Renungan Hari Minggu, Hari Raya Penampakan Tuhan: “Bersama Para Majus Kita Mencari  Dan Menemukan Yesus”

Bacaan: Yes. 60:1-6; Ef.3:2-3a.5-6; Mat.2:1-12.

Dalam hidup kita sering mencari, seperti mencari pekerjaan, mencari orang atau mencari sesuatu. Kisah Injil hari ini menyampaikan kepada kita tentang sebuah pencarian, yakni tentang orang Majus mencari Yesus. Mereka mencari Yesus bukan sekedar untuk membuktikan kebenaran tanda alam yang mereka lihat melalui bintang, tapi mereka mencari Yesus untuk menyembah-Nya.

Siapa orang-orang Majus itu?  Orang Majus disebut pula orang bijak atau raja-raja dari timur.  Mereka adalah ahli astronomi  (ilmu perbintangan), tahu benar letak bintang, pergerakan dan tanda-tandanya.  Bukan hanya itu, mereka juga percaya bahwa matahari, bulan dan bintang-bintang secara periodik memberi tanda-tanda yang dapat dipakai meramalkan peristiwa-peristiwa masa depan dan nasib seseorang atau bangsa.  Karena itu mereka tahu benar apa arti bintang yang nampak di timur tersebut.  Peristiwa ini semakin menegaskan bahwa Allah dapat memakai siapa saja dan apa saja untuk menggenapi setiap rencana-Nya.  Selain memanggil dan memilih orang-orang yang sederhana, seperti Maria dan Yusuf, serta para gembala di padang yang menurut pandangan manusia tidak pantas dan tidak layak, ternyata Allah juga memakai orang-orang terpelajar supaya dengan pengetahuan yang dimiliki mereka memahami kehendak Allah dalam hidupnya.  Selain itu kita dapat belajar tentang kerendahan hati.  Kita tahu bahwa orang-orang Majus ini adalah raja-raja dari timur dan astronom, tetapi mereka rela meninggalkan kesibukan dengan menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk mencari bayi yang baru dilahirkan. Maka bagi kitapun ketika kita mencari Yesus dalam hidup kiya, kita boleh bertanya diri, untuk apa kita mencari-Nya?

Respons para Majus menyadarkan kita bagaimana seharusnya kita berespons terhadap Natal Tuhan. Kehidupan para majus menantang kita untuk terus menerus hidup dalam pimpinan Tuhan, taat melakukan kehendak Allah. Kehidupan para majus mengajak kita untuk datang dan menyembah Yesus dan menjadikannya raja atas hidup kita. Bukan lagi kita hidup semaunya, melawan Allah dan kebenarannya. Melainkan mempersembahkan hidup kita kepada Allah.

Semangat hidup para majus menggambarkan kehidupan yang rela mengorbankan hidup dan miliknya kepada Yesus. Bukan kehidupan yang menuntut hadiah-hadiah natal tetapi kehidupan yang menghadiahkan komitmen kepada Kristus. Momen Natal tahun ini biarlah menantang kita meniru kehidupan dan komitmen para majus. Hidup yang senantiasa mencari kehendak Allah, taat kepada pimpinan Tuhan, mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang berkenan.

Herodes pun mencari Yesus bukan untuk menyembah-Nya tapi untuk membunuh-Nya. Karena itu, kita pun harus mencari Yesus dengan sungguh-sungguh dan menjadikan Yesus sebagai yang utama dalam hidup kita. Kita mencari Yesus untuk menyembah dan memuliakan Dia, menjunpai dan menyembah-Nya dan memberikan persembahan yang berharga dalam hidup kita bagi-Nya.

Pesan bagi kita, pertama, melalui Natal-Nya, Yesus telah terlebih dahulu mencari kita. Ia datang menjadi manusia dan terlahir di Betlehem. Ia mati disalibkan untuk mencari dan menyelamatkan kita dari dosa. Maka kalau Yesus mencari kita,  kiranya kita jangan semakin menjauhkan diri dari-Nya. Kedua, Apakah dalam hidup kita, kita selalu berusaha untuk mencari Yesus? Atau kita ternya lebih mencari kesenangan dan kepentingan diri, mencari kekayaan duniawi dan kenikmatan hidup, tidak peduli akan kebaikan dan kasih-Nya. Ketiga, Yessus harus menjadi yang utama dan andalan kita. Maka persembahan terbaik dari kita bagi Yesus adalah hati dan cinta kita, diri dan hidup kita bagi-Nya, kesetiaan dan komitmen kita. Dengan demikian, hidup kita sungguh menjadi berkat.**

Rm. Fransiskus Emanuel Dasanto, Pr; Sekretaris Komkat KWI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *