Bacaan: Dan. 12:1-3; Ibr.10:11-14.18; Mrk. 13: 24-32.
Pada minggu terakhir tahun liturgi ini bacaan Injil menampilkan tentang akhir dunia atau akhir jaman dan tentang kedatangan Tuhan. Tuhan meminta pertanggungjawaban dari kita tentang hidup kita. Kita diingatkan tentang makna dan tujuan dari hidup kita. Ada dua hal pokok yang mau diungkapkan Injil hari ini, yaitu hendaknya selalu waspada dan siap siaga, kedua, kita diajak untuk melihat ke masa depan.
Pertama, kita hendaknya selalu waspada dan siap siaga. Kecenderungan banyak orang beriman berpikir bahwa iman hanyalah urusan nanti yakni setelah kematian, sehingga kebanyakan orang tak peduli atau abai, lalai dan tidak peduli terhadap apa yang harus dilakukan di dunia ini. Hari ini kita akan diajak melihat bahwa kehidupan saat ini dan nanti sama pentingnya untuk mempersiapkan diri menerima kedatangan Tuhan Yesus.
Yesus menekankan pentingnya sikap waspada dan selalu berjaga-jaga, sebab kita tidak tahu kapan Tuhan datang. Orang harus waspada terhadap situasinya sendiri. Menyongsong masa depan dilakukan dalam sikap cermat, waspada terhadap pelbagai hal. Maka berjaga-jaga macam apa yang Yesus inginkan dari kita manusia yang sangat dicintai-Nya ini? Yesus rindu untuk didatangi manusia dalam doa, dalam persekutuan intim dengan-Nya dalam Ekaristi. Berjaga-jaga bersama dengan yang menderita, yang tersingkir dan tidak dicintai, terutama berjaga-jaga bersama orang-orang di sekitar kita.
Kedua, kita diajak untuk melihat ke masa depan. Kita diingatkan agar jeli melihat berbagai tanda kedatangan Anak Manusia. Kita harus tahu tanda-tanda kedatangan-Nya agar kita bisa mempersiapkan langkah hidup kita dengan baik. Kita perlu menghayati detail peristiwa Hari Tuhan sebagai misteri. Pada akhir perikop, penulis Injil kembali menegaskan soal hidup yang waspada dan berjaga-jaga sebab segala sesuatu bisa tiba-tiba terjadi (ayat 33). Kemudian tentang kapan waktunya (ayat 32), Tuhan Yesuspun juga tidak tahu, hanya Bapa yang tahu. Maka mereka-reka meramalkan kedatangan Tuhan sejatinya adalah pekerjaan yang sia-sia.
Ada dua kecenderungan manusia menanggapi kedatangan Tuhan. Ada sebagian orang yang menanti-nantikan hari Tuhan dengan kegalauan bayang-bayang maut mengerikan, namun ada juga yang menanti-nantikan hari Tuhan dengan sukacita karena bayang-bayang penuh harap bersama Bapa di Sorga. Maka kiranya menginspirasi kita agar hari demi hari didalam kehidupan kita ini dapat diisi dengan pekerjaan-pekerjaan mulia dan berusaha menuntaskannya sebagai persiapan guna berjumpa dengan Sang Raja.
Masa kini dan masa yang akan datang sama pentingnya, maka kita kembali diingatkan agar tidak boleh hanya termangu dan ragu-ragu dengan segala kecemasan dan kekuatiran akan masa yang akan datang. Kekuatiran itu hanya bisa ditepis tatkala kita di masa kini melakukan sesuatu yang membuahkan karya penyelamatan Allah, hal-hal yang baik dan berguna, yang merupakan sikap berjaga-jaga, bukan membiarkan masa kini berlalu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dan bahkan tidak membuahkan sesuatu dan sia-sia. Kiranya kita senantiasa memiliki kesadaran penuh untuk berjaga-jaga kapan saja dan dalam situasi apa saja, cepat atau lambat pasti akan tiba. Maka segala sesuatu yang kita lakukan di masa kini hendaknya menjadikan seluruh kehidupan kita sebagai persiapan untuk kehidupan masa yang akan datang, meski tak tahu kapan hari Tuhan datang, dan tampil meraih kemenangan. **
Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI.