PKKI XI ; “Iman Keluarga, Fondasi Masyarakat yang Terus Berubah”

Pengurus kita.jpg

Komisi Kateketik KWI akan menyelenggarakan Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia ke sebelas (PKKI XI) di Makassar 29 Agustus s.d. 2 September 2016 dengan tema: “Iman Keluarga: Fondasi Masyarakat yang terus berubah”, dan sub tema: “Melalui Sarana Digital, Gereja Mengembangkan Pembinaan Iman Keluarga dalam Masyarakat Mejemuk”. Berikut TOR ( term of reference) PKKI XI yang akan dilaksanakan pada pekan depan yang dihadiri sekitar 100 orang katekis profesional dari seluruh Indonesia yang mewakili Komkat Keuskupan dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi kateketik/pastoral serta tokoh-tokoh awam Katolik yang menjadi narasumber dan pendamping PKKI XI.

TOR PERTEMUAN KATEKETIK ANTAR KEUSKUPAN SE INDONESIA XI
(Makassar 29 Agustus s.s. 2 September 2016)

Tema: “Iman Keluarga: Fondasi Masyarakat yang terus berubah”
Sub Tema: “Melalui Sarana Digital, Gereja Mengembangkan Pembinaan Iman Keluarga
Dalam Masyarakat Mejemuk”

1.PENDAHULUAN

Dampak era digital paling terasa dalam relasi unit terkecil masyarakat, yaitu keluarga. Kita mengetahui bahwa yang paling cepat menyerap budaya digital adalah orang muda. Maka pembinaan melalui katekese, terutama katekese digital bagi keluarga semakin mendesak.

Keluarga sering disebut sebagai Gereja Kecil, paguyuban orang beriman dalam jumlah yang paling kecil. Paus Yohanes Paulus II dalam ensikliknya, Familiaris Consortio menyebut keluarga sebagai ecclesia domestica (Gereja Keluarga). Gereja kecil ini dipanggil mewartakan dan memberi kesaksian imannya melalui kesaksian hidup sehari-hari selaras dengan imannya. Dalam keluarga pula seorang melalui hidupnya di dunia dan mulai dibina agar bisa mengembankan dirinya menuju kesempurnaan hidup seutuhnya, termasuk kehidupan berimannya. Peran bapak-ibu sangat penting dalam keluarga. Mereka dipanggil dan diutus untuk menjadi sakramen kasih Allah kepada manusia, yang dapat mereka jalankan antara lain dengan mengusahakan terjadinya hubungan yang baik antar anggota keluarga atas dasar kasih yang sejati dan dengan mendidik anak-anak mereka agar menjadi manusia dewasa seutuhnya.

Dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, bapak – ibu tidak jarang menghadapi tantangan era atau jaman yang tidak ringan. Pada era sekarang kemajuan teknologi dalam komunikasi virtual menyuguhkan kemudahan dan sekaligus tantangan bagi kehidupan orang-orang di era digital ini. Kemudahan dan tantangan ini disuguhkan bukan hanya bagi hidup duniawi, tetapi juga bagi hidup beriman. Bapak-ibu dalam kerja sama dengan Gereja perlu membimbing dan mengajari anak-anak mereka bagaimana dapat hidup secara bijak dan baik sebagai orang beriman dalam budaya digital ini.
Karena itulah maka tugas menyelenggarakan pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga yang utama (GE. 3). Keluarga mempunyai hak dan kewajiban untuk membentuk anak-anak menjadi pribadi yang dewasa.

Di samping itu, sebagai suatu lembaga, keluarga wajib mempersiapkan anak-anak menjadi pribadi yang peduli terhadap masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk atau plural dari segi suku, agama, budaya dan sebagainya. Maka keluarga merupakan jembatan antara setiap anak dan masyarakat. Keluarga menjadi “sekolah keutamaan-keutamaan sosial yang dibutuhkan masyarakat”(FC. 36), tempat anak-anak dapat belajar tentang tata nilai dalam masyarakat (moralitas). Semua anggota keluarga, masing-masing menurut kemampuan dan kharismanya, mempunyai rahmat dan tanggung jawab untuk membimbing anak-anak. Pendidik yang paling utama dan pertama bagi anak-anak adalah orang tua. Mereka telah menyalurkan kehidupan baru kepada anak-anak. Maka mereka jugalah yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak (GS. 50, GE 3).

Gereja mempunyai kewajiban untuk membantu bapak-ibu dan juga anak-anak mereka dalam keluarga agar mereka dapat menghayati hidup beriman dengan bijak dan bertanggungjawab di tengah-tengah budaya digital ini. Bantuan itu diberikan antara lain melalui katekese umat.

Bertitik tolak dari latarbelakang pemikiran di atas maka Komisi Kateketik KWI menyelenggarakan PKKI XI dengan tema: “Iman Keluarga: Fondasi Masyarakat yang terus berubah” dan sub tema: “Melalui Sarana Digital, Gereja Mengembangkan Pembinaan Iman Keluarga dalam Masyarakat Mejemuk”
PKKI XI ini dapat menjadi momen perjumpaan penting bagi para pengurus Komisi Kateketik seluruh Indonesia untuk saling berbagi, dan saling menguatkan dalam karya katekese Gereja Katolik Indonesia, khususnya membangun iman keluarga sebagai fondasi masyarakat yang terus mengalami perubahan dan melalui sarana digital, Gereja Katolik Indonesia dapat mengembangkan pembinaan iman keluarga dalam masyarakat mejemuk.

2.DASAR PELAKSANAAN

Dasar pelaksanaan kegiatan Pertemuan:
Mat. 28: 19; “Pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”
Dekrit Inter Mirifica (IM) art.3: Gereja Katolik didirikan oleh Kristus Tuhan demi keselamatan semua orang; maka merasa terdorong oleh kewajiban untuk mewartakan Injil. Karena itulah Gereja memandang sebagai kewajibannya, untuk juga dengan memanfaatkan media komunikasi sosial menyiarkan Warta Keselamatan, dan mengajarkan, bagaimana manusia dapat memakai media itu dengan tepat.
Program Kerja berkala Komisi Kateketik KWI 4 tahunan: Mengevaluasi kembali PKKI sebelumnya dan merencanakan bersama karya katekese bagi Gereja Katolik Indonesia empat tahun yang akan datang.

3. TUJUAN

Melalui pertemuan ini para pengurus Komisi Kateketik Keuskupan dapat:
-Saling berbagi pengalaman hidup tentang karya katekese masing-masing, khususnya katekese keluarga di era digital untuk memperkaya konsep katekese umat.
-Memperoleh masukan, wawasan tentang Iman Keluarga sebagai Fondasi Masyarakat yang terus berubah”
-Memperoleh masukan, wawasan tentang melalui sarana digital, Gereja mengembangkan pembinaan iman keluarga dalam masyarakat mejemuk

4.HASIL

Setelah pertemuan ini para pengurus Komkat Keuskupan se-Indonesia menyusun rencana aksi untuk tugas pewartaan/katekese keluarga dengan menggunakan sarana digital di keuskupan/regio masing-masing

5.TEMA DAN SUB TEMA

Tema PKKI XI ini adalah:
“Iman Keluarga: Fondasi Masyarakat Yang Terus Berubah”

Sub tema PKKI XI ini adalah:
“Melalui Sarana Digital, Gereja Mengembangkan Pembinaan Iman Keluarga Dalam Masyarakat Majemuk”

6.MATERI
Sharing pengalaman:
-Sharing dari setiap keuskupan/regio tentang karya katekese masing-masing, khususnya katekese keluarga di era digital.
-Sharing keluarga tentang menggunakan digital sebagai sarana komunikasi dan pendidikan iman dalam keluarga.

Masukan dari para narasumber:
-Gagasan katekese baru di era digital
-Problematik katekese keluarga dan aspek-aspek yang harus digarap (lihat hasil SAGKI 2015)

7.PENGELOLAAN

Panitia Pengarah (SC):
Pelindung : Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM (Ketua Komkat KWI)
Ketua : RP. Leo Sugiyono, MSC (Sekretaris Komkat KWI)
Sekretaris : Bpk. Daniel Boli Kotan
Anggota : RP. FX. Adisusanto, SJ
Rm. CB. Putranto, SJ
Rm. Hibertus Hartono, MSF
Bpk. Dwinarmiyadi
Wakil-wakil Regio Komkat Keuskupan

Panitia Penyelenggara (OC):
Ketua : Bp. Edy Charlie (K.A. Makassar)
Wakil Ketua : Charles Masui (K.A. Makassar)
Sekretaris 1 : Jerus Tarunajaya (K.A. Makassar)
Sekretaris 2 : Eric Robertsen (K.A. Makassar)
Bendahara 1 : Chatarina Setyo Winarti (Komkat KWI Jakarta)
Bendahara 2 : Yenny Auric (K.A. Makassar)

Sie Liturgi :
RD. Victor Patabang, Pr
Bpk. Paul Klaping, Bpk. Robert Belarminus,
Bpk. Bambang Hendrawan
SMA Katolik Rajawali

MC : Bpk. Frederick Mandey
Ibu Yuliana Rahmini
Dinamika Kelompok : Vonny Turisno

Acara Kreatif (Culture night): Zuliva Sudaryo, Bambang Hendrawan
SMA Katolik Rajawali, Tri S. Saptadi, Fr. Arnold HHK
Sie. Akomodasi : Dr. Maggy Wewengkang
Zaldi Halim, Since Otto-Elwi Tjuarsah, Susan Yacob
Hendrik Suciadi, Jemmy Jonta
Tour/ticketing : Robert Santosa

Sie. Transportasi & Rekreasi:
Suwanly Dhamawan (Akon), Rudy Moha
Deddy Atmakusuma, Yanto Andries, Victor Abbas

Sie. Perlengkapan (Teknik IT): Tri S. Saptadi, Hengky Nurtanio
Anton Seidji, P. Andreas Rusdyn
Joseph R. Gunawan, Ernest Santosa, Eric Robersen
Tony Sidjaya, Petrus Matutu

Sie. Keamanan :
Eduard Budi Hartono, Octaviani

Sie. Kesehatan :
Dr. Henny Z. Zomba
(Semua Sie. Dari Keuskupan Agung Makassar)

8.PESERTA
2 (dua) orang perwakilan dari:
•Komkat Keuskupan seluruh Indonesia
•Lembaga Pendidikan Kateketik
•Undangan-Undangan Khusus

9. NARASUMBER
-Keluarga Bapak Prof. Dr. Eko Indrajit
-Rm. DR. Agustinus Manfred Harbur, Pr
-Rm. Rusdyn Ugiwan, mencari: Keluarga digital, CFC, ME dan CFM
-Rm. Hibertus Hartono, MSF
-Bapak Didik Dwinarmiyadi
-Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM (Ketua Komkat KWI)
-Mgr. John Liku Ada’ Pr (Uskup Agung Makassar)
-Pengisi ice-breaking

10. PENYELENGGARAAN
Waktu : 29 Agustus – 2 September 2016
Tempat : Hotel Kenari
Jl. Yosef Latumahina No. 30
Makassar – Sulawesi Selatan
Telp. 0411-874-250
________________________________

Sekretariat Komkat KWI, Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *