Pertemuan Komkat Regio NUSRA XXXV: Pelatihan Katekese Digital

pleno komkat nusra.jpg

Pertemuan Komisi Kateketik (KOMKAT) Regio Nusra XXXV, diisi dengan Pelatihan Katekese Digital, berlangsung dari tanggal 24/8-27/8/2015 dan dibuka dengan Perayaan Ekaristi bersama umat paroki St. Fransisikus Asisi-Kolhua-Kupang. Uskup Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang berkenan menjadi konselebran utama dalam perayaan Ekaristi, didampingi Ketua Penghubung Komkat Regio Nusra, Rm.Frans Emanuel da’Santo,Pr., Pastor Paroki St. Fransiskus Asisi-Kolhua dan para imam yang menjadi utusan Komkat dari masing-masing Keuskupan se-Regio Nusra. Perayaan Ekaristi pembukaan ini menjadi perayaan syukur bagi seluruh umat paroki St.Fransiskus Asisi yang belum genap berusia satu tahun, mengingat paroki ini baru diresmikan menjadi paroki pada bulan Januari 2015 lalu.


Sambutan Adat dan Tarian Daerah

Meski tempat pertemuan berlangsung di Rumah Retret Belo, namun perayaan Ekaristi pembuka dilaksanakan di gereja Paroki St. Fransiskus Asisi, sebuah gereja baru nan megah, yang terletak tak jauh dari rumah retret Belo, milik Susteran SSpS. Para peserta diangkut bus khusus menuju gereja St. Fransiskus Asisi dengan jarak tempuh kurang lebih 15 menit. Ketika rombongan peserta tiba di pelataran gereja, para tetua adat dan penari tradisionil bersama anggota Dewan Pastoral Paroki telah siap menyambut secara adat kehadiran rombongan peserta pertemuan Komkat Regio Nusra. Para tokoh adat menyapa kehadiran peserta dengan bahasa daerah, diikuti dengan pengalungan selendang tenun khas Timor. Para peserta kemudian dihantar dengan iringan musik tradisional dan tarian daerah menuju pintu gerbang gereja untuk siap merayakan perayaan Ekaristi bersama umat. Penyambutan dengan ritual adat singkat, serta tarian daerah menunjukkan bahwa betapa karya pewartaan Gereja telah menyatu dengan budaya lokal masyarakat setempat. Sebagian peserta memang tidak mengerti bahasa daerah Timor, namun hati dan rasa begitu tersentuh dengan tutur bahasa dan keramah-tamahan para tetua adat dan gemulai penari berselendangkan sarung tenun bermotif khas Timor. Sungguh, peristiwa ini menjadi sebuah pengalaman yang memesona, di tengah hiruk-pikuk rutinitas kehidupan modern yang seringkali lebih individual dan tak mau peduli serta kurang terlibat dalam kehidupan menggereja.

Katekese Digital

Sesuai dengan tema pertemuan yakni “Katekese Digital”, Mgr. Petrus Turang dalam kotbahnya menegaskan bahwa perlunya mencermati dan menguasai media digital untuk karya pewartaan yang tepat bagi umat. Penguasaan media digital menurut Mgr.Turang sangat penting mengingat perkembangan teknologi komunikasi tidak bisa dibendung. Dicontohkan bahwa seringkali para katekis atau fasilitator katekese umat oleh karena hanya masalah sepele seperti tidak tahu menggunakan peralatan “in focus”, laptop dan sebagainya, lalu segala persiapan pewartaan menjadi terbengkalai. Lebih dari itu Mgr.Turang juga menegaskan bahwa para pewarta sabda atau Katekis jangan hanya menjadi ilmuwan kateketik, tetapi harus mampu menggunakan ilmu dan ketrampilan kateketik itu dengan terlibat aktif mendampingi umat, membangkitkan iman dan harapan umat untuk lebih dekat dengan Tuhan. Karya katekese atau pewartaan haruslah menggerakkan dan menjadi penghubung umat kepada pengenalan akan Tuhan.

Selaras dengan apa yang disampaikan Mgr. Turang, Ketua Penghubung Komkat Regio Nusra, Rm.Frans Emanuel da’Santo, Pr., dalam sambutannya mengatakan, “ Tema utama pertemuan Komkat Regio Nusra XXXV ini adalah: “Katekese Digital”. Sebuah tema yang direkomendasikan dalam PKKI X di Bandung, mengingat dampak dari perkembangan dunia digital ini sangat berpengaruh pada kehidupan keluarga pada umumnya. Menindaklanjuti hasil PKKI X tersebut, pada tahun 2013 dalam pertemuan di Keuskupan Maumere telah dibicarakan soal bagaimana mendaratkan Katekese digital di tengah umat. Sedangkan dalam pertemuan di Keuskupan Atambua tahun 2014, sudah mulai dengan pelatihan mengenal dunia digital dan mencoba berkatekese secara digital, namun terhambat oleh “sinyal” yang tidak terkoneksi dengan baik ke saluran internet. Karena itu dalam pertemuan Atambua, disepakati untuk melanjutkan kembali pelatihan Katekese Digital ini di pertemuan berikut yakni di Keuskupan Agung Kupang. Semoga pada pertemuan kali ini tidak terhambat oleh factor sinyal sebagaimana di Atambua.”

Kekonsistenan Komkat Regio Nusra dalam melaksanakan amanat PPKI X Bandung mendapat apresiasi dari Komkat KWI. Daniel Boli Kotan yang mewakili Sekretaris Eksekutif Komkat KWI dalam sambutannya mengatakan, “Komisi Kateketik Regio Nusra tercatat sebagai Regio yang paling konsisten dalam melaksanakan amanat PKKI X Bandung. Tidak hanya soal mensosialisasikan dan melaksanakan pelatihan Katekese Digital. Komkat Regio Nusra juga menghasilkan modul-modul tematis yang dipakai di Regio Nusra dan digunakan pula oleh Region lain. Untuk kepentingan pelatihan kali ini, kami dari Komkat KWI telah menulis sebuah buku berjudul “Hidup Di Era Digital, Gagasan Dasar dan Modul Ketekese”, yang menjadi salah satu buku yang akan digunakan selama pelatihan ini. Para peserta akan difasilitasi oleh nara sumber utama dari KWI yakni seorang Katekis muda, Mas Purwono Nugroho Adhi. Semoga semua peserta bisa mengikuti pelatihan ini dengan baik.”
Acara pertemuan Komkat Regio Nusra XXXV berlangsung selama 5 hari dan baru akan berakhir pada hari Jumat tanggal 27 Agustus mendatang. Dari 8 Keuskupan se-Regio Nusra, hanya satu Keuskupan yang tidak mengirim utusannya yakni Keuskupan Agung Ende. Tujuh Keuskupan lain (Larantuka, Maumere, Ruteng, Denpasar, Weetebula, Atambua dan Keuskupan Agung Kupang) semuanya hadir dan siap mengikuti pelatihan. Semoga acara dapat berjalan lancar sesuai agenda. *** Blasius and Daniel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *