Paus Fransiskus melanjutkan seri katekesenya tentang harapan Kristiani dalam audiensi umum hari rabu, mengkontraskan antara harapan yang sejati, yang lahir dari kepercayaan akan Sabda Allah, dengan cobaan dari harapan yang salah pada berhala.
Berhadapan dengan berhala yang ditawarkan oleh dunia modern ini, Paus Fransiskus mengatakan bahwa “harapan adalah kebutuhan primer manusia” tetapi kita dapat hilang dalam pencarian kita akan keamanan dengan mempercayai harapan palsu yang ditawarkan oleh berhala-berhala.
Paus mengatakan bahwa Injil mengajarkan kepada kita bahwa harapan palsu berdampingan dengan Harapan Kristiani yang sejati yang lahir dari Sabda Allah. Kita dapat dicobai oleh harapan yang keliru dan berhala-berhala dunia, seperti uang, kekuasaan, dan kecantikan/keindahan fisik.
Berhala membingungkan pikiran dan hati, dan bukan mendukung kehidupan, melainkan menuntun kepada kematian.
Paus Fransiskus kemudian menyampaikan sebuah cerita yang dia dengar di Buenos Aires tentang “seorang perempuan cantik yang membual tentang kecantikannya.” Perempuan itu mengatakan “hal yang alami: iya, saya harus melakukan aborsi karena bentuk badan saya sangat penting.”
Kita akan mengatakan, “iman adalah percaya pada Tuhan, tetapi ada momen di mana kita berhadapan dengan kesulitan hidup, mengalami kerapuhan dalam percaya dan merasa membutuhkan kepastian lain, yang lebih nyata dan konkrit.”
Kitab Suci, khususnya para Nabi dan penulis Kebijaksaan, menyatakan sifat para berhala yang cepat berlalu dan harapan yang mereka tawarkan.
Dalam Mazmur 115, pemazmur secara ironis menghadirkan para berhala sebagai perak dan emas, yang dibuat oleh tangan manusia.
“Pesan mazmur sangat jelas, orang yang menempatkan harapan mereka pada berhala menjadi seperti mereka: gambaran kosong dengan tangan yang tidak menyentuh, kaki yang tidak berjalan, mulut yang tidak bisa bicara. Orang tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan dan menjadi tidak mampu menolong, mengubah sesuatu, tersenyum, memberi diri, dan mencintai.”
Sebagai kontrasnya, Allah selalu lebih Besar daripada kita, membuat kita tidak mampu mereduksi Allah ke dalam ukuran kita, membuat-Nya sesuai gambaran kita, dan menyesuaikan pada keinginan kita.
Paus Fransiskus menyimpulkan dengan Mazmur 115, keaguangan Allah memampukan orang Kristen untuk percaya dan berharap pada Tuhan.
“Percaya pada Tuhan, kita menjadi seperti Dia; berkat-Nya mentransformasi kita menjadi anak-Nya, yang ambil bagian dalam hidup-Nya. Berharap pada Allah membuat kita masuk ke dalam jangkauan tindakan Allah, pada kenangan yang memberkati dan menyelamatkan kita.” (Berita Vatikan, Terj. Ignasius Lede)
Sumber: http://en.radiovaticana.va/news/2017/01/11/pope_at_audience_%E2%80%98christian_hope_born_of_trust/1284912
Gambar: http://media02.radiovaticana.va/photo/2017/01/11/AFP6143718_Articolo.jpg