Renungan Hari Minggu Biasa XIII: Iman yang Menyelamatkan

menjamah-jubah-yesus.jpg

Bacaan I : Keb 1:13-15.23-25
Bacaan II : Kor 8:7-9, 13-15
Bacaan Injil : Mrk 5:21-43

Diceriterakan bahwa ada seorang jenderal memutuskan untuk menyerang musuh meskipun ia kalah dalam hal jumlah tentara dengan perbandingan sepuluh banding satu. Dia yakin dan percaya bahwa ia akan menang: tapi tentaranya merasa ragu-ragu.

Karena itulah dalam perjalanan ke medan pertempuran, ia berhenti di sebuah tempat suci dan masuk untuk berdoa. Ketika ia keluar lagi, ia memberi tahu tentaranya demikian, “Saya akan melemparkan uang logam ini. Jika ia menunjukkan gambar kepala maka kita akan maju dan menang. Jika ia menunjukkan gambar ekor, kita akan kalah. Sekarang, nasib akan mengungkapkan dirinya”.

Dia melemparkan uang logam itu. Ternyata uang itu menunjukkan gambar kepala. Melihat itu tentaranya menjadi sangat yakin dan percaya bahwa mereka akan menang. Dan memang mereka memenangkan pertempuran itu dengan mudah.

Pada hari berikut, salah seorang pewiranya dengan keyakinan penuh memberi tahu jenderal itu, “pertempuran itu menunjukkan bahwa tak seorang pun bisa mengubah tangan Sang Nasib”.

“Mungkin” kata jenderal itu sambil menunjukkan kepadanya bahwa uang logam itu bergambar kepala di kedua sisinya”. “Saya pikir keyakinan dan kepercayaanlah yang membuat kita menang!”.

Kepercayaan itu mempunyai kekuatan yang dahsyat. Ia dapat memenangkan suatu peperangan atau pertarungan. Ia dapat menciptakan suatu sukses. Ia dapat menyembuhkan. Ia dapat menyelamatkan.

***
Dalam injil hari minggu ini kita mendengar tentang kepercayaan dari seorang pria dan wanita kepada Tuhan. Pria itu bernama Yairus yang puterinya jatuh sakit dan dalam bahaya mati. Wanita itu seorang sakit yang sudah menderita pendarahan selama dua belas tahun. Baik puteri Yairus maupun wanita itu semuanya dalam bahaya mati. Dan Yairus serta wanita itu percaya bahwa Yesus dapat menyelamatkan mereka. Mereka tidak kecewa. Yesus menyingkirkan kematian itu.

Keduanya diselamatkan karena iman. Yesus berkata kepada wanita tadi: “Imanmu telah menyelamatkan dikau”. Iman dan kepasrahan kepada Tuhan memang sangat mutlak untuk memperoleh keselamatan. Kalau kita membaca Kitab Suci, terlebih Perjanjian Baru, kita akan melihat berapa banyak kali Yesus menuntut iman itu. Bahkan Yesus berbicara lebih banyak tentang iman daripada tentang cinta kasih, sebab beriman berarti ber-Tuhan. Dan kalau seseorang ber-Tuhan, apa yang ditakutkan? Iman dan kepasrahan kepada Tuhan selalu dituntut dari manusia, walaupun tidak selalu sempurna. Iman memang selalu dalam perjalanan, seperti iman Yairus dan wanita yang menderita pendarahan itu.

Dalam kisah injil ini yang paling ditonjolkan adalah peranan iman yang menyembuhkan. Entah apa pun situasi yang dihadapi oleh orang beriman, iman memiliki kekuatan menyembuhkan. Iman dilukiskan sebagai jalan bertemu dengan Yesus, Dengan iman itu orang menghadap Yesus dan Allah yang mengutus Dia. Hubungan dengan Yesus dan Allah inilah yang memberikan daya penyembuh.

Sebagai kontras, penginjil menampilkan sikap orang lain yang mendengar sabda Yesus: “Anak ini tidak mati, tetapi tidur”. Mereka menertawakan Dia. Mereka tidak mau percaya. Dengan sikap demikian tampak bahwa perbuatan baik Yesus tidak serta merta ditanggapi dalam iman. Tawaran kebaikan tidak selalu menarik, maka perlu diusahakan.

Dalam kisah ini mukjizat Yesus tidak untuk diumumkan, bahkan mereka dilarang menceriterakan kejadian itu. Penginjil tampaknya mau menegaskan bahwa mukjizat bukan untuk dipamerkan, melainkan untuk menyatakan karya Allah. Yesus bukanlah pembuat mukjizat melainkan pelaksana karya Allah yang menakjubkan.

Sering orang mengemukakan pelbagai mukjizat Yesus sebagai bukti bahwa Ia memiliki kuasa Ilahi dan sebagai dasar bagi iman. Karena Yesus mengadakan Mukjizat, Yesus patut diimani sebagai Putera Allah. Pikiran macam ini asing bagi Kitab Suci. Kedua ceritera mukjizat dalam injil hari ini malah memperlihatkan, bahwa menurut Kitab Suci halnya terbalik. Bukan mukjizat yang menyebabkan iman, melainkan iman menghasilkan mukjizat.
Markus menonjolkan pernyataan iman pada mereka yang meminta pertolongan pada Yesus dan menegaskan bahwa memang iman menyembuhkan dan menghidupkan mereka.

Kalau kita memperoleh pengertian benar mengenai iman, maka kita akan melihat juga, bagaimana iman kita dapat membuat mukjizat di dunia ini.nn

Sumber: Buku Homili Tahun B- Komisi Kateketik KWI oleh Rm. Yosef Lalu, Pr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *