Di sebuah ruang kelas, para mahasiswa sedang serius mengikuti kuliah fisika dari seorang profesor yang atheis.
Mengetahui bahwa semua mahasiswanya adalah orang beragama, ia coba menguji mereka dengan melemparkan topik diskusi tentang Keberadaan Tuhan.
“Para mahasiswa… Adakah diantara kalian yang pernah melihat Tuhan?” tanya si profesor tua, sedikit meledek .
Semua mahasiwa diam tak menjawab.
“Adakah yang pernah mendengar Tuhan bersuara?” si profesor bertanya lagi dengan nada pesimis.
Kali ini pun tak ada yang menyahut.
“Adakah yang pernah bertemu dan menyentuh Tuhan?” tanya profesor tak sabar.
Semua diam, membisu. “Kesimpulannya tidak ada Tuhan”, kata profesor sambil tertawa, dan ia merasa sangat puas.
Seketika itu ruangan kelas menjadi riuh-resah dan terdengar gumaman berbagai protes kepada dosen.
Akhirnya seorang mahasiswa berdiri dan bertanya: “Teman-teman… Adakah yang pernah melihat otak Pak Dosen?” Tak ada jawaban.
“Adakah yang pernah mendengar otak Pak Dosen?” Tak seorang pun menjawab.
“Adakah yang pernah menyentuh otak Pak Dosen?” Sekali lagi hening.
“Kesimpulannya Pak Dosen tidak punya otak!”, kata mahasiswa itu.
Sikap kritis amat penting, agar kita bisa memahami dan menghayati suatu ajaran dengan penuh kesetiaan.
