Bacaan:Ul.26:4-10;Rm.10:8-13;Luk 4:1-13
Oleh Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr
Dalam keseharian hidup kita, sering kita dihadapkan dengan sejumlah pilihan. Kita diuji sejauhmana kita menjatuhkan pilihan-pilihan yang tepat yang akan mendatangkan kebaikan atau keuntungan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Untuk menentukan pilihan yang tepat, kita sering jatuh dalam kecenderungan untuk mencari yang mudah, mengambil jalan pintas dan penuh resiko, tanpa perhitungan dan pemikiran yang matang, bahkan hanya untuk memenuhi nafsu ingin memiliki, ingin menguasai, ingin menikmati, tak peduli dengan cara apa semua keinginan itu terpenuhi, dalam hal makanan/kebutuhan pokok manusia, dalam hal harta kekayaan, dan dalam hal kuasa.Keinginan-keinginan itu sering jauh dari kebutuhan. Semua yang kita inginkan belum tentu menjadi kebutuhan. Kita diuji untuk berani menentukan pilihan yang tepat. Kata orang, salah pilih badan binasa. Sesal kemudian tak ada gunanya.
Injil minggu pertama pra-paskah menceriterakan bagaimana Yesus menghadapi pencobaan hidup-Nya. Yesus dengan tegas membuat keputusan dalam banyak segi. Sikapnya yang mengutamakan kehendak Allah mampu mendukung pertahanan terhadap lawan-lawan yang memanfaatkan kecenderungan manusia yang umum, soal makan, kepemilikan dan gengsi, serta kuasa. Yesus dicobai. Ia diuji dan ditantang ketahanannya, Dia ditantang untuk berani menentukan pilihan. Pilihan pada kehendak Allah atau pada kehendak setan yang terasa gampang dan menggiurkan. Pilihan yang tepat, yang didorong oleh Roh Kudus, mendatangkan keselamatan dan berkat.
Godaan pertama pada kebutuhan pokok manusia, yang menyangkut nasib hidup seseorang. Kebutuhan dasar yang dicari, diusahakan dan dikejar manusia untuk memperolehnya. Kebutuhan akan makan-minum. Bahwa manusia perlu/harus makan, dan berhak untuk mendapatkannya. Dengan banyak cara dan usaha manusia berusaha memenuhi kebutuhan yang satu ini. Dalam situasi ini, dalam situasi lapar dan tidak memiliki apapun, bisa saja orang kehilangan harapan dan hilangnya iman kepercayaan kepada Allah sebagai sumber hidup. Orang juga akan dengan mudah mencari jalan pintas, entah dengan mencuri, tidak lagi peduli untuk apa harus berdoa kalau tidak makan/lapar, untuk apa percaya kepada Tuhan ketika panen dan hasil kebun gagal. Godaan untuk meninggalkan Tuhan dan kehendaknya akan sangat mudah. Godaan untuk meninggalkan iman demi sesuap nasi sering dikorbankan. Yesus mengingatkan bahwa, “manusia hidup bukan dari roti saja. Manusia dapat hidup dari setiap Firman Allah. Banyak orang justru haus dan lapar akan kebenaran, keadilan, ingin dihargai, diperhatikan, dicintai. Di sini, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Firman Allah jauh lebih penting dan diatas segalanya. Firman Allah justru memberi hidup, memberi kekuatan untuk bertahan.
Godaan lain yang dapat diatasi oleh Yesus, adalah godan untuk memiliki kekayaan dan kuasa. Setan tau dengan sangat baik bahwa manusia mudah jatuh dalam hal ini. Manusia sering tergila-gila untuk mencari, mengumpulkan dan menumpukkan/serta menimbun kekayaan, harta benda selalu tak pernah puas.Bahkan menjadi budak dan diperdaya oleh segala harta kekayaan itu, dan tidak lagi peduli dengan sesama yang miskin dan menderita. Juga, manusia dengan berbagai cara ingin memiliki kuasa dan berkuasa penuh sesukanya bagi sesama bahkan dunia. Kuasa yang dipercayakan untuk melayani menjadi sewenang-wenang. Manusia jaman ini mulai menyembah allah yang baru melalui kuasa yang ia kejar dan ia miliki. Itulah yang manusia sembah. Kecenderungan ini membuat manusia tidak lagi dengan bebas, tetapi menjadi budak atas segala kekayaan dan kuasa yang ia miliki. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa semuanya itu adalah anugerah Allah yang patut kita syukuri. Allah adalah pemilik dan sumber dari segala yang ada. “Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”.
Yesus tidak mencari sensasi, supaya dikagumi dan dipuji. Yang Yesus cari adalah taat pada kehendak Bapa-Nya. Manusia sering dengan gampang lupa diri, tidak tau diri, menjadi sombong, menganggap hina, meremehkan orang lain dan merasa diri paling baik.
Kita tidak luput dari berbagai macam cobaan dan godaan. Belajar dari Yesus untuk berani dan tegas dalam menentukan pilihan, yakni memenangkan kehendak Allah di atas segalanya. Kemenangan Yesus menjadi warta gembira bagi kita ketika kita pun menghadapi berbagai cobaaan/godaan dalam hidup ini. Dengan bantuan dan bimbingan Roh Kudus, kiranya kita dibimbing untuk mengalahkan semua cobaan/godaan.
********