HASIL AKHIR TEMU KARYA KOMKAT REGIO JAWA
Malang, 4-7 Februari 2014
A. PENDAHULUAN
Orang Muda Katolik disebut sebagai modal dasar bagi perkembangan Gereja masa kini dan masa depan. Mereka menempati jalur estafet pengembangan hidup iman menggereja dan masyarakat di posisi yang penting. Mereka diandalkan untuk menjadi penerus pertumbuhan iman dan pengembangan hidup menggereja masa depan. Maka dinamika kehidupan iman Orang Muda Katolik harus mendapatkan perhatian penting dari Gereja. Orang muda perlu diberikan kesempatan untuk mengenal, mengalami dan terlibat secara aktif dalam kehidupan menggereja.
Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II 1979, Catechesi Tradandae no.18 menyatakan bahwa “Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen”. Melalui Surat Apostolik tersebut muncul pertanyaan refleksi: “Apakah Katekese telah menyapa dan menyentuh Orang Muda untuk memasuki kepenuhan hidup iman kristianinya?” Mungkin sudah banyak usaha yang dilakukan untuk itu. Tetapi patutlah kita yang berkecimpung dalam pelayanan Katekese memprakarsai kembali untuk mengevaluasi, merefleksikan kembali apakah Katekese sudah memenuhi kebutuhan, harapan dan menjawabpersoalan-persoalan hidup iman Orang Muda Katolik.
Berdasarkan pemaparan diatas maka kita perlu menjawab kebutuhan Orang Muda akanupaya kateketis yang menyapa mereka dan menggerakkan sampai pada tingkat kedalaman hidup dan iman. Perkembangan sarana dan media komunikasi yang terus berkembang pesat juga harus menjadi pertimbangan penting bagi upaya ini. Orang muda memiliki energi yang besar, dinamis dan cepat dalam mengikuti perkembangan tehnologi. Maka perlu dirumuskan hal-hal berkaitan dengan tantangan, kebutuhan, strategi pewartaan yang relevan bagi Orang Muda.
Komisi Kateketik Regio Jawa melalui temu karya hendak merumuskan kembali tema-tema, metode-metode katekese di era digital yang menyapa kaum muda dan membantu meningkatkan kedalaman penghayatan iman. Maka Temu Karya Komkat Regio Jawa memilih tema “Katekese Orang muda di Era Digital”. Untuk membahas dan mempertajam tema di atas maka dalam proses pertemuan dibantu oleha beberapa nara sumber antara lain: Rm.YC. Eko Atmono,Pr.
Temu Karya dilaksanakan pada Selasa-Jumat, 4-7 Februari 2014di Pusat Pastoral UNIO Keuskupan malang, Jl.J.A.Suprapto No.75 Malang, Jawa Timur. Peserta yang hadir dalam pertemuan ini berjumlah 50 orang. (12 imam, 9 OMK, 29 katekis dan tim Komkat Keuskupan di Regio Jawa).
B.PROSES JALANNYA PERTEMUAN
Pertemuan diawali dengan misa pembukaan yang di pimpin oleh Rm.YC. Eko Atmono,Pr (Vikjen Keuskupan Malang), kemudian dilanjutkan dengan perkenalan semua peserta dan gambaran tujuan dari temu karya ini. Seluruh rangkaian acara temu karya dirumuskan dalam 12 sesi untuk mencapai tujuan pertemuan. Adapun gambaran singkat dan catatan dari seluruh proses pertemuan sbb:
Sesi 1: Sharing karya masing-masing keuskupan dan tindak lanjut temu karya komkat Regja 2013.
•Komkat telah mencoba melaksanakan tugas dan perannya dengan semaksimal mungkin, sesuai dengan konteks masing-masing: arah pastoral keuskupan, tantangan, dinamikanya masing-masing.
•Komkat keuskupan menindaklanjuti temu karya komkat regio dengan caranya masing-masing dengan mencoba mengembangkan katekese yang menjawab kebutuhan dan perkembangan zaman melalui metode, sarana/media (film, musik, foto, gelar budaya), dan fokusnya.
•Memberikan pendampingan, pembekalan dan dukungan pada para pewarta: rekoleksi, temu raya, pelatihan/pembekalan.
•Namun dirasa komkat belum banyak memiliki modul-modul pengembangan iman terutama bagi orang muda.
Sesi 2: Sharing dinamika, Kebutuhan, harapandan tantangan kaum muda dalam menghayati hidup berimannya.
Perwakilan Orang Muda dari masing-masing keuskupan menyampaikan sharing yang terangkum sbb:
•Iman itu penting tetapi belum dikemas dan diwartakan secara menarik sehingga kurang menyentuh orang muda, semacam ada gap antara pendamping dan yang didampingi (orang muda).
•Dirasakan ada banyak kesulitan dan tangtangan dalam mendampingi orang muda. Maka harapannya adalah janganlah putus asa untuk terus mendengarkan dan memahami dunia orang muda dan mencari bentuk pendampingan yang sesuai dengan karakter orang muda dalam jamannya.
•Perlu disadari juga bahwa orang muda memiliki kreativitas dan energi yang besar untuk melalukan banyak hal sehingga perlu dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berkreasi.
•Orang muda bukanlah obyek pewartaan tetapi sekaligus subyek pewartaan karena mereka bisa menjadi pewarta bagi teman-temannya. Yang perlu didampingi adalah memberikan isi dari pewartaan itu.
•Pendampingan orang muda terkait dengan komisi lain, maka perlu dijalin kerjasama dengan komisi lain (komkep, komlit, komsos, dll.) agar terjadi sinergi.
Sesi 3: Pemetaan dan analisa dinamika, Kebutuhan, harapan dan persoalan/tantangan kaum muda dalam menghayati hidup berimannya di masa kini.
Rm. Denny sebagai narasumber memaparkan catatan mengenai bagaimana menjawab kebutuhan katekese orang muda di era digital yang terangkum dalam tema: “Menjadi Teman Seperjalanan Bagi Orang Muda Dalam Menghayati Imannya.” Beberapa catatan yang dikemukakan sbb:
•Metode yang ditawarkan dalam katekese orang muda adalah menggunakan teori preskriptif (metode pembelajaran yang optimal melalui goal oriented)
•Dalam berkatekese secara umum perlu ditetapkan bentuk/dimensi penyajian isi katekese agar katekese terarah pada tujuan perkembangan iman yang dituju, yaitu: agar peserta kateketis makin bergiat mempraktikan hidup imannya (bentuk praktis), makin memperdalam pengenalan akan sejarah keselamatan yang berpuncak pada misteri Kristus (bentuk historis), mengetahui lebih jauh ajaran teologis dan dogmatis untuk mencapai kebenaran iman yang hakiki (bentuk sistematis), mengenal dan memperdalam inspirasi kesaksian hidup dan iman tokoh-tokoh suci (Santo-santa, pejuang iman Kristiani dari jaman ke jaman, Yesus Kristus).
•Tujuan akhir dari pembelajaran dalam katekese adalah orang muda semakin menjadi orang katolik yang mengalami pertumbuhan iman dari consensual religion menjadi committed religion(individuative-reflective faith) secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Orang muda juga diharapkan mengalami intimacy dengan Allah dan kehidupan iman agar memiliki solidarity sebagai buah dari perkembangan imannya.
Sesi 4: Pemetaan dan analisa persoalan/tantangan pembinaan iman orang muda di era digital dan harapan dalam dinamika katekese di era digital.
•Prof. Dr. Ig. Bambang Sugiharto menyarikan kasanah pergumulan hidup kaum muda dan konsekuensi bagi pembinaan iman kaum muda. Pemaparan diawali dengan deskripsi tentang karakteristik umum dunia orang muda yang disebut sebagai Generasi ‘Net’ (Net-Generation) yang ditandai dengan kemampuan multi-tasking dan serba simultantak tahan proses panjang, tidak tekun, , tendensi logis-pragmatis sangat kuat, nyaris tak ada tempat untuk reflektivitas mendalam, pola pikir maupun jalur hidupnya cenderung tidak linear; mereka fleksibel dan mampu memahami sesuatu dari banyak sisi.
•Meski disadari ada berbagai macam kontradiksi dalam kehidupan dalam konteks Indonsia terutama dalam pertumbuhan hidup beriman dan beragama, tetapi tetaplah dibutuhkan kesadaran baru untuk memberi perhatian yang konkrit sistematis terhadap pembinaan orang muda dalam kerangka katekese. Adapun beberapa inspirasi untuk arah dan capaian pembinaan katekese orang muda antara lain:
Orang muda diberikan kesadaran akannilai danposisi unik Kristianitas dalam perkembangan peradaban dunia, kendati segala ambiguitas dan kontradiksi dalam Gereja.
Orang muda perlulah membentuk nalar reflektifdi kalangan mereka; dibiasakan berani berpikir bebas.
Pendidikan iman perlu mengingatkan mereka atas pentingnya konsistensi dan integritas sebagai ukuran kualitas imani dan kemanusiaan mereka. Kerangka wacananya barangkali bukan lagi soal dosa dan hukuman neraka, melainkan soal ‘pertumbuhan kualitas kemanusiaan/evolusi kematangan diri’.
Selain diskusi reflektif ke dalam, alam berpikir praktis-pragmatis orang muda kini sebetulnya dapat dimanfaatkan untuk melahirkan aksi-aksi konkrit yang penting, ke luar. Pada sisi ini tendensi non-linear mereka dapat mendorong ke arah kreativitas-kreativitas yang tak terduga.
Ketika agama sebagai pranata kini kehilangan wibawa akibat bermacam kontradiksinya sendiri, sikap yang tepat untuk mengatasi keterpurukan itu kiranya rendah hati, berrefleksi bersama, lebih berani melakukan oto-kritik, dan berani pula melakukan terobosan-terobosan pembaharuan yang diperlukan (seperti tampak pada sikap Paus Fransiskus hari-hari ini).
Pendidikan iman bagi kaum muda saat ini memang berat, menuntut kedalaman, kematangan dan keluasan wawasan yang ekstra, tapi terutama kesaksian hidup yang mengesankan.
Sesi 5: Modul Katekese Orang Muda
Rm.Didik Bagiowinadi, Pr mengemukakan hal-hal praktis dalam berkatekese yang didasarkan pada dokumen “Catechesi Tradendae” (no.18), yakni:
Orang muda bukanlah obyek katekese tetapi subyek atau pelaku katekese umat bedasarkan panggilan iman dan makna katekese sebagai kesaksian iman.
Ada beberapa usulan atau masukan tema katekese orang muda yang sesuai dengan era digital: PeDe vs minder dan iri hati, Persahabatan sejati, Perjuangan keadilan dan kebenaran, Kebenaran Katolik diantara kebenaran2 lain, kemurnian hati di era digital, kesuksesan, kawin campur.
Skema Modul Katekese
Sesi 6: Mengolah aspek-aspek kateketis
Setelah semua peserta mendengarkan sharing kebutuhan, tantangan dan harapan kaum muda dalam menggumuli imannya serta mendapatkan masukan dari para narasumber maka semua peserta melakukan diskusi kelompok. Mereka diajak untuk menyiapkan kerangka modul katekese bagi orang muda yang akan menjadi pedoman/bahan gerak bersama mendampingi dan berkatekese bagi orang muda. ‘ Tema-tema yang dihasilkan dalam diskusi kelompok antara lain: 1).“I hate to fast” 2).Mencintai Ekaristi 3).Iman tanpa perbuatan adalah mati 4).Imanku low-bat 5).Hari gini, tekun? Cape dech! 6).Mati gaya, siapa takut? 7).Persahabatan Sejati 8).Bersahabat dengan lingkungan alam 9).Aku dan keputusanku 10).Siapa mau do(nt) qu(it)?? 11).Mengapa aku tetap menjadi Katolik 12).Perjumpaan 13).Solidaritas
Sesi 7: Penyegaran
Setelah mengalami proses yang cukup padat, maka dirasa perlu untuk mengadakan refreshing bersama untuk tujuan selain rekreasi bersama juga untuk membangun kebersamaan dan persaudaraan yang lebih erat antar peserta. Rekreasi bersama dilakukan di obyek wisata Jatim Park 1 Batu-Malang.
Sesi 8: Pleno
Dari hasil diskusi kelompok ditemukan catatan kritis yang disampaikan oleh Rm.Denny sbb:
•Kesan: OMK berada dalam posisi masih perlu mengolah identitas/citra diri, maka para katekis/pendamping OMK harus bersama komkep ambil bagian dalam kerjasama pendampingan.
•Karena “Proses”diangkat sebagai tema aktual maka “Proses” habitus baru OMK saat ini.
•Ketika orang bisa ikuti sebuah proses maka menjadi tanda bahwa orang bisa merawat kehidupan. Orang yang dapat membantu itu menyenangkan.
•Orang yang terlibat harus mau membangun perjumpaan. Dari perjumpaan muncul proses beriman (atau mengalami intimacy)
Sesi 9: Informasi dari Komkat KWI
Rm.Leo Sugiyono (Sekretaris eksekutif Komkat KWI) menyampaikan beberapa pokok informasi:
-Landasan Kegiatan Komkat KWI
-Pengurus Komkat KWI
-Fokus Kegaiatan Komkat KWI (PKKI XI – Pernas Katekis III)
-Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dicanangkan sebagai: “Tematik-integratif” sebagai jawaban atas ulang tahun emas bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan kebutuhan dunia pendidikan di masa kini dan masa depan. Kurikulum 2013 ingin mengembangkan 4 sikap dalam diri peserta didik: sikap spiritual, sosial, pengetahuan, ketrampilan.
Sesi 10:Rencana Bersama Komkat Regio Jawa: Menyusun Modul Katekese Orang muda di era dgital sesuai dengan hasil diskusi. Hasil akhir modul katekese diserahkan dan diolah bersama dalam pertemuan persiapan Agustus 2014 di Keuskupan Purwokerto.
Rencana Tindak Lanjut di masing-masing Keuskupan:
•Malang; mewadai kelompok orang muda untuk berkolaborasi dengan komisi kateketik dan kepemudaan untuk membuat orang muda peduli pada imannya dan karya pewartaan.
•Surabaya; sosialisasi hasil temu karya 2014, membuat jejaring dengan Komkep, Komsos, KKM.
•Purwokerto; pemetaan perkembangan dan pertumbuhan manusiawi dan rohani menuju kepenuhan hidup dalam Kristus bekerja sama dengan komisi dan kelompok bina terkait, bekerja dengan komkep membuat modul pembinaan iman kaum muda.
•Semarang; bekerja sama dengan komsos, komkep menyusun katekese orang muda ditempatkan dalam formatio berjenjang, menyusun media-media katekese bentuknya dinamika kelompok, film, aplikasi.
•Bandung;
•Bogor; semakin menyempurnakan modul katekese yang dihasilkan temu regja 2014, bekerja sama dengan MPK dan Komkep untuk program katekese orang muda.
•Jakarta; memberi sosialisasi hasil regio jawa bagi katekis di dekanat2 saat kunjungan dengan tekanan orang muda menjadi pelaku pewarta diantara orang muda sendiri, memberi hadiah kepada komkep modul katekese orang muda di bulan Juni dan bekerja sama dengan komkep.
3. RENCANA BERSAMA-REKOMENDASI
Setelah seluruh proses temu karya ini dilaksanakan, maka dapat dirumuskan rencana bersama dan rekomendasi tindak lanjut yang diharapkan, yakni:
•KWI: Diharapkan Komkat KWI memberi perhatian terhadap katekese orang muda di era digital untuk para katekis, pendamping orang muda. Perhatian tersebut bisa berbentuk pembinaan dan pelatihan dan gerak bersama seluruh komkat baik itu untuk katekis dan penggerak-pembina orang muda dengan berbagai modul yang mendukung. Komkat KWI diharapkan membuat terobosan-terobosan yang perlu dilakukan berkaitan dengan memperbaharui bahan ajaran pendidikan iman (terkait kurikulum 2013).
•Komkat: memberi perhatian terhadap dinamika pertumbuhan iman kaum muda yang hidup ditengah arus perkembangan jaman (era digital). Komkat diharapkan berperan aktif untuk memberikan pendampingan iman melalui katekese terpadu terutama melalui perwujudan hasil temu karya 2014 ini. Komkat harus terbuka untuk bersinergi dan bekerja sama dengan komisi lain terkait katekese orang muda agar tujuan pewartaan tercapai secara efektif dan maksimal dan menyiapkan tenaga pastoral dalam katekese orang muda.
•Para katekis dan pendamping kaum muda: diharapkan seluruh tenaga dan aktivis pendamping-penggerak orang muda terlibat aktif dan terus menerus memberikan perhatian dan pelayanan bagi terlaksananya katekese orang muda dengan isi pewartaan, metode dan media yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi hidup mereka ditengah perkembangan jaman yang aktual.
•Agenda Temu Karya Komkat Regio Jawa 2015:
Pertemuan Koordinasi/Persiapan; tempat: Hening griya, Keuskupan Purwokerto, waktu: 19-21 Agustus 2014
Temu Karya Komkat Regio Jawa 2015;tempat: Keuskupan Bogor,
4. PENUTUP
Demikian catatan akhir yang dirumuskan sebagai resume dan rekomendasi dari seluruh proses temu karya komkat regio jawa 2014. Semoga hasil seluruh proses ini dapat diwujudkan sebagai gerak bersama komkat untuk memberi perhatian dan pendampingan intensif bagi orang muda melalui kasanah katekese yang efektif, sistematis dan sesuai dengan tuntutan dan konsekuensi perkembangan jaman. Selamat melanjutkan proses ini.
Luar biasa bahwa pihak Gereja sangat prihatin dengan orang muda terutama dalam hal pembinaan iman orang muda di arus Digitalisasi yg semakin menarik.