Kongres Internasional Hidup Bakti di Roma belajar tentang pembinaan

Prayer-at-the-Vatican.jpg

Sebuah kongres internasional untuk para instruktur Hidup Bakti dimulai tanggal 8 April 2015 di Roma. Kongres tanggal 7-11 April itu bertema “Hidup dalam Kristus sesuai Pembinaan Hidup dari Injil –Dibina untuk hidup bakti di pusat Gereja dan dunia.”

Dalam sambutan pembukaan, Prefek Kongregasi untuk Hidup Bakti, Kardinal João Braz de Aviz mengingatkan bahwa selama beberapa hari ke depan, kaum religius dari lembaga-lembaga hidup bakti, termasuk para pertapa, rahib, bruder dan suster, akan merefleksikan tentang identitas dasar panggilan mereka dalam Gereja dan dunia, dan tentang kebutuhan pembinaan guna memenuhi tantangan-tantangan saat ini.
Kardinal itu mengingatkan ajakan Paus Fransiskus “untuk memandang masa lalu dengan rasa syukur” dan “melihat tanda-tanda zaman dengan mata iman serta menanggapi secara kreatif kebutuhan-kebutuhan Gereja.”

Kardinal itu membeberkan tantangan-tantangan geografis dan budaya baru yang bisa membuat seseorang salah arah. Namun, dia juga mengajak semua yang hadir untuk “hidup saat ini dengan penuh semangat,” seraya menempatkan pesan Injil dalam tindakan hidup sehari-hari mereka.

Hidup saat ini dengan penuh semangat, jelas kardinal itu, berarti menjadi “ahli dalam komunikasi, saksi-saksi dan pengrajin” persekutuan.
Dalam masyarakat yang dilanda konflik di mana budaya yang beraneka ragam berjuang untuk menemukan keseimbangan di tengah ketidaksetaraan dan ketidakadilan, Kardinal de Aviz mengatakan bahwa kita dipanggil untuk menawarkan “model yang konkret” dari masyarakat persaudaraan di mana martabat dan karunia yang melekat pada setiap pribadi diakui dan dihargai.
Seraya berseru kepada orang-orang yang menjalani hidup bakti itu untuk “merangkul masa depan dengan harapan,” Kardinal de Aviz mengakui kesulitan-kesulitan yang mengitari berbagai bentuk hidup bakti, termasuk usia yang semakin tua dan panggilan yang semakin sedikit, masalah-masalah ekonomi, tantangan-tantangan globalisasi, “kejelekan relativisme, marjinalisasi dan penyimpangan sosial.”
Meskipun demikian, Kardinal itu mendorong mereka yang hadir untuk memandang Tuhan dengan penuh harapan, karena untuk Dia “tidak ada yang mustahil” sehingga mereka bisa terus memberikan kontribusi dengan cara yang luar biasa untuk misi Gereja.(pcp berdasarkan Radio Vatikan)

Sumber: http://penakatolik.com/2015/04/09/
Foto para suster dalam foto tentang Hari Hidup Bakti se-Dunia yang diambil dari blog the Church Alive

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *