Menjadi Fasilitator Katekese Yang Handal Di Era Digital

REGIO NUSRA 15.jpg

Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara (meliputi Kesukupan; Denpasar, Weetebula, Ruteng, Ende, Maumere, Larantuka, Kupang, Atambua) mengadakan Pertemuan Tahunan XXXV di Rumah Retret Bello – Keuskupan Agung Kupang selama lima hari, Senin, 24 Agustus – Jumat, 28 Agustus 2015. Berikut disampaikan “Rumusan Hasil Akhir dan Rekomendasi Pertemuan Komisi Kateketik Regio Nusra dengan Tema : Menjadi Fasilitator Katekese Yang Handal Di Era Digital”

Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara (KOMKAT NUSRA) mengadakan Pertemuan Tahunan XXXV di Rumah Retret Bello – Keuskupan Agung Kupang selama lima hari, Senin, 24 Agustus – Jumat, 28 Agustus 2015. Pertemuan ini diikuti oleh 42 orang utusan dari Komkat Keuskupan Se-Regio Nusra, minus utusan dari Komkat Keuskupan Agung Ende. Hadir pula Staf Komkat KWI Bapak Daniel Boli Kotan dan Bapak Purwono Nugroho Adhi selaku fasilitator. Pada hari kedua, disela-sela pelatihan, Dirjen Bimas Katolik RI, bapak Eusabius Binsasi berkesempatan hadir dan memberikan sambutan dan dialog bersama peserta.

LATAR BELAKANG
Pertemuan Komkat Nusra ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Tema Pertemuan Komkat NUSRA XXXV adalah, “MENJADI FASILITATOR KATEKESE YANG HANDAL DI ERA DIGITAL.” Tema ini merupakan follow up dari PKKI X di Bandung, 10-16 September 2012 dan kelanjutan dari Petemuan Tahunan Komkat Regio Nusra sebelumnya di Wisma Nele Keuskupan Maumere, 26-30 Agustus 2013, dan Pertemuan terakhir di Keuskupan Atambua, tanggal 26-30 Agustus 2014.

PKKI X merekomendasikan :
1)Untuk Komkat Regio :
a.Mengevaluasi secara berkala implementasi hasil PKKI X di masing-masing Keuskupan.
b.Mengadakan pertemuan Komkat Regio secara berkala.
c.Menyelenggarakan lokakarya untuk merumuskan tema-tema tertentu dalam katekese di era digital, khususnya katekese digital yang menyapa keluarga dan orang muda.
d.Bekerjasama dengan Bimas Katolik di wilayahnya dalam pengembangan katekese berbasis media.
2). Komkat Keuskupan :
a. Mensosialisasikan dan mengimplementasikan hasil PKKI X di tingkat keuskupan.
b. Mengevaluasi secara berkala implementasi hasil PKKI X
c. Menyusun modul katekese di era digital, khususnya katekese digital yang menyapa keluarga dan orang muda.
d.Membuat pelatihan penggunaan alat-alat digital dalam rangka berkatekese di era digital
e.Bekerjasama dengan komisi-komisi lain dalam pengembangan karya katekese di era digital.
f.Bekerjasama dengan Bimas Katolik di wilayahnya dalam pengembangan katekese berbasis media.

Selanjutnya Pertemuan Komkat Regio Nusra XXXIV di Atambua merekomendasikan :

1. Untuk Keuskupan Se-Regio NUSRA :
•Para Uskup dan para Imam perlu mendukung dan memfasilitasi para fasilitator Katekese Umat untuk mengikuti pelatihan secara berkelanjutan.
•Memberikan dukungan dana untuk pengadaan modul dan pelatihan.

1. Untuk Komkat KWI:
• Menyiapkan modul-modul pelatihan dan katekese di era digital secara berkelanjutan.
• Memberi dukungan dana dan memfasilitasi pelaksanaan pelatihan fasilitator Katekese umat di setiap Keuskupan.

TUJUAN :
1. Mengevaluasi implementasi hasil PKKI X di masing-masing Keuskupan.
2. Memperdalam pemahaman tentang Katekese di Era Digital.
3. Mendapatkan pelatihan tentang bagaimana menggunakan sarana digital dalam berkatekese serta latihan berkatekese digital.

PROSES PERTEMUAN
Pertemuan hari pertama diawali dengan Misa Kudus yang dipersembahkan oleh Uskup Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang, didampingi oleh Rm.Fransiskus Emanuel da Santo,Pr (Penghubung Komkat Regio Nusra), Pastor Paroki St.FRansiskus Asisi-Kolhua-Kupang dan para imam yang menjadi utusan dari masing-masing Keuskupan Se-Regio Nusra. Sesudah misa dilanjutkan dengan acara ramah-tamah bersama umat paroki St. Fransiskus Asisi Kolhua-Kupang.
Pertemuan hari kedua diawali dengan perayaan Ekaristi pagi dan dilanjutkan dengan laporan evaluasi kegiatan dari masing-masing Komkat Keuskupan tahun 2014 dan program tahun 2015. Pada akhir acara hari kedua, Dirjen Bimas Katolik RI, bapak Eusabius Binsasi, berkenan hadir memberikan pengarahan dan dialog dengan peserta.

Hari ketiga, para peserta dibimbing untuk memahami era digital serta trampil menggunakan media digital melalui pelatihan E-Katekese, khususnya penguasaan dua akun multimedia digital yakni “Prezi.Com” dan “Cliptomaze.com”.

Hari keempat diisi dengan evaluasi dan kesepakatan serta ziarah doa ke Taman Ziarah Yesus – Maria , Oe Bello-Kupang dan ditutup dengan perayaan Ekaristi pada malam hari di Rumah Retret-Bello.
(Resume proses acara dari hari pertama sampai hari terakhir terlampir).

REKOMENDASI
Setelah mengikuti Pertemuan dan Pelatihan Katekese Digital, para peserta Pertemuan Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara XXXV menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Untuk Keuskupan Se Regio NUSRA :
•Para Uskup dan para Imam perlu mendukung dan memfasilitasi para fasilitator Katekese Umat untuk mengikuti pelatihan secara berkelanjutan.
•Memberikan dukungan dana untuk pengadaan modul dan pelatihan.

2.Untuk Komkat KWI:
•Menyiapkan modul-modul pelatihan dan katekese di era digital secara berkelanjutan.
•Memberikan perhatian dan dukungan kepada Komkat Regio dengan dukungan dana yang lebih berarti demi kelangsungan pertemuan tingkat Regio. Komisi Kateketik Regio Nusra mengusulkan agar jumlah dana yang diberikan untuk mendukung kegiatan Komisi Kateketik tingkat Regio, perlu dinaikan agar bisa membantu Keuskupan yang menjadi tuan rumah atau penyelenggara pertemuan Regio.
•Memberi dukungan dana dan memfasilitasi pelaksanaan pelatihan fasilitator Katekese umat di setiap Keuskupan.
•Memberikan pelatihan atau sosialisasi K-13 kepada para Ketua Komkat Keuskupan pada masing-masing Regio, maupun Komkat Keuskupan sesuai kebutuhan.

Demikian rumusan hasil akhir dan rekomendasi pertemuan Komkat Regio Nusra XXXV ini. Semoga berguna bagi pengembangan Karya Katekese yang lebih baik lagi di Keuskupan-keuskupan se- Regio Nusra.

Rumah Retret Bello, Kupang
24 – 28 Agustus 2015
Ttd
Para peserta Pertemuan Komkat Regio Nusra XXXV

Lampiran :

RESUME PROSES PERTEMUAN KOMKAT REGIO NUSRA XXXV
Rumah Retret Bello-Kupang, 24-28 Agustus 2015.

Pertemuan hari pertama diawali dengan Misa Kudus yang dipersembahkan oleh Uskup Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang, didampingi oleh Rm.Fransiskus Emanuel da Santo,Pr (Penghubung Komkat Regio Nusra), Pastor Paroki St.FRansiskus Asisi-Kolhua-Kupang dan para imam yang menjadi utusan dari masing-masing Keuskupan Se-Regio Nusra. Dalam kotbahnya, Mgr. Petrus Turang menegaskan bahwa perlunya mencermati dan menguasai media digital untuk karya pewartaan yang tepat bagi umat. Penguasaan media digital menurut Mgr.Turang sangat penting mengingat perkembangan teknologi komunikasi tidak bisa dibendung. Dicontohkan bahwa seringkali para katekis atau fasilitator katekese umat oleh karena hanya masalah sepele seperti tidak tahu menggunakan peralatan “in focus”, laptop dan sebagainya, lalu segala persiapan pewartaan menjadi terbengkalai. Lebih dari itu Mgr.Turang juga menegaskan bahwa para pewarta sabda atau Katekis jangan hanya menjadi ilmuwan kateketik, tetapi harus mampu menggunakan ilmu dan ketrampilan kateketik itu dengan terlibat aktif mendampingi umat, membangkitkan iman dan harapan umat untuk lebih dekat dengan Tuhan. Karya katekese atau pewartaan haruslah menggerakkan dan menjadi penghubung umat kepada pengenalan akan Tuhan. Sesudah misa dilanjutkan acara ramah-tamah bersama umat Paroki St. Fransiskus Asisi-Kolhua-Kupang.

Dalam sambutannya, Ketua Penghubung Komkat Regio Nusra, Rm.Frans Emanuel da’Santo, Pr., mengatakan, “ Tema utama pertemuan Komkat Regio Nusra XXXV ini adalah: “Katekese Digital”. Sebuah tema yang direkomendasikan dalam PKKI X di Bandung, mengingat dampak dari perkembangan dunia digital ini sangat berpengaruh pada kehidupan keluarga pada umumnya. Menindaklanjuti hasil PKKI X tersebut, pada tahun 2013 dalam pertemuan di Keuskupan Maumere telah dibicarakan soal bagaimana mendaratkan Katekese digital di tengah umat. Sedangkan dalam pertemuan di Keuskupan Atambua tahun 2014, sudah mulai dengan pelatihan mengenal dunia digital dan mencoba berkatekese secara digital, namun terhambat oleh “sinyal” yang tidak terkoneksi dengan baik ke saluran internet. Karena itu dalam pertemuan Atambua, disepakati untuk melanjutkan kembali pelatihan Katekese Digital ini di pertemuan berikut yakni di Keuskupan Agung Kupang. Semoga pada pertemuan kali ini tidak terhambat oleh factor sinyal sebagaimana di Atambua.”

Kekonsistenan Komkat Regio Nusra dalam melaksanakan amanat PPKI X Bandung mendapat apresiasi dari Komkat KWI. Daniel Boli Kotan yang mewakili Sekretaris Eksekutif Komkat KWI dalam sambutannya mengatakan, “Komisi Kateketik Regio Nusra tercatat sebagai Regio yang paling konsisten dalam melaksanakan amanat PKKI X Bandung. Tidak hanya soal mensosialisasikan dan melaksanakan pelatihan Katekese Digital. Komkat Regio Nusra juga menghasilkan modul-modul tematis yang dipakai di Regio Nusra dan digunakan pula oleh Region lain. Untuk kepentingan pelatihan kali ini, kami dari Komkat KWI telah menulis sebuah buku berjudul “Hidup Di Era Digital, Gagasan Dasar dan Modul Ketekese”, yang menjadi salah satu buku yang akan digunakan selama pelatihan ini.

Pertemuan pada hari kedua diawali dengan perayaan Ekaristi pagi dan dilanjutkan dengan laporan evaluasi kegiatan dari masing-masing Komkat Keuskupan tahun 2014 dan program tahun 2015. Laporan dipandu oleh Rm.Fransiskus Emanuel da Santo, Pr. Dari keseluruhan laporan Komkat masing-masing Keuskupan, di sana sini masih banyak tantangan dan permasalahan mengenai pelatihan katekese digital mengingat keterbatasan sarana digital dan berbenturan dengan tema pastoral Keuskuapan yang menjadi fokus utama program kegiatan di masing-masing Keuskupan. Selain itu di daerah-daerah pedesaan kendala tidak ada sinyal membuat kesulitan melaksanakan katekese digital. Karena itu ke depan perlu koordinasi lintas Komisi di masing-masing Keuskupan dalam melaksanakan pelatihan Katekese digital.
Pada sesi berikutnya para peserta mendapat masukan tentang Informasi kegiatan Komkat KWI yang disampaikan oleh bapak Daniel Boli Kotan.

Selanjutnya para peserta dibagi dalam 6 kelompok untuk berdiskusi dan berlatih tentang Katekese Era Digital, dipandu bapak Purwono NugrohoAdhi (Staf Komkat Keuskupan Agung Semarang) yang sengaja dihadirkan Komkat KWI karena memiliki keahliannya dalam bidang teknologi komunikasi digital.

Pertemuan pada hari kedua ini diakhiri dengan pengarahan dari Dirjen Bimas Katolik RI, bapak Eusabius Binsasi. Menurut Binsasi, “Katekese Digital merupakan gebrakan spektakuler tapi tak mudah melaksanakannya. Namun, mengingat era digital tak dapat terelakkan lagi maka pertama, kita harus siap untuk masuk kedalamnya atau harus “ber-on line”. Kedua, kita juga harus siap dengan SDM yang berkompeten dan trampil menggunakan media digital guna mendukung karya pewartaan Gereja. Dan ketiga, kita harus siap dengan sarana-prasarana serta berbagai kesiapan teknis lainnya. Sayangnya menurut mantan Kakanwil.Kementerian Agama Prov.NTT ini, “kita selalu terlambat dalam mengadakan persiapan-persiapan tersebut. Tentang media digital, masih banyak orang yang belum memahami dan menggunakannya dalam kesehariannya. Banyak pegawai atau tenaga-tenaga guru yang meskipun sudah dilatih secara khusus untuk menggunakan media digital dalam pengerjaan tugasnya, atau pun dalam laporan administrasi keuangan juga masih salah. Belum lagi soal sarana-prasarana yang tidak mendukung, baik soal media digital, listrik dan sinyal yang belum ada. Karena itu, pertanyaan kuncinya, “Apakah Katekese digital ini merupakan pilihan yang tepat?” Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, kita harus mampu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan negatif mengenai katekese digital ini. Dalam kaitan dengan metode atau media apa pun, kita membutuhkan kesiapan yang matang, terutama kesiapan para fasilitator atau SDM-nya. Jika kita sadar dan siap, maka katekese digital merupakan pilihan yang tepat yang membuat kita tidak ragu-ragu untuk menggunakannya. Kita siap dan yakin karena kita memiliki disposisi batin yang tepat untuk membantu orang lebih bermesraan dengan Yesus dan menghayati imannya dalam hidup nyata setiap hari. Selain itu, dengan kesiapan, kita yakin dapat mendorong umat memiliki relasi yang harmonis dengan Tuhan.”

Pada bagian terakhir pengarahannya, Dirjen Bimas Katolik RI mengatakan, “kita semua mempunyai mimpi besar untuk bisa masuk dalam dunia digital ini, tapi tidak boleh hanya berada dalam mimpi besar tersebut, melainkan harus mampu melampaui mimpi itu dengan kerja yang nyata.” Sesudah memberikan pengarahan, Dirjen Bimas Katolik RI juga masih berkesempatan membangun dialog dengan para peserta seputar hal-hal yang disampaikannya dan mendengar keluhan-keluhan dari para peserta yang mengalami kesulitan dan kurang mendapat perhatian dari Pemerintah setempat.

Hari ketiga pelatihan Katekese Digital Komkat Regio Nusra, diisi dengan program pinteres yang memperkenalkan dasar-dasar E-Katekese kepada peserta, khususnya penguasaan dua akun multimedia digital yakni “Prezi.Com” dan “Cliptomaze.com”. Penguasaan kedua akun ini sangat membantu ketrampilan peserta untuk bisa mengakses multi media digital, seperti bisa melakukan foto-foto dengan membuat narasi atau mazmur modern sesuai obyek foto tersebut dan bisa dibagikan kepada siapa saja. Selain mendapat pelatihan ketrampilan menggunakan media digital, para peserta juga saling memperkaya dalam diskusi-diskusi dan syering tentang pemahaman kristiani mengenai era digital dan pemakaian media digital sebagai sarana pewartaan Gereja.

Pertemuan hari keempat diisi Evaluasi dan kesepakatan serta ziarah doa ke Taman Ziarah Yesus-Maria di Oe Bello-Kupang. Acara penutupan diakhiri dengan misa kudus yang dipimpin oleh Rm.Fransiskus Emanuel da Santo,Pr (Penghubung Komkat Regio Nusra).

Ttd.
Tim Resume Pertemuan Komkat Regio Nusra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *