Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara (NTT-NTB-Bali) bekerja sama dengan Komisi Kateketik KWI Jakarta mengadakan pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di gedung pastoral Gereja paroki St. Fransiskus Xaverius, Kuta, Bali.
Kegiatan pelatihan beralngsung dari tanggal 5 s.d. 8 Maret 2018 ini dihadiri sekitar 30 orang utusan, masing-masing dari Komkat K.A. Kupang, K. Atambua, K. Weetebula, K. Larantuka, K. Maumere, KA. Ende, K. Ruteng dan Keuskupan Denpasar serta perwakilan KKG (Kelompok Kerja Guru) SD dan perwakilan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) kota Denpasar.
Dalam sambutannya, Ketua penghubung Regio Nusra Rm. Agustinus Sugiyarto,Pr menjelaskan bahwa Komkat Keuskupan merupakan perpanjangan tangan uskup dalam hal magisterium (hak mengajar) sehingga Kokat bertanggungjawab atas pengajaran iman Katolik di sekolah-sekolah. Komkat Keuskupan, demikian Rm Agus yang juga Ketua Komkat Denpasar ini mengatakan bahwa Komkat Keuskupan sering diminta oleh Bimas Katolik setempat untuk menjadi narasumber kegiatan pelatihan guru agama Katolik, khususnya berkaitan dengan kurikulum 2013. Untuk itu pelatihan ini menjadi sangat penting bagi para Ketua Komkat dan stafnya untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan baik isi maupun teknis sehingga dapat memberikan pendampingan bagi para guru agama katolik di lapangan.
Pelatihan ini dipandu oleh tim narasumber Komkat KWI yaitu Rm. Leo Sugiyono, MSC, (sekretaris Komkat KWI) bp. Daniel Boli Kotan (staf Komkat KWI) dan bp Yohanes Sulisdwiyanta (guru SMPK BM – Bogor). Materi yang diberikan adalah kebijakan umum Kurikulum 2013, Desain Kurikulum 2013, Sistem Penilaian Hasil Belajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kiat-Kiat penyusunan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) serta informasi tentang literasi sekolah. Setelah mendapatkan masukan dari para narasumber, peserta juga diliatih untuk membuat penilaian hasil belajar dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pada akhir kegiatan pelatihan, para peserta dari setiap regio dan utusan KKG dan MGMP memberikan kesan dan pesan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk mereka dan akan sangat membantu mereka dalam tugas-tugasnya di Komkat Keuskupan. Banyak yang baru mengerti apa itu penilaian hasil belajar menurut kurikulum 2013 dan apa dan bagaimana menyusun soal-soal untuk ujian sekolah berstandar nasional. Komkat Keuskupan berharap ke depan selalu ada komunikasi dan kerja sama yang baik antar-lembaga Gereja (Komkat) dan Pemerintah (Bimas katolik) dalam pendampingan para guru agama Katolik dan dalam hal penyusunan soal –soal ujian akhir sekolah ataupun ujian sekolah berstandar nasional, karena bagaimanapun lembaga Gereja Katolik tetap memiliki tanggungjawab dalam hal ajaran iman bagi umatnya. (Daniel B. Kotan).