Renungan Hari Minggu Biasa II: “Lihatlah Anak Domba Allah”

Bacaan: Yes. 49: 3. 5-6; 1Koe 1:1-3; Yoh 1:29-34.

Mengapa Yesus disebut: Anak Domba Allah? Bagi kalangan bangsa Yahudi, domba adalah binatang yang dipakai untuk kurban dan silih. Seperti pada malam pembebasan bangsa Yahudi dari penjajahan Mesir, pada malam itu tiap-tiap keluarga bangsa Yahudi harus menyembelih seekor anak domba. Darah anak domba itu menjadi tanda yang menyelamatkan semua putera sulung bangsa Yahudi, sebab pada malam itu Malaekat Tuhan membunuh semua putera sulung bangsa Mesir, yang pintu rumahnya memang tidak ditandai oleh darah anak domba. Sejak saat itu darah anak domba dikenang sebagai darah anak domba yang membebaskan, darah anak domba Paskah Yahudi. Jadilah Anak Domba Paskah menjadi simbol kebebasan dan keselamatan. Seekor domba dikorbankan supaya anak-anak sulung mereka memperoleh kehidupan.

Yesaya berbicara tentang “hamba yang menderita” seperti anak domba yang ditusuk dengan tombak karena dosa-dosa kita dan yang membawa perdamaian kepada kita (Yes 53:7). Selanjutnya, Yesus diperkenalkan oleh Yohanes sebagai Anak Domba Allah yang datang untuk menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29). “Lihalah Anak Domba Allah”. Sebagai anak domba, Yesus mengurbankan diriNya supaya kita selamat dan mendorong kita untuk mengorbankan diri bagi sesama kita.

Yesus telah mengambil fungsi domba yang dikurbankan itu. Dalam ketaatan yang sempurna kepada Bapa, Yesus telah mengorbankan hidupNya guna menghapus dosa-dosa dunia. Seperti darah anak domba yang telah meluputkan nenek moyang bangsa Yahudi dari kematian, demikian pula darah Yesus yang dikorbankan di kayu salib meluputkan dan membebaskan manusia dari kematian kekal. Pengorbanan yang telah dilakukan Yesus itu telah memulihkan hubungan Allah dan manusia. Dan ini bukan hanya sebuah peristiwa masa lalu, tetapi peristiwa hidup sepanjang sejarah, kini dan selalu, terlebih ketika kita merayakan Ekaristi, kita menghadirkan kembali korban Kristus itu. Kini dihidupkan kembali atau dibuat menjadi sebuah kenyataan yang hidup, menjadi sebuah sakramen yang membawa keselamatan kepada orang yang merayakannya. Yesus sendiri berkata, “Inilah TubuhKu” dan “Inilah DarahKu”,  Yesus mau mengatakan bahwa Ia sesunguhnya tinggal di dalam kita dan kita memperoleh hidup.

“Lihatlah Anak Domba Allah”, adalah sebuah ajakan bagi kita untuk selalu datang kepada Yesus, untuk ada bersamaNya, mengalami dan hidup dari pemberian diriNya, juga dalam Ekaristi, menjadi santapan hidup kita. Sebab Ia telah mengorbankan diriNya bagi kita supaya kita selamat. Dan kitapun mencintai Ekaristi, dan dengan berani memberikan diri kita bagi sesama kita. Juga tetap mau setia kepadaNya dalam hidup ini, belajar padaNya, agar kita memperoleh hidup, dan hidup dalam segala kelimpahannya, kini dan sepanjang segala masa. ***

 

Rm. Frans Emanuel da Santo,Pr: Sekretaris Komkat KWI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *