Sejak tahun 2013, jagad dunia pendidikan Indonesia heboh dengan berita serta perdebatan tanpa ujung tentang Kurikulum 2013. Berawal dari pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013/K-13. Kurikulum warisan dari Mendiknas M. Nuh di era rezim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, kini sedang terus dibenahi penerapannya oleh Mendikbud Anies Baswedan serta jajarannya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, c.q. Balitbang Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Masyarakat memang sudah terstigma bahwa ganti menteri ganti kurikulum. Namun, di era Anies Baswedan rupanya pergantian kurikulum tak nampak. Walaupun pernah santer beredar adanya isu akan kembali ke Kurikulum 2006 sampai adanya isu muncul label baru bernama Kurikulum Nasional. Untuk yang pertama dibantah langsung oleh sang menteri dan yang kedua bukanlah hadir kurikulum baru, namun konsep penerapan yang berlaku nasional. Jadi, yang ada hanyalah pembenahan K-13 yang terus dievaluasi dan disempurnakan. Hal ini tiada lain agar dalam penerapannya nanti benar-benar efektif dan efisien.
Lantas bagaimana perjalanan Kurikulum 2013 dimana pada 2016 ini akan kembali diberlakukan secara bertahap? Berikut ini beberapa informasinya yang dirangkum dari beberapa sumber.
1. Uji Coba
Kurikulum 2013 ini awalnya masih diujicobakan di 6.221 sekolah yang ditunjuk Kemendiknas untuk kemudian nantinya dievaluasi. Namun, entah bagaimana, sekolah lain pun ingin coba-coba untuk menerapkan K13 ini yang jumlahnya mencapai 211.799 sekolah di seluruh Tanah Air. Inilah yang kemudian membuat K13 layaknya produk mobil belum layak jalan tiba-tiba sudah banyak yang ingin memakai. Padahal mobil tersebut haruslah dievaluasi, dicek sana-sini, hingga menguji kelayakan sebelum dilepas di lapangan.
2. Surat Edaran
Melihat perkembangan “antusiasme” sekolah-sekolah tersebut, Mendikbud Anies Baswedan mengambil sikap demi terciptanya iklim pendidikan yang sehat. Tidak lama setelah dilantik Presiden Joko Widodo, Anies pun pada akhir 2014 mengeluarkan surat edaran yang menyebutkan bahwa bagi sekolah yang sudah menerapkan K13 selama tiga semester diminta untuk melanjutkan kurikulum itu. Sedangkan bagi sekolah yang baru menerapkan K13 selama satu semester yakni semester ganjil (Juli – Desember 2014), maka pada semester genap (Januari – Juni 2015) diminta untuk kembali ke KTSP 2006.
3. Opsi Rekomendari dari Tim Evaluasi
Surat edaran yang dikeluarkan tersebut telah mempertimbangkan opsi dari tim khusus yang dibentuk untuk merevisi K13. Mendikbud Anies Baswedan membentuk tim evaluasi Kurikulum 2013 yang diumumkan pada 28 November 2014. Sesuai waktu yang telah ditetapkan, tim evaluasi Kurikulum 2013 memberikan hasil evaluasinya kepada Mendikbud Anies Baswedan, pada 03 Desember 2014. Dalam rapat dengan Mendikbud, ketua tim evaluasi yang juga mantan Dirjen Pendidikan Dasar, Suyanto, mengatakan ada tiga opsi dapat dilakukan terhadap implementasi Kurikulum 2013, yakni:
– Opsi pertama, menghentikan total impelementasi K13.
– Opsi kedua, bagi sekolah yang selama ini nyaman dan tidak bermasalah menjalankan K13, diputuskan tetap menjalankannya. Sedangkan sekolah yang keberatan karena belum siap, kembali menerapkan KTSP.
– Opsi ketiga, menjalankan K13 sama seperti saat ini, yakni untuk semua unit sekolah di Indonesia. Namun ada beberapa evaluasi dalam pelaksanaannya.
4. Tidak Ada Pergantian Kurikulum
Rupanya, surat edaran Anies itu mengundang komentar M. Nuh yang menilai kebijakan Kemendikbud kembali pada Kurikulum 2006 merupakan langkah mundur. Kurikulum 2013 secara substansi dinilainya tidak ada masalah. Untuk meredam suasana, Anies pun menegaskan saat ini tidak ada pergantian kurikulum pendidikan.
5. Diterapkan Bertahap
Pemerintah hanya melaksanakan Kurikulum 2013 secara bertahap. Menurut Anies, sekitar 3% sekolah telah melaksanakan Kurikulum 2013. Dia memprediksi persentase itu akan meningkat. Kemendikbud meminta ini jangan diinterpretasikan sebagai mengganti kurikulum. Ini proses pengembangan secara bertahap. Dan proses perbaikan kurikulum tidak dipandang sebagai satu-satunya cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Ini hanya salah satu caranya.
6. Tidak Benar Kembali ke Kurikulum 2006
Pada akhir 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan membantah kabar yang beredar di media bahwa 2016 akan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau biasa dikenal dengan Kurikulum 2006. Dia pun menyayangkan pemberitaan tidak benar itu. Pihaknya kemudian menyelidiki dari mana sumber berita tersebut. Anies kemudian melayangkan somasi kepada penulis berita yang ternyata hanya modifikasi berita yang pernah dimuat tahun 2014.
7. Persiapan yang Matang
Penerapan kurikulum pada 2016 nanti hampir sama dengan 2015. Hanya saja, penerapan Kurikulum 2013 akan ditingkatkan menjadi 25% dari jumlah sekolah di seluruh Indonesia. Sementara sekolah lainnya masih menerapkan KTSP. Jika diterapkan serentak seperti tahun sebelumnya, maka akan menimbulkan persoalan cukup banyak. Sebab, tidak semua sekolah siap menerapkan Kurikulum 2013. Begitu juga tenaga pendidiknya masih perlu dipersiapkan dengan matang.
8. Verifikasi Sekolah
Jumlah 6000 sekolah yang telah menjalankan Kurikulum 2013 selama tiga semester tetap akan melanjutkan penerapannya. Sekolah rintisan ini menjadi model bagi sekolah lain untuk menerapkan kurikulum 2013 secara ideal. Bagi sekolah lain yang hendak menerapkan kurikulum 2013, diharapkan untuk mengajukan verifikasi terlebih dahulu oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM). Sekolah yang lolos baru akan ditetapkan sebagai sekolah pelaksana kurikulum 2013. Pelaksanakan kurikulum 2013 akan dilakukan secara bertahap.
Misalnya pada 2016/2017 setidaknya 6% sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013. Sementara itu, 19% sekolah menerapkannya untuk sebagian kelas sehingga sekolah yang masih menjalankan kurikulum 2006 menyusut hingga 75%. Pada tahun ajaran 2019/2020, ditargetkan sebanyak 60% sekolah menjalankan kurikulum 2013 di semua kelas sehingga tinggal 40% sekolah yang hanya menjalankan kurikulum sebelumnya.
9. Kurikulum 2013 dan Ujian Nasional
Soal pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada 2016 nanti, Anies mengaku tidak ada permasalahan berarti. Sebab, materi di Kurikulum 2013 dan KTSP 90 persen memiliki kesamaan. Kurikulum 2013 dan KTSP sebetulnya memiliki tingkat kesamaan sekitar 90%. Jadi standar kompetensi lulus (SKL) sama. Kisi-kisi sudah disusun dan mencakup hal yang sama antara dua kurikulum tersebut.
10. Proses Sebelum Penerapan
Dalam buku Kilasan Setahun Kinerja Kemendikbud, disebutkan bahwa Kemendikbud akan tetap konsisten melakukan tahapan sebelum menerapkan Kurikulum 2013. Tahapan yang dimaksud adalah sesuai dengan Permendikbud Nomor 159 Tahun 2014 yaitu pemaparan ide, desain, dokumen, implementasi, hasil, dan dampak.
11. Pada 2020 Nanti Semua Sekolah Diharapan Sudah Menerapkan K13
Pada awal 2016, evaluasi kurikulum 2013 (K13) sudah diselesaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dengan begitu, K13 akan segera dilaksanakan bertahap mulai tahun ini. Diharapkan pada 2020 semua kelas telah menerapkan Kurikulum 2013 dan target buku, silabus, serta dokumen Kurikulum 2013 siap pada akhir Januari 2016.
Simpulannya bahwa sejak pergantian rezim, ketika Dr. Anis Baswedan ditunjuk presiden Jokowidodo sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan, Kurikulum 2013 terus dievaluasi dari segala sisi, melibatkan banyak pihak yang paham tentang pendidikan. Hasil evaluasi dari lapangan menjadi masukan yang sangat berharga untuk memperbaiki ataupun memperkaya kurikulum 2013. Perbaikan-perbaikan mencakup standar isi, standar proses, standar penilaian serta perangkat-perangkat pembelajaran seperti silabus dan buku-buku teks. Menurut rencana pada bulan Januari 2016 ini, semua dokumen hasil revisi sudah final diperbaiki di Balitbang Pusat Kurikulum dan Perbukuan, selanjutnya disahkan oleh menteri pendidikan melalui Permendikbud (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Permendikbud baru tersebut sebagai landasan hukum untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 secara menyeluruh (nasional) melalui tahapan-tahapan tertentu yang diatur dalam Permendikbud itu.
Daniel B. Kotan
Sumber: pendidikanindonesia.net dan dari berbagai sumber yang lain.
credit photo indopos.co.id