Mgr. John Liku Ada’: Pergilah dan jadilah Saksi Kristus di tengah Masyarakat Multikultural!

mgr.john_.jpg

Pernas Katekis ke tiga telah berakhir pada Jumad (25/9/15). Setelah melalui proses sharing, diskusi, peneguhan, serta kunjungan edukasi ke museum misi Muntilan, dan paroki Boro serta ziarah ke gua Maria Sendangsono, di sessi akhir para peserta diberikan kesempatan untuk memberikan refleksi dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pernas Katekis ke tiga ini.

Hampir semua peserta melalui regionya masing-masing merasa sangat puas, baik menyangkut isi materi maupun proses serta pelayanan dari panitia penyelenggara pertemun (Komkat KAS). Pertemuan untuk para katekis lapangan ini, menurut para peserta sangat penting dan harus terus dilanjutkan. Bahkan diusulkan agar pertemuan semacam ini janganlah selam 5 tahun sekali tetapi 3 tahun sekali. Bagi mereka perjumpaan para katekis skala nasional merupakan momentum penting untuk saling menguatkan dengn cara saling berbagi pengalaman dalam melaksanakan tugas pewartaan Gereja.
Punacak dari pertemuan ini adalah perayaan ekaristi kudus yang dipimpin oleh Ketua Komkat KWI, Mgr. John Liku Ada’ didampingi RP. Leo Sugiyono, MSC (Sekretaris Komkat KWI) dan RP. FX. Adisusanto, SJ (anggota pengurus inti Komkat KWI). Perayaan misa atau ekaristi ini diiringi kor dengan musik keroncong oleh siswa/i SMA Van Lith, Muntilan.

Dalam homilinya, Mgr. John menegaskan betapa pentingnya katekis menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat. Sebagai ilustrasi, Mgr. John berkisah bahwa ketika menghadiri sinode tentang keluarga di Vatikan, Paus Fransiskus berkata beberapa kali kepada para uskup Asia yang hadir saat itu; “Ingatlah saudara-saudaraku, Yesus Kristus adalah orang Asia!” Selanjutnya pada hari beriktnya berkembang semacam anekdot di kota Roma bahwa “Yesus memanglah orang Asia, yang merantau ke Eropa dan ketika kembali ke Asia, Ia tidak dikenal lagi oleh orang Asia. Dari ilustrasi itu, Ketua Komkat KWI dan juga Uskup Agung Makassar ini menegaskan bahwa tugas utama katekis adalah menjadi saksi Kristus. Katekis harus bisa menghadirkan wajah Kristus dalam hidup sehari-hari sehingga orang lain dapat mengenal dan mengikuti Yesus Kristus sang Juru Selamat umat manusia.

Bacaan Injil tentang Yesus yang bertanya kepada Petrus, “menurut engkau, siapakah Aku ini..” dapat dijadikan bahan refleksi bagi setiap katekis, sejauh mana ia menjadi saksi Yesus dalam hidupnya. Menjadi seorang pengajar agama katolik di sekolah, belum menjamin ia menjadi seorang saksi Yesus Kristus dalam hidupnya. Karena itu, demikian Mgr. John, dengan mengikuti pertemuan katekis tingkat nasional ini, para katekis semakin termotivasi untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang handal. Para katekis mampu menghadirkan wajah Kristus di tengah masyarakat, lewat perkataan, dan lebih-lebih perbuatan. Katekis sebagaimana tema pertemuan ini, dapat menjadi saksi iman dan moral dalam masyarakat Indonesia yang multikultural. (Daniel B. Kotan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *