Renungan Hari Jumad Agung: “Raja Yang Bersengsara”

Bacaan: Yes. 52:13-53:12; Ibr. 4:14-16; 5:7-9; Yoh. 18:1-19;42.

Kisah sengsara Tesus dalam Injil Yohanes mau menunjukkan sikap Yesus sebagai raja yang berkuasa atas segalanya. Inilah yang membedakan kisah sengsara Yohanes dari kisah sengsara yang lain. Dari saliblah Kristus “meraja”. Maka juga gambaran yang berhubungan dengan kerajaan ini mendapat perhatian khusus oleh Yohanes. Dalam pemahkotaan penekanan simbolik kerajaan cukup jelas. Dalam menghadapi pengadilan justru kedudukan-Nya sebagai raja ditegaskan. Maka tekanan “kerajaan dalam kesengsaraan” ini mempunyai nilai yang penting dan sangat relevan.

Jika Tuhan memang berkuasa, meraja, walau adanya kegagalan dan kesengsaraan, justru memberikan kekuatan bagi kita untuk “memanfaatkan” kesengsaraan dan kegagalan agar sinar ilahi cemerlang di dalamnya. Seluruh peristiwa kesengsaraan menyinarkan wibawa, kesungguhan, dedikasi, pengorbanan, pengetahuan yang penuh dari Kristus Sang Raja. Maka kita pun diajak umtuk bersyukur atas misteri penyelamatan-Nya. Kesengsaraan Kristus bukanlah suatu sandungan bagi kita umat-Nya melainkan sebuah kebanggaan/

Mari kita sujud rendah di bawah salib-Nya dan berdoa, “Kami menyembah Dikau ya Tuhan Yesus Kristus, sebab dengan salib suciMu Engkau telah menebus dunia”.**

 

 

By Rm. Fransiskus Emanuel Da Santo, Pr; Sekretaris Komisi Kateketik KWI

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *