Bacaan: Kis. 5:12-16; Why. 1:9-11a.12-13. 17-19; Yoh. 20: 19-31
Ungkapan “Ya Tuhanku dan Allahku” dari mulut Thomas, salah satu murid Yesus yang tidak percaya akan kebangkitan-Nya; sangat menyentuh iman kepercayaan Thomas kepada Yesus. Hal ini dapat kita kaitkan dengan hukum dalam Keluaran 20: 7, yang berbunyi: “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan..”. Sudah barang tentu ayat ini sangat dimengerti oleh para murid sebagai larangan untuk menyebutkan nama Tuhan dengan tidak hormat, dan saya yakin Thomas pun mengetahui tentang larangan ini. Walaupun, pada zaman modern saaat ini, larangan tersebut seringkali tidak diperhatikan oleh banyak orang. Kita seringkali spontan berucap “ya Tuhan” ketika ada peristiwa yang mengejutkan. Contohnya: kalau kita melihat kecelakaan di jalan, dengan spontan kita pasti berucap “ya Tuhan”. Akan tetapi, sangat lain dengan ketaatan para murid pada zaman mereka. Hal tersebut semakin memperjelas, bahwa ungkapan Thomas yang menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allah bukanlah sebuah ungkapan keterkejutan biasa.
Selain itu, apabila ungkapan Thomas tersebut hanyalah kekagetan atau keheranan biasa, maka Yesus pasti menegur Thomas. Malahan sebaliknya, Yesus meneguhkan Thomas dengan berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (ayat 20:29). Semoga iman kita semakin dikuatkan dan diteguhkan melalui pengalaman iman Thomas rasul ini, bahwa Yesus sungguh-sungguh Putra Allah, Allah yang menjadi manusia.
Hanya kalimat pendek yang bisa diucapkan oleh Tomas: “Ya Tuhanku dan Allahku”. Ini adalah suatu pengakuan Iman yang besar dalam Injil, yang mana kita bisa menemukan salah satu pernyataan tentang pengakuan Iman bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Tomas percaya karena telah melihat, tetapi Tuhan Yesus menyatakan pada kita saat ini: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. Itulah kekuatan Iman, sebagaimana yang tertulis dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
Dalam hal iman kepada Tuhan, percaya kepada sesuatu yang tidak dilihat bukanlah sama artinya dengan mempercayai yang tidak masuk di akal, tetapi kita sedang mempercayai kuasa yang mengatasi segala akal dan pikiran. Tuhan Yesus menyatakan berbahagialah kita saat ini yang mempercayaiNya walaupun kita bukan lagi berada pada sejarah ketika Yesus menyatakan diri sebagai manusia.
Walaupun kita bukanlah saksi sejarah bagaimana perbuatan Tuhan di dalam Yesus Kristus nyata dalam dunia ini, tetapi kita orang percaya mendapatkan kuasaNya dan merasakannya hingga saat ini. Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. Tuhan bekerja dan berkarya hingga saat ini dalam kehidupan manusia. Maka apapun yang boleh terjadi dalam kehidupan kita, iman akan berbuahkan sukacita dalam kehidupan kita, yang memampukan kita berbuat dan berkarya didalam kuasa Tuhan. Terhadap Tomas yang skeptis, Yesus datang menampakkan diri dan memenuhi harapannya sehingga dia tidak lagi sanggup membantah kebangkitan-Nya. Hasilnya, Tomas akhirnya percaya dan menyembah Dia, “Ya Tuhanku dan Allahku!”
Banyak orang (kita) seperti Tomas yang percaya karena telah melihat mukjizat, tetapi Tuhan Yesus lebih berkenan bila orang percaya kepada-Nya, meski tanpa melihat tanda-tanda ajaib. Karena semua bukti kebangkitan-Nya tercatat dalam Kitab Suci. Para rasul telah menyaksikan-Nya dan dampak kebangkitan-Nya terlihat dengan kehadiran jemaat Tuhan di muka bumi. Memang untuk itulah Injil ditulis, yaitu supaya kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Dalam iman kita pun berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku”.***
Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Eksekutif Komkat KWI.