Renungan Hari Sabtu Paskah: “Terang Kristus Yang Bangkit”

Bacaan: Luk. 24:1-12..

 “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di ini, Ia telah bangkit.”

 Ada orang yang mengalami keputusasaan dalam hidupnya sehingga harapannya sirna. Ada yang hidupnya sesuai dengan yang diharapkannya. Bahkan ada juga yang mengalami hal yang melampaui harapannya. Dalam kisah ini, para perempuan datang ke kubur untuk merempah-rempahi tubuh Yesus yang baru meninggal. Mereka membawa rempah-rempah sesuai kebiasaan waktu itu. Mereka berharap untuk dapat menemukan jenazah Yesus.

Ternyata, batu besar yang menghalangi pintu masuk ke kubur sudah terguling. Halangan pertama teratasi tanpa penjelasan bagi mereka. Mereka tambah terkejut karena tidak menemukan mayat Tuhan mereka. Mereka pun “termangu-mangu, bingung memikirkan hal itu. Ini respons yang wajar, “Kemana jenazah-Nya? Siapa yang mengambil?” Banyak pertanyaan yang belum terjawab ketika, “…tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat dengan mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan”. Mereka membawa kabar yang di luar perkiraan, kabar yang melampaui harapan. Mereka mencari Yesus yang mati, tetapi mendapati Yesus yang bangkit. Harapan yang terlampaui merupakan penghiburan dan anugerah yang besar dalam hidup kita. Kita layak bersyukur sekaligus berbagi. Seperti para perempuan itu berbagi berita kebangkitan dengan para rasul

Para rasul kala itu tidak percaya pada berita kebangkitan karena itu melebihi perkiraan mereka. Mereka lupa apa yang pernah Yesus katakan “bukankah sudah Kukatakan kepadamu, jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?” (Yoh 11:40). Bahwa Allah sangguh bekerja melebihi harapan, karena itu andalkanlah Dia dalam hidupmu. Tidak ada yang tahu persis bagaimana dan kapan Yesus bangkit dari mati. Lalu pertanyaan dari mana keyakinan Yesus bangkit? Yakni dari perjumpaan para murid dengan Yesus  yang bangkit dan dari makam yang kosong sebagai konsekuensi Yesus yang sudah bangkit. Pengalaman perjumpaan para murid itulah yang sekarang menjadi iman kita bersama. Pengalaman perjumpaan itu mengubah seluruh daya hidup para murid, mengubah pola pikir dan iman mereka.

Yesus yang bangkit menjumpai para murid. Mereka yang tadinya tidak mengerti, karena berjumpa dengan Yesus yang bangkit akhirnya menjadi mengerti apa yang selama ini dibicarakan Yesus. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit membawa kenangan mereka ketika bersama dengan Yesus. Kenangan itulah yang membangkitkan iman dan kepercayaan mereka. Lebih dari itu, kebangkitan Yesus mengubah para murid menjadi orang-orang yang berani mempertaruhkan nyawa untuk memberitakan kabar baik kepada setiap orang. Para murid yang tadinya tercerai berai karena peristiwa salib, pada akhirnya kembali bersatu dengan peristiwa perjumpaan dengan Yesus yang bangkit

Pengalaman dan iman yang sama dengan para muridlah yang hendak kita hayati dalam memaknai paskah ini. Yesus yang bangkit berkenan menjumpai kita orang berdosa. Maka sudah selayaknya kita senantiasa bersukacita dalam Tuhan karena rahmat istimewa yang boleh kita terima. Semoga perjumpaan kita dengan sesama selalu membawa makna baru dan selalu memberi semangat dan kehidupan baru untuk mereka.

Malam ini perayaan Paska Tuhan dilambangkan dengan upacara terang, terang dari lilin paska. Terang yang menghalau kegelapan. Kegelapan yang menakutkan, lambang kematian, dikalahkan dengan cahaya kebangkitan Kristus. Kristus awal dan akhir, alfa dan omega, Dia pemilik segala masa, mengalahkan kegelapan maut dan dosa, menyinari kita dengan cahaya kebangkitan-Nya yang mulia. Dia bukan Allah orang mati, tetapi Allah orang hidup.

 

Semoga kita pun penuh sukacita bangkit bersama-Nya, membawa terang sukacita dan damai bagi dunia sekitar kita, mengalahkan kegelapan dosa dan menjadi manusia baru, manusia paska, manusia kebangkitan. Hanya dengan iman kita dapat mempercayai kebangkitan Kristus. **

 

 

By Rm. Fransiskus Emanuel Da Santo, Pr; Sekretaris Komisi Kateketik KWI

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *