Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM Dipilih sebagai Ketua Komisi Kateketik KWI Periode 2015 – 2018

mgr-paskalis-ketua komkat.jpg

Sidang Sinodal KWI tahun 2015 telah selesai hari ini (Kamis 9/11/15) dan berhasil memilih pimpinan baru yaitu ketua Presidium Mgr. Ignasius Suharyo, Pr, uskup agung Jakarta, dan Mgr.Antonius Bunyamin, OSC, uskup Bandung sebagai sekretaris jenderal KWI. Semua KLSD – KWI pun telah memiliki ketua-ketua baru dari kalangan para uskup. Komisi Kateketik KWI, periode 2015–2018, dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM. Beliau dipilih para waligereja Indonesia untuk menjadi Ketua Komisi Kateketik, menggantikan Mgr. John Liku Ada’Pr (Uskup Agung Makassar) yang telah menjalani dua kali periode kepemimpinan di Komkat KWI.

Berikut adalah riwayat hidup Mgr. Paskalis yang kami himpun dari beberapa sumber.

Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M. (lahir di Ranggu, Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, 17 Mei 1962; umur 53 tahun) adalah Uskup Keuskupan Bogor dan merupakan imam Fransiskan.

Pendidikan

Mgr. Paskalis Syukur menjalani pendidikan SMP dan SMA di Seminari Pius XII Kisol, Kabupaten Manggarai Timur, dimulai pada tahun 1975. Pada tahun 1981 ia mulai menjalani pendidikan novisiat yang menuju ke panggilan imamatnya dengan masuk menjadi anggota Ordo Saudara Hina Dina di Papringan, Depok, Yogyakarta. Ia novisiat pada 15 Juli 1982. Setahun kemudian, pada 15 Juli 1983 ia melaksanakan profesi pertama. Pada tahun 1983, ia mulai menjalani studi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta dan lulus sebagai sarjana muda (BA) filsafat pada tahun 1987 bersama sejumlah mahasiswa Yesuit.[6] Generasi Mgr. Syukur merupakan generasi terakhir mahasiswa STF yang harus menempuh ujian BA, sebelum dapat melanjutkan studi lanjut dalam bidang filsafat untuk memperoleh gelar doktorandus (Drs).

Beberapa tahun setelah menjalani tahun–tahun orientasi pastoral, Mgr. Syukur melanjutkan dengan studi teologi di Fakultas Teologi Wedhabakti, Universitas Sanata Dharma di Kampus Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Sleman, Yogyakarta.

Tahbisan dan karya

Mgr. Paskalis Syukur melakukan profesi kekal pada 22 Januari 1989 dan menerima tahbisan imamat pada 2 Februari 1991, di Paroki Santa Maria Ratu Para Malaikat, Cipanas, Jawa Barat dari Uskup Bogor, Mgr. Ignatius Harsono.[1] Sesudah tahbisan ia menerima tugas sebagai Pastor Pembantu di Paroki Moanemani, Keuskupan Jayapura, hingga tahun 1993.

Ia kemudian bertugas untuk mempelajari spiritualitas Fransiskan di Universitas Kepausan Antonianum, Roma, Italia sejak tahun 1993 hingga 1996.
Mgr. Syukur kemudian mendapat penugasan dari OFM Provinsi Indonesia sebagai magister novis untuk para frater calon OFM di Novisiat OFM di Depok, Jawa Barat pada tahun 1996 hingga tahun 2001, sekaligus bertugas di Paroki Santo Herculanus, Depok. Ia kemudian menjadi imam pendamping frater-frater di komunitas OFM dan menjadi anggota Dewan Provinsi OFM Indonesia. Ia juga sempat menjadi Dewan Penasihat Keuskupan Agung Jakarta, semasa Mgr. Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J. menjadi Uskup Agung dan Mgr. Ignatius Suharyo menjadi Uskup Agung Koajutor.

Ia kemudian terpilih menjadi Provinsial OFM dalam Sidang Provinsi pada tahun 2001 dan bertugas hingga 2007, dan kemudian terpilih kembali pada tahun 2007 hingga pada tahun 2009 ia diangkat menjadi Definitor General O.F.M. untuk wilayah Asia dan Oseania seperti India, Pakistan, Jepang, Australia-Selandia Baru, dan juga Indonesia, dan bertugas di Generalat OFM di Roma, Italia.

Pada 21 November 2013, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Uskup Bogor, menggantikan Uskup sebelumnya, Mgr. Cosmas Michael Angkur, O.F.M., yang memasuki usia pensiun, yang pada hari itu pengunduran dirinya diterima. Beliau ditahbiskan menjadi Uskup pada Sabtu, 22 Februari 2014, bertepatan dengan Pesta Takhta Santo Petrus, bertempat di Sentul International Convention Center, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia memilih mottonya sebagai Uskup, yakni “Magnificat anima mea dominum” yang berarti “Jiwaku memuliakan Tuhan” (Luk1:46), yang merupakan awalan dari Kidung Maria (Magnificat), sebagai refleksi perjalanan hidup menggerejanya dan penghormatan terhadap Bunda Maria. Dalam motto tersebut, terkandung penyerahan iman yang total terhadap penyelenggaraan karya Allah. Bertindak sebagai Penahbis Utama adalah Uskup Bogor sebelumnya, Mgr. Cosmas Michael Angkur, O.F.M., dengan Uskup Ko-konsekrator Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta dan Mgr. Hubertus Leteng, Uskup Ruteng.

Pada tanggal 25 Agusutus 2014, Mgr Paskalis menjadi Uskup ko-konsekrator dalam pentahbisan Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C. bersama dengan Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta. Dalam pentahbisan ini, Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang sebelumnya menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Bandung, menjadi Uskup Penahbis Utama.
Pada Sidang Sinodal KWI tahun 2015 ini (9-12/11/15) Mgr. Paskalis dipilih oleh dewan uskup Indonesia menjadi ketua Komisi Kateketik KWI, untuk periode 2015 – 2018, menggantikan Ketua Komkat sebelumnya Mgr. John Liku Ada’Pr ( uskup agung Makassar) yang telah menjalani dua kali periode sebagai ketua Komkat KWI. (Daniel Boli Kotan).

Selamat bertugas sebagai katekisnya para katekis, Monsegneur Paskalis

Sumber: wikipedia.org dan sumber-sumber lain
Foto: hidupkatolik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *