Komsi Kateketik KWI mengadakan Rapat Pleno tahun 2014 di wisama Samadi Kalender, Jakarta Timur pada tgl. 11 s.d. 13 Agustus. Dalam rapat pleno yang dihadiri oleh semua pengurus lengkap. Salah satu agenda kegiatan adalah mendengarkan laporan atau sharing tentang karya katekese di setip Komkat Keuskupan se-Indonesia melalui wakil regio-regio. Berikut kami tampilkan panorama karya pewartaan Gereja di bumi Cenderawasi-Papua yang disampaikan oleh wakil regionya RD. Paul Tan,Pr
Setelah pelaksanaan PPKI X pada tahun 2012 yang lalu di Bandung, maka Komkat-2 di Regio Papua mencoba melaksanakan pertemuan. Dan pada tgl. 28-29 Januari 2013 dilaksanakan pertemuan Regio di Sorong, meskipun tidak dihadiri oleh dua KOMKAT (Keuskupan Agung Merauke & Keuskupan Agats), dengan agenda menindaklanjuti kesepakatan bersama pada PKKI X di Bandung. Dari hasil pertemuan maka dibuatkanlah beberapa program kerja bersama dan mencoba merealisasikan hasil rapat dari pertemuan tersebut.
Program Bersama
Memperhatikan kenyataan Pastoral di Papua dan kesadaran yang dapat timbul dari kenyataan yang ada, maka kami mencoba merumuskan beberapa hal dalam program yang kiranya dapat dipertimbangkan oleh masing-masing Komisi Kateketik se-Regio Papua untuk dapat mengimplementasikan dalam karya Katekese di masing-masing Keuskupan. Adapun Program tersebut sebagai berikut:
1.Katekese umat dapat terus dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan menggunakan “digital” (Perangkat/alat) untuk membantu penyampaian Pewartaan kepada Umat. Serta Sosialisasi tentang situasi Era Digital untuk pewartaan di jaman sekarang. (internet, listrik, Telkomsel = kurang baik)
2.Buku Katekese Umat dengan tema “KESETIAAN”, yang dibuat untuk masa ADVEN. Dalam rincian :
-Tahun 2013 Kesetiaan Iman
-Tahun 2014 Kesetiaan dalam Keluarga
-Tahun 2015 Kesetiaan dalam Pekerjaan
3.Kursus Pembuatan Pewartaan yang dikemas dalam CD terkait dengan Materi-materi Katekese oleh TIM SAV PUSKAT, untuk seluruh Regio Papua (Nov 2013). Tempat Pelaksanaan dan waktu akan dibicarakan kemudian. (belum jadi)
4.Melibatkan Lembaga Kateketik (misalnya: STPK-STPK) yang ada di Papua untuk ikut ambil bagian dalam pengembangan Katekese.
5.KAME akan membuat proposal pencarian dana ke PEMDA utk sosialisasi Katekese di era digital untuk Katekis, OMK dan Para Pastor Paroki. (belum terealisasi)
Keuskupan Agung Merauke
1.Hasil PKKI X sudah disosialisasikan baik melalui surat kepada Pastor Paroki dan Koordinator/Penghubung Komkat Dekanat/Kevikepan dan Pengurus Dewan Paroki . Hasil PKKI X ini juga sudah disampaikan pada pelaksanaan MUSPAS (Musyawarah Pastoral KAME) pada bulan Oktober 2012.
2.Melihat realita yang ada kami menyadari :
Penggunaan alat-alat digital dalam berkatekese, kurang berjalan, bahkan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Banyak orang merasa sebagai hal yang baru, maka perlu penjelasan yang terus menerus.
Kurang ada respon dari para Petugas Pastoral (Pastor Paroki, Petugas Gereja)
Agak susah mencari orang yang mau terlibat dalam kegiatan berkatekese, apalagi katekis voluntir!
Kehadiran lembaga kateketik seperti STK. St. Yakobus Merauke cukup membantu dalam mempersiapkan tenaga katekis yang handal, namun selesai pendidikan, mereka lebih banyak menjadi guru Agama Katolik (Guru Honor) ketimbang sebagai fasilitator atau pemudah.
Oleh sebab itu KOMKAT Keuskupan Agung Merauke berupaya melaksanakan pelatihan dan pemberdayaan guna membangun kesadaran dna pemahaman bagi para fasilitator maupun aktivis yang militan, guna menjadi pendamping dalam menumbuh kembangkan iman umat.
3.Berdasarkan keputusan dan rekomendasi Musyawarah Pastoral Keuskupan Agung Merauke , KOMKAT telah berupaya melalui pelatihan dan pemberdayaan para dewan paroki baik di pusat paroki dan di stasi, tentang fungsi dan peran dewan paroki/stasi sekaligus memberikan materi seputar peran fasilitator Katekese Umat serta spiritualitas seorang fasilitator. Karena dalam kenyataan bahwa justeru seksi-seksi dalam kepengurusan dewan paroki/Gereja khususnya seksi pewartaan inilah yang menjadi ujung tombak dalam pembangunan serta pendampingan katekese secara khusus Katekese Umat (pendalaman iman umat), yang tentunya menggunakan metode sharing, dialog/tanya-jawab).
