya Bagi Kehidupan Masyarakat.”
Sub Tema II: “Perselingkuhan.”

Kelompok IV: Mendalami bahan yang disiapkan oleh Komkat Keuskupan Agung Ende.
Tema : “Kerja Keras dan Pola Hidup Hemat Untuk Mengatasi Masalah Kemiskinan.”

Kelompok V : Mendalami bahan yang disiapkan oleh Komkat Keuskupan Denpasar
Ada 2 Tema Katekese Umat yang dijabarkan dalam sub-sub tema sebagai berikut :
1. “Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus Berbelaskasih dan Menyayangi Semua Umat.”
Sub tema I: “Kasih dan Belaskasih Allah Kepada Semua Umat”
Sub Tema II : “Yesus Kristus, Allah Putera yang Mengasihi dan Menyelamatkan Manusia Tanpa Memandang
SARA.”
2.Tema : “Pendidikan Anak Dalam Keluarga Beda Agama.”
Sub Tema I: “Membangun Sikap Toleransi dan Berbelaskasih bagi Anak dalam Keluarga Beda Agama.”
Sub Tema II: “Pendidikan Iman Katolik yang Tangguh bagi Anak Dalam Keluarga Beda Agama.”

Kelompok VI : Mendalami bahan yang disiapkan oleh Komkat Keuskupan Weetebula. Tema : “Gereja Di Tengah Praktek Adat yang
Membelenggu.”
Sub Tema I : “Gereja Di Tengah Praktek Adat Perkawinan.”
Sub Tema II : “Gereja Di Tengah Praktek Adat Penguburan Orang Mati.”
Sub Tema III: “Gereja Di Tengah Praktek Adat Hutang Adat.”
Sub Tema IV: “Gereja Di Tengah Praktek Dualisme Iman.”

Selanjutnya Pleno: Laporan pelaksanaan pendalaman bahan dari masing-masing kelompok dan masukan serta evaluasi kritis terhadap bahan dan proses pelaksanaan katekese dalam kelompok untuk disempurnakan. Sore hari diadakan rapat terbatas para Ketua Komkat Regio Nusra untuk menentukan agenda tindak lanjut hasil pertemuan Komkat Regio Nusra XXXVII, serta agenda kerja Komkat Tahun 2019 mendatang.

Dalam pertemuan ini dibahas juga perumusan hasil akhir pertemuan Komkat Regio Nusra XXXVII, dipimpin oleh Ketua Penghubung Komkat Regio Nusra, Rm.Agustinus Sugiyarto, Pr.

BEBERAPA RENCANA TINDAK LANJUT DAN KESEPAKATAN :

A. Rencana Tindak Lanjut :
1. Bahan Katekese yang telah dibuat oleh masing-masing Komkat Keuskupan, baik yang telah didalami pada pertemuan di Katiku Loku Sumba Tengah mauun yang tidak didalami bersama, akan diedit dan dicetak untuk dijadikan bahan Katekese umat yang dapat dipergunakan di masing-masing Keuskupan.
2. Tim editing dikoordinir oleh Ketua Penghubung Komkat Regio Nusra dibantu oleh Sekretaris Penghubung dan 2 Orang Anggota yakni Rm. Fransiskus Emanuel da’Santo, Pr, Sr. Xaverin, PRR.

B. Kesepakatan :
1. Tempat dan Penyelenggara Pertemuan Komkat Regio Nusra ke XXXVIII tahun 2019 di Labuan Bajo dan Komkat Keuskupan Ruteng sebagai tuan rumah.
2. Tema Pertemuan Komkat Regio Nusra ke XXXVIII : “Pengajaran Iman Katolik’
3. Mengenai Bahan Katekese Umat, sebagaimana biasa dilakukan selama ini tetap berjalan.
Tetapi Katekese Digital juga harus mulai dicoba meskipun dalam komunitas terbatas yang mampu mengakses dan memanfaatkan media digital.

Hari Keempat :
Pertemuan diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Marton Wega, Pr. dilanjutkan dengan studi lapangan dan acara keakraban para peserta.

PENUTUP :
Demikian Rumusan Akhir Rencana Tindak Lanjut dan Kesepakatan Rapat Kerja/ Pertemuan Komkat Regio Nusra ke XXXVII di Katiku Loku – Sumba Tengah. Semoga berguna bagi pengembangan Karya Katekese yang lebih baik lagi di Keuskupan-keuskupan se- Regio Nusra.

Katiku Loku, Sumba Tengah
21 – 23 Agustus 2018
Ttd.

Para peserta Pertemuan Komkat Regio Nusra XXXVII

Credit foto: Blasius Naya Manuk/Komkat K.Denpasar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *