Renungan Hari Minggu Biasa XII : “Jangan Takut”

Bacaan: Yer. 20:10-13; Rm. 5:12-15; Mat. 10:26-33.

Dalam masa pandemi covid-19  banyak orang takut. Virus yang melanda dunia membuat manusia tak berdaya, karena merenggut sekian banyak nyawa. Orang menjadi sangat takut karena siapa saja, entah kaya atau miskin, pria atau wanita, bahkan orang dewasa maupun anak-anak dengan mudah diserang virus yang mematikan ini. Banyak orang menjadi begitu takut. Takut mati, takut kehilangan anggota keluarga, takut kehilangan mata pencaharian, takut terkena virus ini, takut untuk pergi ke mana-mana. Orang harus tinggal di rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, selalu cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, supaya dengan segera bisa memutuskan mata rantai penyebaran virus ini. Di balik pandemi ini kiranya orang semakin sadar bahwa  manusia itu rapuh, tak berdaya dan tak bergaya sedikitpun. Yang hanya bisa diharapkan dan diandalkan adalah Tuhan. Dan karena itu kita selalu berdoa memohon kepada-Nya agar pandemi ini segera berlalu, dan kehidupan yang normal bisa berjalan lagi.

Dalam Injil hari ini, Yesus sampai tiga kali mengatakan:”Jangan kamu takut!” Jangan kamu takut kepada manusia, tapi takutlah kepada Allah. Ia malah menasehati mereka supaya takut kepada Dia yang berkuasa membunuh jiwa dan badan. “Dan jangan kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik  jiwa maupun tubuh dalam neraka” (Mat. 10:28). Dengan kata-kata ini, Yesus mau mengatakan kepada kita supaya kita jangan takut dan cemas untuk mewartakan dan memberikan kesaksian tentang Diri-Nya dan ajaran-Nya, pada saat yang tampan atau tidak tampan. Kita harus berani mengatakannya secara terbuka, terus terang dan jujur. Kita harus lebih takut kepada Tuhan yang mampu menyentuh jiwa dan raga kita. Bahkan lebih berani mengakui Diri dan ajaran-Nya di depan manusia, akan diakui pula oleh Yesus di depan  Bapa-Nya di surga. Tetapi siapa yang menyangkal Dia dan ajaran-Nya di depan manusia, akan disangkal-Nya di depan Bapa-Nya di surga.

Bagi kita, ketakutan terhadap Allah itu harus tampak dalam takut bertindak tidak jujur, takut berbuat doa, takut bersikap ingat diri, takut korupsi, takut melawan perintah-perintah Allah, takut untuk mencari aman diri sendiri, kita harus takut berbuat jahat. Maka perintah Yesus agar kita tidak takut, karena kita berharga di hadapan-Nya, lebih berharga dari burung pipit yang juga dipelihara Tuhan, dapat meneguhkan setiap upaya hidup jasmani dan rohani kita. Kemauan menanggung duka derita, bahkan kesalahpahaman, menjadi kesempatan bagi kita untuk memurnikan hidup kita dan berani menjadi saksi kabar sukacita Injil, terlebih kesaksian hidup yang lebih menarik sebagai seorang murid Kristus di tengah dunia yang beragam ini. Juga di tengah pandemi covid-19 ini.  Seorang murid Yesus tidak boleh takut kepada siapa atau apa saja: manusia, alam ciptaan, malahan setan sekalipun. Jangan takut akan sakit dan penyakit, kematyian, kemiskinan, usia tua, penolakan dari pihak lain, tentang masa depang,  dan macam-macam sumber ketakutan lainnya. Beranikah kita bersaksi tentang apa yang kita imani di hadapan orang lain yang tidak seiman dengan kita? Maukah kita bicara terang-terangan tentang tuntutan-tuntutan iman kita yang tercantum dalam sepuluh perintah Allah dan lima perintah Gereja? Atau kita berupaya untuk menyembunyikan atau mengecilkan dan menghindarinya?

Yeremia adalah contoh nabi yang tidak takut bersaksi. Dia percaya akan kuasa dan perlindungan Allah. Dia diancam dan diteror tetapi tak sedikitpun ia surut dan mundur dalam menjalankan tugasnya sebagai nabi (Yer 20:10-13). Dia mengatasi ketakutan dan penderitaan yang ditimpakan para lawannya atas dirinya dengan keyakinan bahwa “Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah” (Yer 20:11)

Mari kita mohon supaya seluruh hidup kita baktikan kepada-Nya. Semoga tak tersisa satu ruang pun dalam hidup kita untuk ketakutan. Allah begitu mengasihi kita. Kita sangat percaya akan kehadiran dan pendampingan-Nya selalu. Jangan takut! Tuhan memberkati kita.**

 

Rm. Fransiskus Emanuel Da Santo,Pr; Sekretaris Komkat KWI

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *