Bacaan: Yes. 5:1-7; Flp.4:6-9; Mat. 21:33-43
Yesus dalam Injil hari ini menyampaikan perumpamaan tentang Kerajaan Allah dengan penggarap-penggarap di kebun anggur yang seharusnya berlaku dan bertindak sesuai harapan pemilik kebun itu. Menjadi penggarap tentu tau hak dan kewajibannya, ketika dipercayakan untuk menggarap kebun anggur itu. Tanah garapan atau kebun anggur itu bukanlah miliknya. Ia hanya menggarap, dan ketika menuai hasil, maka akan dibagi juga ke pemilik kebun anggur tersebut. Penggarap yang bertanggungjawab dan tau diri akan tunduk kepada pemilik kebun anggur itu.
Perumpamaan ini disampaikan Yesus kepada para pendengarnya dengan tujuan mau menyadarkan bahwa bangsa Israel adalah para pekerja atau penggarap kebun anggurnya Allah. Yang pada gilirannya akan memberikan pertanggung jawaban atau hasil tuaiannya kepada pemilik yaitu Allah. Namun sikap yang ditunjukkan oleh para penggarap menunjukkan sikap bangsa Israel yang tidak tau diri, yang berbuat seolah kebun anggur itu adalah milik kepunyaannya, mereka menjadi rakus dan kasar serta tidak tau diri. Maka utusan yang datang, bahkan anak sang ahli waris itu datang kepada para penggarap itu, mereka tidak hanya menolak tapi mereka bunuh. Dan atas penolakan itu, kebun anggur itu disewakan kepada orang-orang bukan Yahudi. Dan selalu mengharapkan agar hasil yang sama dari para penggarap yang baru.
Perumpamaan ini adalah sebuah kritikan Yesus terhadap para pendengar, orang-orang Yahudi yang merasa diri sebagai bangsa pilihan dan merasa berhak untuk memperoleh keselamatan dari Allah secara otomatis, sementara perbuatan-perbuatannya justru jauh dari harapan sang pemilik kebun anggur itu sendiri. Padahal mereka harus bersyukur karna Sang pemilik kebun anggur itu mempercayakan kepada mereka kebun anggurnya untuk digarap. Kebun anggur itu yang dalam bacaan pertama dilukiskan sebagai kaum Israel. Ternyata “dinantikan-Nya keadilan tetapi hanya kelaliman, dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya keonaran”. Seharusnya mengikuti nasehat Rasul Paulus dalam bacaan kedua, bahwa, “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kamu pikirkan… lakukanlah itu! Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu”.
Kita pun adalah penggarap-penggarap baru di kebun anggur-Nya Tuhan. Penggarap yang dikasih oleh Allah sendiri. Kepada kita pun dituntut yang sama, yakni harus menjadi penggarap-penggarap kebun anggur yang bertanggung jawab dan yang tau diri, yang tau bersyukur atas kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita, atas hasil kerja yang telah kita raih, atas hidup yang kita jalani, atas anugerah yang kita terima dari Allah secara cuma-cuma, kita menjadi penggarap yang selalu bersyukur, karena Allah sumber damai sejahtera selalu menyertai kita. ***
Rm. Fransiskus Emanuel Da Santo,Pr; Sekretaris Komkat KWI