Mengenal Katekese Umat

cara-hidup-jemaat-pertama.jpg

     TEKESE UMAT

(Rm. Yosef Lalu, Pr)

A.  Arti dan Makna Katekese Umat (KU)

Katakese umat (KU) sudah dicetuskan sejak Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia yang pertama (PKKI-I) tahun 1997. Pada beberapa Keuskupan, Katekese Umat sudah cukup membudaya, tetepi pada keuskupan-keuskupan tertentu Katekese Umat masih terasa asing.

1. Antropologi      

Sebenarnya Katekese Umat mempunyai dasar yang cukup kuat dalam kebudayaan kita. Katekese Umat sebenarnya tidak lain daripada kegiatan bermusyawarah dalam terang iman. Musyawarah merupakan suatu kegiatan yang sudah membudaya di banyak daerah di negeri ini. Warga kampung, warga lingkungan ataupun warga Rukun Tetangga (RT) sering berkumpul dan membicarakan pelbagai masalah kehidupan.

Dalam musyawarah seperti itu bisasanya akan terjadi proses sebagai berikut:

  • Suatu hal atau masalah dikemukakan untuk dilihat dan diketahui bersama.
  • Lalu menyusul masalah itu diperbincangkan dan didalami. Dilihat sebab musabab dan akibatnya.
  • Kemudian dicari jalan keluarnya dan diambil suatu keputusan. Keputusan itu merupakan kesepakatan bersama. Biasanya kesepakatan itu berdasarkan pelbagai pertimbangan. Salah satu pertimbangan itu ialah tradisi. Keputusan atau kesepakatan itu adalah sejalan dengan ajaran atau kebijaksanaan para leluhur, yang sering diwariskan dalam pepatah atau kalimat-kalimat kunci.

Katekese Umat adalah Kristianisasi atau inkulturasi terhadap musyawarah kehidupan masyarakat kita. Kita menjadikan musyawarah kehidupan masyarakat berdimensi Injili. Dalam proses akhir musyawarah kehidupan bukan saja kebijaksanaan leluhur yang menjadi pegangan, tetapi juga kebijaksanaan Injili. Itu saja!

Secara modern dapat dikatakan pula bahwa Katekese Umat adalah analisis sosial dalam terang iman. Kita melihat situasi yang ada, mendalaminya dengan menganalisa situasi itu, lalu menyadarinya dalam terang Injil dan kemudian mengambil keputusan untuk bertindak sesuai situasi dan ajaran Injil itu.

Oleh sebab itu, Katekese Umat secara operasional pastoral dapat diartikan  sebagai usaha kelompok untuk melihat, mendalami, dan menafsirkan hidup nyata dalam  terang njil, dan dengan demikian kelompok iu mendapat visi baru (matanoia) untuk mengambil keputusan dan bertindak.

2.  Teologis

Secara teologis, Katekese Umat disebut komunikasi iman. Suatu bentuk katakese dari umat, oleh umat, dan untuk umat. Katakese ini bertumbuh bersama dengan bergesernya visi Gereja dari Gereja institusional yang bersifat hierarkhis pyramidal ke Gereja communio.  Dalam Gereja institusional, katekese lebih bersifat dari atas ke bawah, bersifat informatif, instruksional. Dalam Gereja communio, katekese lebih bersifat komunikatif.

B. Keunggulan Katekese Umat

Rupanya Katekese Umat yang seperti  dipikirkan, dikembangkan, dan dilaksanakan di Indonesia menjadi hal yang agak khas, sehingga bisa menjadi sumbangan yang khas pula bagi Gereja Indonesia, bagi Gereja Asia.

Katekese umat ini mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:

  1. Katekese Umat sering disebut katekese dari umat, oleh umat, dan untuk umat. Dalam Katekese Umat semua peserta aktif berpikir, aktif berbicara, aktif mengambil keputusan. Umat  menjadi subjek dalam berkatakese. Umat sungguh menjadi partisipan dalam berkatakese. Katekese Umat membuat peserta kreatif, kritis, dan, otonom. Katekese Umat menumbuhkan rasa percaya diri, kepribadian dan martabat seseorang. Sudah terbukti bahwa kelompok umat yang sering ber-Katekese Umat, anggota umatnya menjadi semakin kritis dan otonom.
  2. Katekese Umat selalu berbicara tentang hidup nyata dalam terang Injil. Hal ini menyadarkan umat pada intervensi Allah dalam hidup mereka. Itu berarti bahwa dengan Katekese Umat peserta senantiasa disadarkan secara konkret dan aktual bahwa  Allah hadir dn berkarya dalam hidup nyata mereka. Selanjutnya hal itu berarti pula Katekese Umat menjadi sarana yang sangat strategis untuk menumbuhkan sikap iman umat, sebab beriman tidak lain berarti menerima intervensi Allah dalam hidup nyata dan berpasrah kepada-Nya. Kiranya menjadi jelas bahwa kalau kita berhasil menggalakkan musyawarah dalam terang Injil atau Katekese Umat itu, maka kita secara mengena bisa mengkristenkan hidup umat secara menyeluruh sampai ke akar-akarnya. Tidak ada dualisme lagi dalam hidup umat.
  3. Katekese Umat senantiasa mengandalkan kita bahwa dalam berkatakese, umat aktif berkomunikasi. Berkomunikasi tentang hidup nyata dalam terang iman. Akhirnya harus terjadi komunikasi iman itu. Katekese Umat sering pula disebut sebagai komunikasi iman. Semakin umat berkomunikasi iman, umat akan semakin menjadi communio, semakin menjadi Gereja. Semakin menjadi communio umat akan semakin mudah berkomunikasi dalam iman. Pengalaman di banyak tempat menunjukkan bahwa di mana Katekese Umat berjalan dengan baik, di sana communio atau kelompok Gereja basis, Gereja paroki dan keuskupan berkembang semakin mantap! Gereja tidak hanya menjadi Gereja institusi, tetapi Gereja communio yang semakin mandiri.
  4. Dalam Katekese Umat, peserta berbicara dan berkomunikasi tentang hidup nyata. Pembicaraan tentang hidup nyata membuat Katekese Umat dan Gereja menjadi sungguh kontekstial dan terbuka.  Dalam Katekese Umat, Gereja ber-communio dengan dunia. Orientasi Katekese Umat adalah Kerajaan Allah, bukan terbatas pada Gereja saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *