Renungan Hari Jumat Pekan Biasa XXXIV
Bacaan:
Wahyu 20: 1-4;11-21:2
Lukas 21: 29-33
Setelah pada bacaan sebelumnya, Yesus menegaskan perihal “masa yang akan datang”, dalam bacaan kali ini Yesus menyampaikan bahwa untuk paham akan kedatangan Kerajaan Allah itu bisa dilihat dari tanda-tanda yang akan terjadi. Yesus memilih untuk mengilustrasikan hal ini dengan pohon ara. Bertunasnya pohon ara menjadi tanda bahwa musim semi segera tiba. Demikian pun dengan Kerajaan Allah itu. Kerajaan Allah akan berjaya dan bertahta di dunia dengan ditandai sebelumnya oleh adanya sebuah kesengsaraan besar. Banyak bangsa yang tidak tunduk dan taat pada Perintah-Nya akan dimusnahkan, sedangkan mereka yang dengan tekun dan setia menjalaninya akan memperoleh keselamatan. Yesus menyampaikan hal ini, agar para murid bersiap-siap dan selalu bertekun dalam doa serta pengharapan sampai saatnya tiba.
Kitab wahyu menggambarkan dengan sangat baik walau agak sedikit abstrak, perihal masa yang akan datang itu. Dikatakan di sana bahwa seorang malaikat akan datang dan melaksanakan penghakiman dengan menghancurkan setan dan iblis, lalu mengurungnya selama seribu tahun. Pada masa itu, kekuasan dunia akan lenyap dengan begitu saja dan digantikan dengan berkuasanya Kerajaan Allah yang digambarkan dan Yerusalem yang baru.
Dua bacaan Kitab Suci hari ini mengajak kita agar dalam kehidupan seharian kita, selalu dengan tiada henti mempersiapkan diri bagi kedatangan Kerajaan Allah. Setiap hari Kerajaan Allah itu sudah dekat dalam hidup kita, bahkan sudah meraja dalam hidup kita. Kita sekarang sedang diarahkan menuju sebuah keadaan Kerajaan Allah yang sempurna. Untuk itu, perilaku hidup yang berkualitas, pertobatan, dan perubahan sangat perlu pada masa-masa ini. Kita diharapkan supaya bersiap supaya jangan didapati dalam keadaan berdosa dan tidak layak pada saat Kerajaan Allah itu datang.
Satu hal yang terpenting adalah bahwa kita melakukan kebaikan, membantu banyak orang, hidup dalam kasih, dan sempurna di hadapan Allah bukan karena kita takut akan hari penghakiman itu, melainkan karena kita sungguh-sungguh mencintai Allah. Kesadaran inilah yang hendak dipupuk dan dikembangkan dalam hidup sehari-hari. Kesadaran bahwa kita dicintai oleh Allah dan kita hendak mencintai Allah seumur hidup kita dengan berbagai tindakan dan perkataan yang menghadirkan Kristus sendiri. Hidup yang berkualitas sebagai seorang Kristiani adalah salah satu contoh perwujudan nyata dari bentuk cinta kita kepada Allah.
Mari selalu mempersiapkan diri menyongsong Kerajaan Allah itu.
(Ignasius Lede)