4.KBG (Komunitas Basis Gerejani) yang sebenarnya sudah dicanangkan pada tahun 2006, namun hanya sebatas wacana. Kini diangkat dalam Musyawarah Pastoral Keuskupan tahun 2013, tetapi masih banyak perbedaan pandangan dan pengertian tentang KBG itu sendiri. Komisi Kateketik merasa penting dan perlu ada pemahaman yang sama tentang KBG itu sendiri, karena setiap komunitas harus terus mengubah diri kearah paradigma tata pengembalaan komunal artinya yang partisipatif yang mengikutsertakan, transformatif, yang mengembangkan dan saling memberdayakan).
5.Dalam tahun 2014 ini Komkat juga telah melaksanakan Pelatihan dan Pemberdayaan bagi Dewan Paroki/Gereja dan dewan stasi serta aktivis di beberapa paroki, berkolaborasi dengan Komisi Liturgi dan Kitab Suci. Materi yang disajikan tekanannya lebih pada fungsi dan peran Dewan Paroki/Gereja dan Stasi, Sehingga materi tentang peran fasilitator katekese umat meskipun mendapat porsi namun tidak sebanding dengan materi untuk dewan paroki/gereja maupun stasi. Pada saat menjelang Pra Paskah dan Advent Komkat atau Pastor Paroki mengundang Komkat untuk memberikan persiapan bagi para fasilitator maupun aktivis sebelum melaksanakan Katekese Umat (proses pendalaman iman di lingkungan-lingkungan).
6.Usulan :
•Kepada Komkat KWI agar coba kembangkan katekese di era digital ; sebagai pedoman pelaksanaan katekese di era digital, website, bank data.
• Agar Komkat KWI memfasilitasi pelatihan bagi imam dan katekis untuk menggunakan alat-alat digital bagi pengembangan iman umat.
• Menyediakan sarana-sarana digital untuk kegiatan katekese
• Untuk Ketua Regio bahwa perlu ada rapat Regio dalam tahun 2014 ini, mungkin setelah rapat pleno nanti.
Keuskupan Timika
Program Komkat Keuskupan Timika : KPE (Kursus Evangelisasi Pribadi) di semua Paroki. Dengan Sasaran adalah kelompok-kelompok kategorial (Sekami, Misdinar, OMK, KMK, Wanita Katolik, Para Pewarta dan Kombas sampai Paroki ). Materinya : Kitab Suci, Liturgi, Ajaran Iman Katolik, Sakramen dan Tantangan menghadapi perubahan jaman. Bentuk pertemuan, metode dan banyaknya disesuaikan dengan kondisi setempat. Tahun ini tahun kedua dalam menjalankan program tersebut. (lewat SMS)
Keuskupan Manokwari-Sorong
1.Katekese Konvensional masih tetap diterapkan dan penggunaan alat-alat digital tetap direkomendasikan dengan mengharapkan kiranya di paroki-paroki yang memungkin dengan hal-hal digital dapat dipergunakan. Sambil sosialisasi penggunakan alat-alat digital (HP misalnya dan Sebagai contoh diputar kembali film-film yang pernah ada/ dipakai oleh para misionaris (katekese audio visual/ dengan menggunakan infocus)
2.Disadari bahwa Motor penggerak Utama Katekese adalah para Pastor Paroki; Biarawan/wati maka dibuatkan pertemuan para imam dengan tema “Katekese dan Para Imam”. Pertemuan ini dengan menghadirkan fasilitator Ibu Afra & Ibu Liliana.
3.Kegiatan bersama komkat dengan penataran dari PUSKAT, sayangnya tidak dapat dilaksanakan karena sesungguhnya terbentur dengan dana serta rasanya kegiatan “era digital” belum terlalu diminati.
4.Sedang Program Lainnya secara khusus dibuatkan panduan katekese umat antara lain Kesetian Iman dalam Keluarga dengan kerjasama Komisi Liturgi Keuskupan .
5.Sosialisasi & Pelatihan Kurikulum 2013 bekerjasama dengan YPPK KMS & Sanata Darma
6. Sosialisasi Kurikulum 2013 bekerjasama dengan Bimas Katolik Prop.Papua Barat.
Keuskupan Jayapura dan Keuskupan Agats
Sampai saat ini kedua Keuskupan tersebut belum memberikan laporannya.
Penutup
Demikian kegiatan yang dapat kami sampaikan dalam rapat Pleno kali ini. Kami mohon maaf karena dua keuskupan belum dapat memasukkan laporannya. Hal ini disebabkan karena hubungan yang sedikit sulit. Ini mungkin salah satu kesulitan ‘era digital’ di wilayah kami Regio Papua.
Paul Tan Pr
Wakil Regio Papua
sbr. gbr. google.com