Spiritualitas Katekis: Guru Agama Harus Menjadi Orang Terpercaya

Bahan Ajar dan Metode adalah penting, Namun Guru jauh lebih Penting, dan yang lebih penting lagi adalah Roh dan Jiwa Guru. Profesi guru adalah sebuah kepercayaan yang harus dijalankan oleh setiap manusia yang mendedikasikan dirinya sebagai seorang pengajar atau pendidik yang biasa kita sebut guru. Kita ketahui bersama bahwa guru adalah pusat pembelajaran, proses belajar mengajar sukses atau tidaknya tergantung seberapa besar profesionalnya guru dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran.

Isu sentral masalah peningkatan kinerja guru semakin marak diperbicangkan. Karena menurut evaluasi yang dilakukan oleh lembaga-lambaga penjamin mutu pendidikan, banyak guru yang terindikasi memiliki kinerja yang kurang baik. Munculnya Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang meliputi 6 kompeteni yaitu profesional, pedagogik, kepribadian,sosial,spiritual dan leadership menjadi tolak ukur untuk menilai kinerja guru di negeri ini,  pemberian tujangan untuk kesejahteraan guru melalui sertifikasi atau tunjangan profesi yang seharusnya kian memotivasi guru untuk menjadi guru yang profesional malah menjadikan guru kian manja, sebaliknya guru yang belum sertifikasi karena masa kerja dan sejumlah peraturan yang selalu berubah-ubah menjadikan guru kita agak mulai putus asa. Serta menurunnya idealisme  guru karena tidak lagi memiliki kewenangan penuh untuk menentukan keberhasilan peserta didiknya dengan adanya campur tangan pemerintah dalam menentukan kelulusan peserta didik.

Padahal tugas guru yang begitu mulia semua sama saja, yaitu berorientasi dalam mencerdaskan anak-anak bangsa tanpa memperdulikan apapun yang terjadi.

Permasalahan di atas sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan peserta didik. Tidak lagi berpikir untuk meningkatkan kompetensi peserta didik nampaknya menjadi sentral pemicu kenakalan remaja dewasa ini, dan menurunnya kompetensi peserta didik. Mau tidak mau guru juga menjadi bagian yang harus bertanggung jawab untuk semua nya itu. Sehingga guru harus benar-benar  kembali mengemban amanah yang telah diberikan kepadanya.

Amanah adalah sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang dinilai memiliki kemampuan untuk mengembannya. Artinya amanah seorang guru adalah bagaimana seorang guru membimbing, membina, mengayomi dan memberi teladan terhadap perserta didiknya dengan penuh keikhlasan.

Kalau tidak sebagai orang tua memiliki harapan besar saat menitipkan anak-anaknya ke pendidikan formal yaitu sekolah. Mereka menginginkan keberhasilan putra-putri mereka baik keberhasilan dari segi kognitif (ilmu pengetahuan) maupun akhlak (perilaku terpuji) sang anak sehingga anak-anak mereka bisa menjadi cerdas secara ilmu dan akhlaknya. Mereka memberikan kepercayaan penuh kepada guru dalam proses pendidikan di sekolah. Untuk itu perlu adanya guru yang amanah terhadap profesinya, bukan  menyalahgunakan amanah tersebut.

Memang, tugas seorang pendidik tidak hanya sebatas menyampaikan materi pembelajaran saja, bahkan ia merupakan tugas berat dan sulit, tetapi akan mudah bagi guru yang tetap memegang teguh amanah yang diberikan. Tentunya guru yang dapat memegang teguh amanah yang diberikan tidak bisa lepas dari karakter guru tersebut. Paling sedikit terdapat 10  karakter yang harus dimiliki dan terus dimunculkan oleh seorang guru antara lain :

Pertama :adalah  harus kembali memiliki keikhlasan yang besar dalam memberikan ilmu nya kepada peserta didik.

Kedua adalah  jujur, sifat jujur adalah mahkota di atas kepala seorang pendidik, jika sifat itu hilang darinya, ia akan kehilangan kepercayaan peserta didik akan ilmunya dan pengetahuan-pengetahuan yang disampaikannya kepada mereka, karena anak didik pada umumnya akan menerima setiap yang dikatakan gurunya.

Ketiga, Integritas, serasi antara pikiran, kata dan perbuatan.

Keempat, Bersikap adil dan tidak berat sebelah. Sikap adil disini dimaksudkan adalah mewujudkan keadilan di antara siswa, demi memasyarakatkan rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka.

Kelima, Berakhlak mulia dan terpuji. Akhlak adalah sifat terpuji yang mesti bagi guru untuk berhias dengannya serta menganjurkan pada anak didiknya untuk berakhlak dengannya.

Keenam, Rendah hati adalah akhlak terpuji yang akan menambah kehormatan dan wibawa pada pemiliknya. Sifat ini diharapkan memantul pula kepada anak didik dan memberikan efek pada mereka secara positif.

Ketujuh, Pemberani adalah tuntutan bagi setiap guru, mengakui kesalahan tidak akan menguranngi wibawa perilaku kesalahan, bahkan merupakan kemuliaan bagi guru tersebut dan bukti atas sifat keberaniaannya.

Kedelapan, adalah bercanda/memiliki sense of humor yg cerdas  bersama anak didiknya, sehingga proses pembelajaran cenderung gembira dalam suasana belajar dengan tetap mempertahankan kualitas pengajarannya.

Kesembilan, adalah sabar dan menahan emosi. Sabar adalah faktor yang kuat kesuksesan guru dan kepiawaian guru terletak pada cara meredam amarahnya dan menundukkan/mengendurkan  saraf-sarafnya.

Kesepuluh, adalah menghindari perkataan keji dan yang tidak pantas.

Kesebelas, adalah selalu berkonsultasi dengan orang lain.

Dari ke sebelas karakter yang telah dipaparkan di atas, nampaknya harus dikembalikan oleh guru ke dalam jiwa atau ohnya, karena tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa guru harus memiliki karakter yang kuat jika ingin memegang dan menjalankan amanah tersebut yang nantinya otomatis akan menciptakan karakter yang kuat pula dalam diri peserta didiknya, sehingga seperti apa profesionalisme guru kita saat ini, tidak perlu dipertanyakan lagi. Dan jadilah Guru kalau tidak ada dicari Kalau ada disenangi dan bila meninggal ditangisi.

*** Elias Nahas, Guru PAK pada SDN. Toinlasi Kab. TTU.

 

sumber artikel dan gambar: https://bimaskatolik.kemenag.go.id/posting/opini/114/guru-agama-harus-menjadi-orang-terpercaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *