Renungan Hari Minggu, Hari Raya Pembaptisan Tuhan:   “Engkau Berkenan Di Hatiku”

Bacaan: Yes. 55:1-11; 1Yoh 5:1-9; Mrk. 1:7-11.

Menjadi orang kesayangan dan kebanggaan adalah kerinduan dan harapan yang wajar bagi setiap orang. Tentu saja berkenan di hati. Menjadi orang kesayangan, dibanggakan dan berkenan di hati memiliki beberapa syarat atau kriteria tertentu, seperti: baik, rajin, ramah, jujur, suka membantu, mengasihi, sikap, perilaku hidup dan tutur bahasa yang baik, dan masih banyak lagi. Hal-hal baik selalu menjadi kebanggaan dan berkenan bagi banyak orang.

Yesaya menunjukkan bagaimana menjadi berkenan di hadapan Allah. Orang yang berkenan di hadapan Allah adalah orang yang terbuka hatinya untuk menerima tawaran kasih Allah yang mengundang setiap orang untuk mengikuti perjamuan keselamatan. Keterbukaan hati menerima tawaran keselamatan Allah melalui pertobatan, menjadi kesempatan untuk memperoleh keselamatan itulah yang berkenan.

 Yesus sebagai Putera kesayangan dan yang berkenan kepada Bapa, dinyatakan Bapa ketika Yesus menerima pembatisan Yohanes. Pembaptisan Yesus adalah momen penting Yesus dilantik menjadi Mesias dan Pembebas yang baru dengan cara yang sangat sederhana,dimana Ia merendahkan diri, solider dengan manusia yang lain. Pembaptisan Yesus sebagai pernyataan bahwa kasih Allah yang menjadikan manusia layak di hadapan-Nya, dengan suara yang berseru dari langit, serta Yohanes sebagai penghubung Perjanjian Lama dan Baru ditampilkan bagi kita. Yesus dilantik untuk menjadi Mesias dan Pembebas dengan kata-kata “Engkaulah Putera-Ku yang terkasih, kepadaMulah Aku berkenan”. Putera yang berkenan itu mewartakan dan memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu nyata dalam dan dialami ketika orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang tertawan dibebaskan, setan-setan diusir, orang mati dibangkitkan, maka Allah sebenarnya mulai meraja dalam diri Yesus. Yesus adalah kabar baik Allah bagi manusia. Kabar yang menyelamatkan. Allah yang solider dan senasib dengan manusia. Ia sungguh Putera Bapa yang terkasih, yang kepada-Nya Bapa berkenan. Dan kita pun diundang menjadi putera-puteri kesayangan Bapa dan berkenan di hati Bapa.

Kita pun telah menerima pembaptisan yang membuat kita menjdi Anak Allah, ahli waris Kerajaan Bapa, anggota resmi Gereja yang satu, kudus, Katolik dan Apostolik, menjadi satu dalam seluruh perjuangan bersama Yesus, menjadi senasib ssperti Yesus, menjadi putera-puteri kesayangan dan kebanggaan Bapa. Hal ini menjdi nyata kalau kita pun menerima Yesus dan menjadi kabar baik, kabar keselamata bagi orang lain. Kalau hidup dan karya kita sungguh menampakkan dan mewartakan kehadiran Kerajaan Allah di tengah-tengah kita. Melalui sikap dan hidup kita sehari-hari, kita berusaha untuk menjadi putera-puteri kesayangan, kebanggaan, yang berkenan di hati Bapa dan sesama. Bila  pola dan jalan hidup Yesus juga menjadi pola dan jalan hidup kita. Kita juga sudah menerima pembaptisan, menjadi anggota Gereja dan anggota dari Keajaan Bapa. Pembaptisan menjadikan kita manusia yang layak, yang diurapi dan Roh-lah yang bekerja dan mengarahkan kita. Pembaptisan membuat kita menjadi manusia yang berkenan dan manusia kesayangan serta kebanggaan di hati Bapa. Maka, bagaimana usaha kita untuk selalu menjadi putera-puteri kesayangan, kebanggaan serta berkenan kepada Bapa dan juga kepada sesama, serta terus membaharui kembali janji-janji baptis kita.

Kita berdoa: Ya Bapa, utuslah Roh-Mu dan urapilah hati dan budi kami senantiasa, agar seluruh hidup dan karya kami, sungguh berkenan di hati-Mu. Semoga kami selalu menjadi putera-puteri kesayangan-Mu, kini dan sepanjang masa. ***

Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *