Bacaan: Kis. 10:25-26, 34-35, 44-48; 1Yoh. 4: 7-10; Yoh. 15: 9-17.
KASIH atau CINTA adalah hal yang paling penting dan utama dalam hidup manusia. Manusia hanya bisa hidup dan bertahan dalam situasi macam apapun, manusia juga bisa melakukan apa saja dalam membangun idupnya kalau ia sadar dan tau bahwa ia dikasihi, bahwa ia dicintai. Cinta membuat manusia lebih manuawi. Cinta membuat manusia punya nilai, berati dan berharga. Namun cinta model macam mana yang patut diupayakan, diusahakan, dan dihidupi oleh setiap kita.
Yesus menjadi contoh, model, ukuran cinta setiap orang Kristen. Kasih dan cinta Yesus adalah kasih cinta yang memberi diri segalanya dan seutuhnya. Kasih yang memberi tanpa perhitungan. Kasih yang penuh pengorbanan tanpa batas. Tanpa pemberian diri dan tanpa pengorbanan dalam kaih cinta, semuanya omong kosong, hampa dan tak berarti. Karena kasih-Nya Yesus memberikan diri dan berkorban bagi semua orang, agar yang dicintai bahagia, hidup dan diselamatkan; agar yang dicintai boleh tumbuh dan berkembang dalam kasih dan dalam cinta. Dasar cinta Yesus adalah persatuan cinta antara Dia dan Bapa. Dan cinta itu tidak sebatas kata-kata indah, tetapi nyata dalam tindakan saling mengasihi.
Dalam keseharian hidup kita, mengasihi itu terkadang menjadi begitu sulit dan berat, manakala berhadapan dengan orang yang mungkin tidak masuk dalam perhitungan kita, karena ia adalah musuh kita, kalau berhadapan dengan orang yang pernah menyusahkan dan menyakiti kita, atau kalau kita merasa bahwa kita tidak mendapatkan apa-apa dari orang yang kita kasihi. Kita punya perhitungan untung rugi ketika kita mau mengasihi; bahkan menuntut pengorban, kita menjadi enggan. Saling mengasihi, tidak lain juga berarti menerima orang lain apa adanya dan bukan ada apanya. Mengasihi berati rela sedia untuk memaafkan/mengampuni; berlaku adil dan jujur terhadap orang lain, membawa kegembiraan dan kedamaian, persaudaraan dalam hidup bersama dan bukan sebaliknya. Bukan permusuhan, dendam dan kekacauan.
Kita hanya bisa saling mengasihi kalau kita tinggal dalam kasih Yesus. Kalau kita mengikuti apa yang Ia perintahkan kepada kita. Kalau kita meneladani-Nya. Karena Allah adalah cinta kasih. Karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita tanpa batas dan tanpa perhitungan, juga bukan karena jasa-jasa baik kita. Ia sungguh mengasihi kita. Ia mengasihi dengan rela mengorbankan hidup-Nya, memberikan nyawa-Nya bagi semua orang. Maka, tidak ada lagi yang lain bagi kita selain kita pun saling mengasihi. Sebab dimana ada cintakasih, di sana Allah hadir. Kasih-Nya menghidupkan, menyelamatkan, dan membawa sukacita asal kita tetap tinggal dan hidup dalam kasih cinta-Nya.
Kita berdoa: Ya Tuhan, tambahkanlah selalu cinta kami kepada-Mu dan kepada sesama kami melalui perbuatan-perbuatan kami. Sebab bila kasih kami terlampau banyak kata-kata menjadi tidak berarti. Mampukan kami untuk belajar mencintai-Mu dan mencintai sesama, kini dan sepanjang masa.***
Ditulis oleh Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI