Bacaan : Yes. 33:14-16; 1Tes. 3:12-4:2; Luk. 21: 25-28. 34-36
Penginjil Lukas di awal Tahun Liturgi Gereja pada minggu pertama Adven ini mengajak kita untuk merenungkan akhir kehidupan. Karena kehidupan ditentukan oleh saat akhir ini. Saat di mana kita menyongsong kedatangan Kristus yang mulia. Meskipun kita tahu bahwa Kristus pasti datang, namun tetap juga perlu selalu disadari bawa kedatangan-Nya perlu disiapkan dengan sikap yang tulus. Hanya kepercayaan dan harapan yang teguh mampu menunjukkan kepada kita jemaat beriman bahwa kedatangan-Nya membawa ketenangan.
Kisah Injil berbicara tentang kecemasan dan ketakutan manusia menghadapai saat akhir yang begitu dasyat. Dalam ketakutan, kecemasan, dan dalam kebingungan itu manusia mencari pegangan, mencari keselamatan. Penginjil melukiskan dengan sangat jelas, “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubungan dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang”. Dan boleh jadi saat ini kita sedang takut, cemas dan bingung, ketika situasi pandemi covid-19 tidak pernah berhenti. Sudah begitu banyak orang yang telah menjadi korban, orang-orang kehilangan pekerjaan, bahkan kehilangan orang-orang yang ia kasihi. Ketika problem kehidupan terus melanda di segala lini kehidupan. Menjadi pertanyaan, apakah yang bisa kita andalkan dan harapkan. Badai ini rasanya belum juga berlalu.
Penginjil Lukas menasehati agar “jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan jangan sampai Hari Tuhan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat”. Ketidak-siapan hati manusia membuatnya jauh dari keselamatan. Sikap yang berjaga sambil berdoa memberikan harapan dan kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi.
Adven adalah saat rahmat untuk mempersiapkan hati, berjaga untuk menyambut Tuhan yang akan datang. Ia datang kapan saja. Ia datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Adven menjadi kesempatan untuk kita mengangkat muka, memandang Dia yang datang. Ia sudah datang, Ia juga sedang datang dan akan datang. Maka sikap berjaga pada zaat ini, kini dan di sini harus dimaknai dengan bertobat, berharap dan dengan penuh sukacita sebagaimana Rasul Paulus menasehati agar kita sungguh berkenan kepada Allah dan melakukan lebih bersungguh-sungguh lagi supaya kita tidak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita bersama orang kudus-Nya.
“Angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat” mengajak kita untuk tidak hanya memandang diri kita, sibuk dengan kepentingan-kepentingan diri, tidak peduli dengan sesama dan Tuhan, yang mengandalkan kekuatan sendiri. Adven menjadi kesempatan untuk menyambut undangan Tuhan untuk kembali memandang Tuhan, menaruh harapan pada-Nya. Sebab di dalam Dia-lah terpenuhilah penyelamatan kita. Keselamatan kita ada di dalam Tuhan yang datang dekat, hadir dan hidup di tengah kita, dalam hati kita, dalam keluarga dan komunitas kita. Kita akan diselamatkan ketika hidup kita selalu berkenan kepada Allah, tak bercacat dan kudus di hadapan-Nya. Kita mohon rahmat dan berkat-Nya agar adven kita sungguh menjadi saat keselematan, penuh berkat berlimpah.**
Ditulis oleh Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komkat KWI
Terima kasih telah berbagi renungan ini untuk persiapan Minggu adven 1, buat kami para petugas pastoral akan sangat bermanfaat dengan renungan2 tiap Minggu, khususnya teman2 kami yang di pedalaman di stasi2 yang akan memimpin ibadat sabda mingguan.