Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengajak umat Kristiani untuk menjadikan Firman sebagai panduan, memiliki kepekaan melakukan evaluasi, dan mempunyai pandangan yang jernih sehingga dapat melihat arah dan bahaya.
“Dalam menjalankan aktivitas saya memimpin Jakarta, saya selalu menempatkan Firman yang ada di dalam Alkitab sebagai panduan. Saya yakin, apa yang dilakukan saat ini karena Tuhan ikut berkarya dalam membangun Jakarta,” Ahok saat menjadi pembicara dalam seminar di Gereja Reformasi Kemayoran, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Kedekatannya dengan Firman Tuhan, kata Ahok, membuatnya harus mengganti Alkitab setiap enam tahun sekali. Saya harus ganti karena ayat-ayatnya banyak yang saya tandai dengan spidol dan stabilo, ujarnya.
Ahok menguraikan pengalamannya pada pilkada yang berhadapan dengan tokoh Islam di Bangka-Belitung. Pada waktu bersamaan, mayoritas pemilih adalah umat Islam. Akhirnya, ia berhasil menjadi bupati.
Menurutnya, ini pengalaman kerohanian yang luar biasa atas kehendak Tuhan Yesus. Keputusan terjun ke dunia politik adalah bagian untuk melakukan lebih luas membantu masyarakat melalui berbagai kebijakan.
Ia mengakui, “Dalam banyak hal kita jangan terlalu khawatir. Lebih baik salah dalam memutuskan daripada kita tidak memutuskan apa-apa.”
Kedekatan umat dengan Alkitab, secara otomatis akan membuat Tuhan selalu bersamanya dan membantu setiap permasalahannya dalam usaha-usaha memperbaiki masyarakat dan lingkungannya, tutur Ahok di depan sekitar 1.000 peserta.
Kekurangan kepemimpinan sekarang itu salah satunya adalah karena tidak adanya keteladanan, tutur Pendeta Stephen Tong, yang juga pembicara dalam seminar tersebut.
Menurutnya, menjadi minoritas itu adalah anugerah, apalagi kalau mampu memainkan peran dan menjadi berguna bagi orang lain.
“Kita tahu bahwa Daniel, Yusuf, Esther, dan Tuhan Yesus adalah orang minoritas. Namun, mereka tahu apa yang harus dilakukan dan tidak minder sehingga bisa berguna bagi banyak orang, tuturnya.
Sumber : Sinar Harapan/ 21/01/2015
Ucannews.com