Paus: Kecerdasan Buatan Tidak Akan Pernah Menggantikan Sentuhan Manusia dari Seorang Dokter

Dalam pidatonya kepada para anggota Konfederasi Medis Latin Ibero-Amerika dan Karibia (CONFEMEL), Paus Leo XIV menekankan kekuatan penyembuhan dari kontak pribadi dan menyatakan bahwa kecerdasan buatan dapat membantu, tetapi tidak akan pernah menggantikan kehadiran manusia dari seorang dokter.

Oleh Linda Bordoni

Paus Leo XIV pada hari Kamis menyambut para anggota CONFEMEL di Vatikan, mengucapkan terima kasih atas komitmen mereka dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas dan mendorong mereka untuk menjaga dimensi kemanusiaan yang mendalam dari panggilan mereka.

Paus menyapa para perwakilan CONFEMEL, yang mewakili lebih dari dua juta dokter dari seluruh Amerika Latin, Semenanjung Iberia, dan Karibia. “Terima kasih atas kerja tanpa lelah ini,” ujarnya.

Mengingat bahwa Gereja merayakan Peringatan Para Malaikat Pelindung pada tanggal 2 Oktober, Paus Leo mengajak mereka yang hadir untuk merenungkan hubungan antara dokter dan pasien, yang menurutnya “didasarkan pada kontak pribadi dan perawatan kesehatan, sebagaimana malaikat menjaga dan melindungi kita dalam perjalanan hidup.”

Mengutip Santo Agustinus, ia menyebut Kristus sebagai dokter sekaligus obat: “Ipse medicus, ipse medicamentum.” Yesus, jelasnya, adalah “dokter karena Ia adalah sabda, dan obat karena Ia adalah sabda yang menjadi daging.”

Ia menambahkan bahwa “dialog, komunikasi, dan kontak fisik harus selalu hadir dalam hubungan terapeutik, melampaui instrumen dan alat yang digunakan untuk mengobati penyakit.”

Sentuhan yang Menyembuhkan

Merenungkan kutipan Injil tentang Yesus yang menyembuhkan penderita kusta (Markus 1:40–42), Paus Leo menekankan bahwa tindakan tersebut “bukanlah gerakan mekanis,” melainkan “hubungan pribadi telah terjalin antara penderita kusta dan Yesus: orang yang tidak boleh disentuh menemukan kesehatan dan keselamatan dalam belaian dari Yesus.”

Paus juga mengenang teladan Beato José Gregorio Hernández, “salah satu dokter paling dikenal di Venezuela pada awal abad ke-20,” yang menggabungkan kompetensi medis dengan dedikasi kepada mereka yang paling membutuhkan, sehingga dijuluki “dokter kaum miskin.”

Teknologi dan Kedekatan Manusia

Paus Leo kemudian membahas peran kecerdasan buatan dalam dunia medis, menggambarkannya sebagai bantuan besar dalam meningkatkan perawatan klinis. Namun, ia menegaskan bahwa teknologi “tidak akan pernah menggantikan dokter,” dan mengutip Paus Benediktus XVI yang menyebut para dokter sebagai “wadah cinta, pembawa ketenangan dan harapan bagi mereka yang menderita.”

“Algoritma tidak akan pernah bisa menggantikan sebuah gestur kedekatan atau kata-kata penghiburan,” ujarnya.

Harapan untuk Masa Depan

Mengakhiri pidatonya, Paus Leo mengakui “tantangan besar dan menggugah” yang dihadapi para profesional medis dan mendorong mereka untuk menghadapinya dengan harapan. Ia memohon kepada Kristus Yesus, “harapan kita,” dan kepada Santa Perawan Maria, Penolong Orang Sakit, agar mendampingi mereka “dalam ziarah yang kita semua jalani menuju rumah Bapa.”

Sumber:  Pope: AI can never replace the human touch of the doctor – Vatican News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *