Hari kedua pelatihan Katekese Digital Komisi Kateketik Regio Nusra, diawali dengan pemetaan pemahaman terhadap media digital dengan kerja kelompok untuk merumuskan prioritas yang paling penting dalam visi pewartaan Gereja di era digital ini. Pada sesi terakhir sesudah makan malam diisi dengan pengarahan dari Dirjen Bimas Katolik RI, bapak Eusabius Binsasi. Sesi ini dimoderatori langsung oleh Penghubung Komkat Regio Nusra, Rm.Fransiskus Emanuel da Santo,Pr.
Menurut Binsasi, “Katekese Digital merupakan gebrakan spektakuler tapi tak mudah melaksanakannya. Namun, mengingat era digital tak dapat terelakkan lagi maka pertama, kita harus siap untuk masuk kedalamnya atau harus “ber-on line”. Kedua, kita juga harus siap dengan SDM yang berkompeten dan trampil menggunakan media digital guna mendukung karya pewartaan Gereja. Dan ketiga, kita harus siap dengan sarana-prasarana serta berbagai kesiapan teknis lainnya.
Sayangnya menurut mantan Kakanwil.Kementerian Agama Prov.NTT ini, “kita selalu terlambat dalam mengadakan persiapan-persiapan tersebut. Tentang media digital, masih banyak orang yang belum memahami dan menggunakannya dalam kesehariannya. Banyak pegawai atau tenaga-tenaga guru yang meskipun sudah dilatih secara khusus untuk menggunakan media digital dalam pengerjaan tugasnya, atau pun dalam laporan administrasi keuangan juga masih salah. Belum lagi soal sarana-prasarana yang tidak mendukung, baik soal media digital, listrik dan sinyal yang belum ada. Karena itu, pertanyaan kuncinya, “Apakah Katekese digital ini merupakan pilihan yang tepat?” Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, kita harus mampu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan negatif mengenai katekese digital ini. Dalam kaitan dengan metode atau media apa pun, kita membutuhkan kesiapan yang matang, terutama kesiapan para fasilitator atau SDM-nya. Jika kita sadar dan siap, maka katekese digital merupakan pilihan yang tepat yang membuat kita tidak ragu-ragu untuk menggunakannya. Kita siap dan yakin karena kita memiliki disposisi batin yang tepat untuk membantu orang lebih bermesraan dengan Yesus dan menghayati imannya dalam hidup nyata setiap hari. Selain itu, dengan kesiapan, kita yakin dapat mendorong umat memiliki relasi yang harmonis dengan Tuhan.”
Pada bagian terakhir pengarahannya, Dirjen Bimas Katolik RI mengatakan, “kita semua mempunyai mimpi besar untuk bisa masuk dalam dunia digital ini, tapi tidak boleh hanya berada dalam mimpi besar tersebut, melainkan harus mampu melampaui mimpi itu dengan kerja yang nyata.” Sesudah memberikan pengarahan, Dirjen Bimas Katolik RI juga masih berkesempatan membangun dialog dengan para peserta seputar hal-hal yang disampaikannya dan mendengar keluhan-keluhan dari para peserta yang mengalami kesulitan dan kurang mendapat perhatian dari Pemerintah setempat. *** Blasius N.Manuk.