Bacaan: 2Taw, 36: 14-16. 19-23; Ef. 2: 4-10; Yoh. 3: 14-21
Allah mencintai manusia sudah sejak awal dunia dijadikan; bahkan telah menjadi kenyataan. Cinta Allah tampak pada kemauan Allah untuk menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah sendiri. Kepada manusia diberikan kebebasan untuk menentukan arah hidupnya dan kekuasaan atas seluruh alam semesta ini.
Cinta Allah ini selanjutnya juga menjadi lebih nyata dalam kesetiaan Allah yang membimbing, menyertai umat Israel dengan mengutus para nabi yang membebaskan mereka dari segala macam tantangan dan penindasan. Betapa Allah sungguh hadir di tengah mereka melalui karya-karya-Nya yang mengagumkan dan melalui diri-Nya Allah selalu berpihak pada orang-orang yang dikasihi-Nya. Cinta Allah kepada manusia itu pun mencapai puncaknya dengan dan melalui Putera-Nya Yesus Kristus, agar manausia dan dunia diselamatkan. Putera-Nya Yesus Kristus diberikan sebagai silih atas kejahatan manusia, atas pelanggaran-pelanggarannya, atas dosa-dosanya. Ia menjalankan tugas perutusan-Nya hanya demi keselamatan, kebahagiaan manusia yang ditebusnya. Ia tidak pernah menghukum manusia sekalipun betapa besar dan beratnya dosa dan salah yang dilakukan manusia. Karena itu, barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan dan beroleh hidup yang kekal.
Maka kita boleh bertanya diri, Mengapa Allah begitu mengasihi kita? Mengapa Allah begitu peduli dengan saya? Mengapa Allah ingin agar kita selamat dan bahagia? Betapa rahasia cinta Allah yang sungguh luar biasa, sulit ditangkap oleh manusia, sulit dimengerti. Kita hanya diminta untuk terbuka hati, untuk rela dan siap sedia membalas kasih cinta Allah yang tak terhingga bagi kita manusia, baik secara pribadi maupun bersama-sama. Betapa besar kasih Allah akan kita dan dunia.
Sikap yang pantas adalah tau bersyukur dan berterimakasih atas segala kebaikan dan cinta Allah yang tak terhingga itu, yang kita terima serta alami dari saat ke saat dalam seluruh ziarah hidup kita dan tanpa jasa apapun dari kita, Dalam syukur kita menerima kasih-Nya secara bertanggungjawab, menerima Yesus Kristus Putera-Nya menjadi Juruselamat, Tuhan dan penebus kita. Betapa Ia mengasihi kita sampai-sampai menyerahkan Yesus Kristus untuk menebus dan menyelamatkan kita, sampai sehabis-habisnyan.
Marila kita bersyukur dan berterimakasih kepada Allah melalui sikap dan cara hidup kita, dengan kasih cinta kita yang ikhlas, jujur, penuh kepada-Nya, juga kepada sesama dan lingkungan sekitar kita. Kita menjadi manusia terang, yang hidup dalam terang, yang mencintai terang, melakukan hal-hal yang baik, mencintai satu sama lain dengan ikhlas dan jujur. Sebab Ia sendiri berkata, “barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatan yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah”. Karena begitu besar kasih-Nya kepada kita dan dunia, maka semoga kasih kita kepada Allah dan sesama tidak pura-pura tapi tulus, jujur dan setia.***
Ditulis oleh Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI
Tks Tuhan memberkati