Orang miskin pertama yang menginjili Ibu Teresa, kata utusan Vatikan

bunda teresa dalam kenangan.jpg

Fernando Kardinal Filoni, seorang pejabat Vatikan, yang mengunjungi makam Ibu Teresa dari Kalkuta, mengatakan warga miskin di kota India bagian timur itu telah menginjili biarawati tersebut sebelum dia memulai karyanya.

Kardinal Filoni, Prefek Kongregasi Evangelisasi Vatikan merayakan Misa pada 15 September di makam mendiang Ibu Teresa, yang dimakamkan di pusat Misionaris Cinta Kasih (MC), sebuah kongregasi suster yang didirikan dia tahun 1950.
“Ibu Teresa adalah seorang penginjil hebat, tetapi dia pertama kali diinjili oleh orang miskin,” kata pejabat Vatikan itu.

Lahir tahun 1946, Ibu Teresa telah menerima panggilannya untuk melayani “orang termiskin dari yang miskin”.
Di makam itu diadakan intensi khusus untuk berdoa bagi perlindungan semua orang yang terlibat dalam karya evangelisasi di seluruh dunia. Dia juga mengajak para suster berdoa setiap hari untuk karya evangelisasi.

Tiga hari kunjungannya ke India sebagian besar di Kolkata, di mana Beata Teresa mulai pelayanannya di daerah kumuh setelah dia meninggalkan kenyamanan di biara Loreto, meninggalkan kebiasaan biarawati dengan memakai sari India.
“Ibu Teresa menginjili melalui cinta keibuannya yang sederhana kepada yang kurang mampu,” kata Kardinal Filoni.
“Masyarakat miskin adalah bukan penerima, tapi kami adalah penerima dari mereka dan mereka membantu kami mengkonversi diri kami sendiri dan mereka benar-benar adalah penginjil,” kata Kardinal Filoni.

Dia mencatat bahwa para biarawati dari Kongregasi MC ini terus menjadi “peziarah evangelisasi” seluruh dunia di tempat-tempat seperti Baghdad, Hong Kong, Filipina, dan di negara-negara Afrika.
Suster Christy MC, seorang biarawati senior, mengatakan kepada ucanews.com bahwa kongregasinya telah berkembang bahkan setelah Ibu Teresa wafat tahun 1997.
Tahun 1998, Kongregasi MC memiliki 4.000 suster yang bekerja di 606 biara di seluruh dunia; hingga Maret 2015 MC memiliki 5.044 biarawati yang tersebar di 768 biara, 515 dari mereka di luar negeri dan 243 di India.

Mendampingi kardinal itu adalah Uskup Agung Salvatore Pennacchio, Duta Besar Takhta Suci untuk India dan Nepal, dan Uskup Agung Kalkuta Mgr Thomas D’Souza.
Kardinal itu menghabiskan waktu lebih dari dua jam di rumah induk itu, sebelum kunjungan singkat ke Katedral Rosario Maha Kudus, di mana ia memimpin doa singkat.
Kardinal mempersingkat perjalannya 10 hari di Asia Selatan, kembali ke Roma pada 15 September. Sebuah kunjungan ke Nepal yang dijadwalkan pada 15-19 September dibatalkan di tengah perdebatan sengit tentang sekularisme dimasukan dalam konstitusi negara.

Sumber: ucanews.com/indonesia.ucanews.com/2015/09/16

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *