Renungan Hari Minggu Biasa XXXIII: Tetap Bertekun dalam Pencobaan

RH-JesusInstructingDisciples_DSC_0066.jpg

Bacaan:
Maleakhi 4:1-2a
2 Tesalonika 3:7-12
Lukas 21: 5-19

Bacaan injil hari ini mengisahkan tentang peringatan Yesus kepada para murid-Nya tentang bencana atau peristiwa yang akan menghampiri mereka. Bencana itu bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori. Pertama terkait dengan bencana moril, yaitu munculnya nabi palsu yang mengatasnamakan Yesus. Kedua, adalah bencana fisik, yaitu adanya penganiayaan, penderitaan, dan berbagai penolakan yang dialami oleh para murid Kristus. Yesus meminta agar mereka mempersiapkan diri sebelum Ia datang untuk kedua kalinya, karena akan ada banyak pencobaan yang akan dialami oleh para murid-Nya. Pencobaan itu bisa saja dalam bentuk penolakan dan berbagai soal yang bisa mengancam hidup beriman mereka. Yesus meneguhkan para murid untuk tetap setia, tetap bertekun dalam masa-masa sulit itu.

Pencobaan dan penderitaan yang dialami oleh para murid Kristus bisa menjadi salah satu sarana dalam pewartaan sabda Allah itu sendiri. Orang banyak pasti akan merasa heran saat melihat kita tetap bertahan dalam iman kita saat hidup sudah tidak memungkinkan kita untuk bisa bertahan sebagai orang Katolik. Dengan jalan itu juga, kita menunjukkan kepada dunia bahwa hidup beriman orang Katolik bersifat permanen dan bertahan selama masih hidup di dunia. Untuk ini dalam kitab Maleakhi disebutkan bahwa hari itu akan datang di mana Allah akan menghakimi manusia. Manusia yang hidupnya benar di hadapan Allah akan diselamatkan, sedangkan mereka yang mengikuti jalan fasik akan dibinasakan.

Persoalan yang kemudian muncul adalah bagaimana cara bertahan dalam pencobaan dan tantangan yang akan datang itu. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika mengatakan bahwa mereka harus tetap mengandalkan Kristus dalam setiap sendi kehidupan mereka serta tetap berkerja untuk bisa menghidupi diri mereka sendiri. Pekerjaan Paulus adalah memberitakan Injil. Paulus tidak pernah gentar mewartakan Injil kepada bangsa non yahudi. Dalam pewartaannya, Paulus pun tidak pernah mau menyusahkan umat tempat dia melaksanakan pewartaannya. Dikatakan bahwa Paulus selain pergi mewartakan Injil, juga melakukan beberapa pekerjaan untuk bisa bertahan hidup. Salah satunya adalah menjadi tukang pembuat tenda. Dengan membuat tenda, Paulus bisa menghidupi dirinya sendiri dalam setiap perjalanan misinya. Semua berjalan dengan baik dan kehidupan Paulus sepertinya tercukupi. Semua ini bagi Paulus karena dia telah menempatkan Kristus di atas segalanya dan tidak gentar terhadap apa pun itu karena ada Kristus dalam hidupnya.
Perkataan Yesus hari ini dan bacaan yang direnungkan mengajak kita untuk semakin beriman dalam setiap momen hidup kita. Saat mengalami pencobaan dan penderitaan, orang Katolik diharapkan untuk maju dan menunjukkan kepada banyak orang bahwa Krstus hidup dalam diri kita. Pilihan yang tidak boleh dilakukan adalah lari dari pencobaan lalu memilih jalan lain selain Kristus. Dengan bertekun dalam iman selama masa pencobaan dan penderitaan sampai pada kedatangan Yesus lagi, kita telah mempersiapkan diri untuk diselamatkan. Mari mempersiapkan diri, sebelum saat itu datang. Amin

(Ignasius Lede)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *