Renungan Hari Minggu Palem: Raja Damai

minggupalem 15.jpg

Bacaan I : Yes 50:4-7
Bacaan II : Flp 2:6-11
bacaan Injil : Mrk 11:1-15.47

Dalam Injil kita mendengar mengenai kisah perjalanan Yesus yang terakhir menuju Yerusalem. Yesus tahu bahwa musuh-musuhNya telah menanti di Yerusalem. Musuh-musuh Yesus adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan yang besar, karena mereka adalah para petinggi agama dan petinggi pemerintahan. Mereka memiliki tentara, kereta perang, senjata dan pelbagai perangkat keras lainnya. Dengan semua kekuasaan dan sarana itu mereka dapat meremukkan Yesus sampai luluh lantak.

Yesus tahu Ia akan dihabiskan secara keji. Ia tidak lari. Ia sadar bahwa kesaksian-Nya tentang Kerajaan Allah harus memuncak di Yerusalem dengan kematian-Nya. Maka Ia pergi ke Yerusalem dengan kepala tegak, tetapi dengan semangat kasih dan damai, jauh dari semangat kebencian dan kekerasan.

Raja-raja memasuki ibu kota dengan kereta perang, dikawal dan disongsong oleh para prajurit dan petinggi negeri dalam pakaian kebesaran. Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang keledai betina, disongsong oleh anak-anak dan rakyat jelata dengan daun palem di tangan. Keledai, anak-anak dan daun palem adalah simbol damai dan kesederhanaan!.

***
Apa makna kisah ini bagi kita??

Kita semua pasti mengenal Mahatma Gandhi. Pahlawan India yang tidak ada taranya. Ia telah memperjuangkan kemerdekaan India dengan gigih. Tetapi tanpa senjata, tanpa perang. Ia memakai jalan damai dan kesederhanaan.

Diceriterakan, ketika tentara kaveleri Inggris menyerang orang-orangnya, ia memerintahkan orang-orangnya supaya tidak boleh balas menyerang. Ia menyuruh supaya orang-orangnya tiarap, tidur, menjadi karpet bagi tentara kaveleri, tentara berkuda Inggris, yang mau menyerbu. Melihat itu komandan tentara kaveleri Inggris, merasa malu dan menyuruh tentaranya mundur. Mereka kalah……..!!

Tetapi bukan semua pejuang India menyetujui cara Gandhi ini. Mereka mau juga menggunakan cara kekerasan perang!! Karena itu Gandhi dibunuh oleh orang-orangnya sendiri, karena jalan pikiran Gandhi lain dari jalan pikiran mereka. Gandhi pencinta damai itu, hidupnya diakhiri dengan kekerasan.

Gandhi diketahui sering membaca Injil, khususnya kotbah Yesus di bukit, yang sering disebut Sabda Bahagia itu. Itu perikope favoritnya!!
Ia sangat mengagumi tokoh dan ajaran Yesus yang penuh damai dan kesederhanaan. Tidaklah mustahil Gandhi telah mengikuti jalan pikiran dan perjuangan Yesus Kristus.
Dan Gandhi berhasil. Dunia mengaguminya. Diceriterakan bahwa pembunuh yang menembaknya, terlebih dahulu menunduk dengan hormat kepadanya. Beliau adalah nabi besar dari Asia di jaman modern ini, nabi perdamaian dan kesederhanaan!!

Selanjutnya dikatakan bahwa Mahatma Gandhi pernah berkata tentang orang-orang Kristen begini: “Sekiranya semua orang Kristen hidup seperti yang diajarkan Kristus, maka dunia ini akan damai dan sejahtera!”….(Ya…., sekiranya…….).

Contoh teladan Yesus Kristus dan impian Mahatma Gandhi kiranya masih amat relevan untuk kita orang kristen di negeri ini, pada saat sekarang ini. Di tengah kerusuhan, kebencian dan kekerasan yang sedang melanda negeri kita, kita hendaknya tetap menjadi kelompok kecil, yang tetap teguh mau memberi kesaksian tentang kedamaian, walaupun mungkin kita menjadi sasaran kebencian dan kekerasan…….

Yesus tidak pernah memanggil kita untuk menyerang dan berperang, tetapi untuk menjadi saksi-saksi perdamaian, untuk menjadi martir.
Perayaan minggu palem bagi kita hari ini harus menjadi suatu perayaan yang penuh makna di tengah pelbagai kerusuhan dan tindakan kekerasan.

Pada minggu ini dengan daun palma di tangan kita datang menyongsong Kristus, yang sungguh Raja dalam hidup kita. Kita tidak perlu membawa senjata, tidak perlu membawa pelbagai perangkat keras lainnya, tetapi cukup setangkai daun palma yang dapat kita ambil di mana saja. Daun palma tanda damai, tanda cinta, tanda bahwa kita adalah rakyat Sang Raja yang menampakkan kebesaran-Nya pada punggung keledai dan palang salib, simbol pengabdian penuh kasih tanpa pamrih.

Sumber: Ditulis oleh Rm. Yosef Lalu, Pr, dalam Buku Homili Thn. B, terbitan Komkat KWI
Sumber gambar: http://hs-smm.org/2014/04/10/palm-sunday-the-caiaphas-principle/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *